Palembang (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang memblokade jalan protokol di depan Mapolda Sumsel untuk melaksanakan shalat ghaib sebagai solidaritas atas meninggalnya dua mahasiswa di Kendari.
Pantauan Antara, Senin, sekitar 500 mahasiswa yang mengatasnamakan diri Aliansi Mahasiswa Muhammadiyah Bersatu (AMMB) duduk di jalan depan Mapolda Sumsel, mereka menyampaikan orasi tuntutan kasus penembakan mahasiswa di Kendari.
"Usut tuntas kematian kawan kami Randi di Kendari," kata koordinator AMMB, Muhammad Ikbal usai orasi.
Menurut dia, meninggalnya Imawan Randi yang merupakan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) akibat tembakan saat aksi penolakan RUU KPK di Kendari merupakan tragedi yang harus diselesaikan sampai ke akar-akarnya.
Aliansinya mendesak Kapolri Jendral Tito Karnavian untuk memberikan sanksi kepada aparat yang terlibat dalam peristiwa tersebut, termasuk mengganti petinggi Polda Sulteng.
"Kami ingin pelakunya diadili sesuai hukum yang ada, serta kepada Kapolri pastikan kejadian serupa tidak akan lagi terjadi pada tiap aksi-aksi mahasiswa," tambah Ikbal.
Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Palembang berorasi di depan Polda Sumsel, Selasa (30/9) (ANTARA/Aziz Munajar/19)
Pihaknya mengancam jika kasus penembakan Randi tidak diselesaikan dalam waktu cepat, maka aliansinya akan menurunkan massa lebih banyak.
Sementara Kapolresta Palembang, Kombes Pol Didi Hayamansyah, mengatakan bahwa kasus Randi masih diinvestigasi kepolisian.
"Kawan-kawan mahasiswa di daerah lain juga menuntutkan hal yang sama, mari tunggu hasil investigasi bersama-sama dengan tetap menjaga persatuan," jelas Kombes Pol Didi di hadapan mahasiswa.
Orasi diakhiri dengan penandatangan kesepakatan tuntutan antara Kapolresta Palembang dengan perwakilan aliansi.
Kemudian para mahasiswa dan polisi melaksanakan shalat ghaib di tengah jalan selama beberapa menit diimami salah seorang mahasiswa, lalu mahasiswa kembali ke kampus dengan pengawalan polisi.
Pantauan Antara, Senin, sekitar 500 mahasiswa yang mengatasnamakan diri Aliansi Mahasiswa Muhammadiyah Bersatu (AMMB) duduk di jalan depan Mapolda Sumsel, mereka menyampaikan orasi tuntutan kasus penembakan mahasiswa di Kendari.
"Usut tuntas kematian kawan kami Randi di Kendari," kata koordinator AMMB, Muhammad Ikbal usai orasi.
Menurut dia, meninggalnya Imawan Randi yang merupakan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) akibat tembakan saat aksi penolakan RUU KPK di Kendari merupakan tragedi yang harus diselesaikan sampai ke akar-akarnya.
Aliansinya mendesak Kapolri Jendral Tito Karnavian untuk memberikan sanksi kepada aparat yang terlibat dalam peristiwa tersebut, termasuk mengganti petinggi Polda Sulteng.
"Kami ingin pelakunya diadili sesuai hukum yang ada, serta kepada Kapolri pastikan kejadian serupa tidak akan lagi terjadi pada tiap aksi-aksi mahasiswa," tambah Ikbal.
Pihaknya mengancam jika kasus penembakan Randi tidak diselesaikan dalam waktu cepat, maka aliansinya akan menurunkan massa lebih banyak.
Sementara Kapolresta Palembang, Kombes Pol Didi Hayamansyah, mengatakan bahwa kasus Randi masih diinvestigasi kepolisian.
"Kawan-kawan mahasiswa di daerah lain juga menuntutkan hal yang sama, mari tunggu hasil investigasi bersama-sama dengan tetap menjaga persatuan," jelas Kombes Pol Didi di hadapan mahasiswa.
Orasi diakhiri dengan penandatangan kesepakatan tuntutan antara Kapolresta Palembang dengan perwakilan aliansi.
Kemudian para mahasiswa dan polisi melaksanakan shalat ghaib di tengah jalan selama beberapa menit diimami salah seorang mahasiswa, lalu mahasiswa kembali ke kampus dengan pengawalan polisi.