Painan, (ANTARA) - Ribuan ubur-ubur dalam keadaan mati terdampar di pantai Nagari Sungai Pinang, Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Jumat siang.
"Kejadian ini tidak hanya terjadi kali ini saja namun sudah sering, terutama jika kondisi air sedang kencang atau badai laut," kata pemilik biro perjalanan wisata Asila Tour, Elfi Wahyuni di Painan, Jumat.
Ia mengungkapkan karena di kawasan Mandeh terdapat banyak terumbu karang serta perairannya yang tenang membuat ubur-ubur banyak ditemukan di lokasi.
"Ubur-ubur ini tidak berbahaya karena tidak menyengat. Dan saya belum pernah melihat atau mendengar ada wisatawan yang tersengat ubur-ubur ketika melakukan aktivitas air di Mandeh," jelasnya.
Bahkan jelasnya ketika wisatawan asik menikmati keindahan karang dan ikan cantik di perairan Mandeh dengan snorkeling, tak jarang mereka juga melihat keberadaan ubur-ubur.
"Alhamdulillah ubur-ubur di Mandeh tidak pernah memakan korban seperti di beberapa objek wisata bahari lainnya di Indonesia," katanya lagi.
Kawasan Mandeh merupakan salah satu destinasi andalan Kabupaten Pesisir Selatan, Mandeh menjadi nominator di ajang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019 yang bersaing dengan 36 destinasi wisata lainnya di Indonesia.
Destinasi wisata tersebut di antaranya Lombok Barat, Desa Wisata Sesaot, Sumbawa Barat, Alam Asri Jelenga.
Berikutnya, Sikka, Desa Wisata Koja Doi, Raja Ampat, Budaya Sasi Masyarakat Adat Kepulauan Kafiau yakni kearifan lokal dalam konservasi dan pariwisata, Kampung Wisata Saproken Forest Park, Kelompok Geowisata Piaynemo serta Manado, Siladen Resort dan lainnya.
Menurut Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni masuknya Mandeh sebagai nominasi merupakan kebanggaan masyarakat setempat, sekaligus sebagai bentuk pengakuan bahwa Mandeh telah dikenal luas.
"Kegiatan ini juga untuk mematik api semangat dalam upaya melanjutkan pembangunan Mandeh, dan memastikan Mandeh mendapat peringkat di ajang ini," kata Hendrajoni.
"Kejadian ini tidak hanya terjadi kali ini saja namun sudah sering, terutama jika kondisi air sedang kencang atau badai laut," kata pemilik biro perjalanan wisata Asila Tour, Elfi Wahyuni di Painan, Jumat.
Ia mengungkapkan karena di kawasan Mandeh terdapat banyak terumbu karang serta perairannya yang tenang membuat ubur-ubur banyak ditemukan di lokasi.
"Ubur-ubur ini tidak berbahaya karena tidak menyengat. Dan saya belum pernah melihat atau mendengar ada wisatawan yang tersengat ubur-ubur ketika melakukan aktivitas air di Mandeh," jelasnya.
Bahkan jelasnya ketika wisatawan asik menikmati keindahan karang dan ikan cantik di perairan Mandeh dengan snorkeling, tak jarang mereka juga melihat keberadaan ubur-ubur.
"Alhamdulillah ubur-ubur di Mandeh tidak pernah memakan korban seperti di beberapa objek wisata bahari lainnya di Indonesia," katanya lagi.
Kawasan Mandeh merupakan salah satu destinasi andalan Kabupaten Pesisir Selatan, Mandeh menjadi nominator di ajang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019 yang bersaing dengan 36 destinasi wisata lainnya di Indonesia.
Destinasi wisata tersebut di antaranya Lombok Barat, Desa Wisata Sesaot, Sumbawa Barat, Alam Asri Jelenga.
Berikutnya, Sikka, Desa Wisata Koja Doi, Raja Ampat, Budaya Sasi Masyarakat Adat Kepulauan Kafiau yakni kearifan lokal dalam konservasi dan pariwisata, Kampung Wisata Saproken Forest Park, Kelompok Geowisata Piaynemo serta Manado, Siladen Resort dan lainnya.
Menurut Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni masuknya Mandeh sebagai nominasi merupakan kebanggaan masyarakat setempat, sekaligus sebagai bentuk pengakuan bahwa Mandeh telah dikenal luas.
"Kegiatan ini juga untuk mematik api semangat dalam upaya melanjutkan pembangunan Mandeh, dan memastikan Mandeh mendapat peringkat di ajang ini," kata Hendrajoni.