Palembang (ANTARA) - Moda transfortasi massal kereta dalam kota (LRT) Sumatera Selatan akan ditambah enam perjalanan mulai 7 Juni 2019 untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat.
Manajer Humas PT KAI Divisi Regional III Aida Suryani di Palembang, Senin, mengatakan, dengan penambahan perjalanan ini maka kesempatan masyarakat untuk menggunakan LRT sebagai alternatif transportasi dalam berpergian akan lebih banyak.
"Biasanya hanya 52 perjalanan dalam satu hari, nanti akan ditambah menjadi 58 perjalanan sampai pukul 20.32 WIB," kata dia.
Ia mengatakan penambahan perjalanan ini juga dimaksudkan agar LRT ini semakin digemari masyarakat karena dapat menjawab semua kebutuhan warga perkotaan, yakni moda trasfrotasi yang bebas macet, nyaman dengan harga terjangkau.
Nantinya, ia melanjutkan setelah ada penambahan perjalanan ini maka operasional LRT akan dimulai pada pukul 04.48 WIB hingga 20.32 WIB, dengan keberangkatan terakhir dari stasiun Bandara pukul 19.30 WIB dan tiba di Stasiun DJKA pada pukul 20.32 WIB.
Ia menambahkan, saat ini KAI bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat berupaya untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakan LRT karena moda transfortasi ini merupakan sistem transportasi publik masa depan. Apalagi saat ini LRT Sumsel telah terintegrasi dengan bis Damri dan Trans Musi, kata Aida.
"Sejauh ini terus meningkat peminatnya sejak ada integrasi," kata dia.
Sejak dioperasikan tanggal 23 Juli 2018, menurutnya masyarakat cukup antusias menggunakan LRT, tercatat hingga saat ini sudah 1.689.502 penumpang yang menggunakan LRT.
Pemerintah Kota Palembang mewajibkan Aparatur Sipil Negara menggunakan angkutan umum setidikitnya satu hari dalam satu bulan untuk menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Sumsel nomor: 013/SE/Dishub/2019 tentang Gerakan Satu Hari dalam Satu Bulan Menggunakan Angkutan Umum.
Angkutan umum yang dimaksud tidak hanya terbatas pada Light Rail Transit (LRT), Bus Rapid Transit (BRT), dan angkutan umum konvensional saja, namun juga dapat menggunakan alternatif angkutan umum berbasis online.
Sejauh ini Kota Palembang memiliki moda transfortasi massal kereta dalam kota Light Rail Transit yang hingga kini masih belum memenuhi tingkat keterisian (okupansi).
PT Kereta Api Indonesia selaku operator LRT Palembang merilis sejak 10 bulan beroperasi diketahui rata-rata penumpang mencapai 3.000 penumpang/hari. Jumlah penumpang ini sudah setara dengan 20 persen dari tingkat keterisian (okupansi) yang mencapai sekitar 22.568 penumpang.
Manajer Humas PT KAI Divisi Regional III Aida Suryani di Palembang, Senin, mengatakan, dengan penambahan perjalanan ini maka kesempatan masyarakat untuk menggunakan LRT sebagai alternatif transportasi dalam berpergian akan lebih banyak.
"Biasanya hanya 52 perjalanan dalam satu hari, nanti akan ditambah menjadi 58 perjalanan sampai pukul 20.32 WIB," kata dia.
Ia mengatakan penambahan perjalanan ini juga dimaksudkan agar LRT ini semakin digemari masyarakat karena dapat menjawab semua kebutuhan warga perkotaan, yakni moda trasfrotasi yang bebas macet, nyaman dengan harga terjangkau.
Nantinya, ia melanjutkan setelah ada penambahan perjalanan ini maka operasional LRT akan dimulai pada pukul 04.48 WIB hingga 20.32 WIB, dengan keberangkatan terakhir dari stasiun Bandara pukul 19.30 WIB dan tiba di Stasiun DJKA pada pukul 20.32 WIB.
Ia menambahkan, saat ini KAI bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat berupaya untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakan LRT karena moda transfortasi ini merupakan sistem transportasi publik masa depan. Apalagi saat ini LRT Sumsel telah terintegrasi dengan bis Damri dan Trans Musi, kata Aida.
"Sejauh ini terus meningkat peminatnya sejak ada integrasi," kata dia.
Sejak dioperasikan tanggal 23 Juli 2018, menurutnya masyarakat cukup antusias menggunakan LRT, tercatat hingga saat ini sudah 1.689.502 penumpang yang menggunakan LRT.
Pemerintah Kota Palembang mewajibkan Aparatur Sipil Negara menggunakan angkutan umum setidikitnya satu hari dalam satu bulan untuk menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Sumsel nomor: 013/SE/Dishub/2019 tentang Gerakan Satu Hari dalam Satu Bulan Menggunakan Angkutan Umum.
Angkutan umum yang dimaksud tidak hanya terbatas pada Light Rail Transit (LRT), Bus Rapid Transit (BRT), dan angkutan umum konvensional saja, namun juga dapat menggunakan alternatif angkutan umum berbasis online.
Sejauh ini Kota Palembang memiliki moda transfortasi massal kereta dalam kota Light Rail Transit yang hingga kini masih belum memenuhi tingkat keterisian (okupansi).
PT Kereta Api Indonesia selaku operator LRT Palembang merilis sejak 10 bulan beroperasi diketahui rata-rata penumpang mencapai 3.000 penumpang/hari. Jumlah penumpang ini sudah setara dengan 20 persen dari tingkat keterisian (okupansi) yang mencapai sekitar 22.568 penumpang.