Bandarlampung (ANTARA) - Menteri BUMN Rini M Soemarno mengatakan progres pengerjaan ruas tol Terbanggi Besar (Lampung)-Pematang Panggang-Kayu Agung (Sumatera Selatan) ditargetkan selesai pada akhir September 2019.
"Saya mau di akhir September 2019 sudah bisa selesai dan dilalui oleh para pengguna jalan tol ini, khususnya roda empat dan sejenisnya," ujar Menteri BUMN Rini M Soemarno, saat melakukan kunjungan ke Jalan Tol Trans Sumatera Km 215 di Tulangbawang, Lampung, Selasa.
Menurutnya, percepatan pengerjaan ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung akan mempercepat jarak tempuh antara Bandarlampung-Palembang.
"Kami optimistis bisa selesai, apalagi cuaca sangat mendukung, dan ini dikerjakan siang malam untuk menyelesaikannya,” kata Rini.
Menurutnya, bila jalur ini sudah beroperasi maka jarak tempuh Bandarlampung-Palembang hanya 6 jam, berbeda dengan jalur umum yang mencapai 12 jam perjalanan.
Dirut PT Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan, pengoperasian jalur tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung bisa selesai pada akhir September 2019.
"Kami targetkan selesai pada akhir September 2019. Walaupun masih ada beberapa titik yang masih dalam tahap pengerjaan," katanya pula.
SPBU Pertamina
Menteri Rini M Soemarno dalam peninjauan di JTTS itu, juga mengingatkan kepada Direktur Utama PT Pertamina untuk segera membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di rest area Km 87 ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), untuk mempermudah para pengguna kendaraan mengisi bahan bakar.
"Saya ingin akhir September 2019 harus sudah berdiri dan selesai. Karena dengan adanya pengerjaan rest area ini harus berbarengan dengan fasilitas lainnya," kata Menteri Rini Soemarno, saat meninjau JTTS di rest area Km 87 Kotabaru, Lampung Selatan.
Menteri BUMN Rini M Soemarno saat meninjau pembangunan rest area Km 87 Kotabaru, Lampung Selatan, Selasa (27/8/2019). (ANTARA Lampung/Emir F Saputra)
Selain itu, katanya lagi, rest area ini harus bisa beroperasi dan digunakan oleh para pengguna JTTS pada akhir Oktober 2019, dengan didukung fasilitas lainnya.
"Saya mau akhir September ini bisa segera terealisasi dan berdiri. Jangan duluan selesai rest area, tetapi fasilitas SPBU Pertamina tidak mendukungnya,” kata Rini.
"Saya mau di akhir September 2019 sudah bisa selesai dan dilalui oleh para pengguna jalan tol ini, khususnya roda empat dan sejenisnya," ujar Menteri BUMN Rini M Soemarno, saat melakukan kunjungan ke Jalan Tol Trans Sumatera Km 215 di Tulangbawang, Lampung, Selasa.
Menurutnya, percepatan pengerjaan ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung akan mempercepat jarak tempuh antara Bandarlampung-Palembang.
"Kami optimistis bisa selesai, apalagi cuaca sangat mendukung, dan ini dikerjakan siang malam untuk menyelesaikannya,” kata Rini.
Menurutnya, bila jalur ini sudah beroperasi maka jarak tempuh Bandarlampung-Palembang hanya 6 jam, berbeda dengan jalur umum yang mencapai 12 jam perjalanan.
Dirut PT Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan, pengoperasian jalur tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung bisa selesai pada akhir September 2019.
"Kami targetkan selesai pada akhir September 2019. Walaupun masih ada beberapa titik yang masih dalam tahap pengerjaan," katanya pula.
SPBU Pertamina
Menteri Rini M Soemarno dalam peninjauan di JTTS itu, juga mengingatkan kepada Direktur Utama PT Pertamina untuk segera membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di rest area Km 87 ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), untuk mempermudah para pengguna kendaraan mengisi bahan bakar.
"Saya ingin akhir September 2019 harus sudah berdiri dan selesai. Karena dengan adanya pengerjaan rest area ini harus berbarengan dengan fasilitas lainnya," kata Menteri Rini Soemarno, saat meninjau JTTS di rest area Km 87 Kotabaru, Lampung Selatan.
Selain itu, katanya lagi, rest area ini harus bisa beroperasi dan digunakan oleh para pengguna JTTS pada akhir Oktober 2019, dengan didukung fasilitas lainnya.
"Saya mau akhir September ini bisa segera terealisasi dan berdiri. Jangan duluan selesai rest area, tetapi fasilitas SPBU Pertamina tidak mendukungnya,” kata Rini.