Jakarta (ANTARA News Sumsel)- Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan peran perempuan sebagai ibu bangsa sangat diperlukan.
"Tugas sebagai ibu bangsa tidak hanya diemban dan diperankan oleh semua wanita, baik yang menikah, melahirkan,tidak melahirkan,tidak menikah asalkan dia berjenis kelamin wanita maka tugas sebagai ibu bangsa bisa diembannya," ujar Giwo di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan ibu bangsa memiliki keteladanan, profesional, mandiri, bermartabat, kreatif, berdaya saing, visioner, berkarakter, berani, menjadi pendidik, pengasuh, pembimbing, sekaligus guru yang pertama dan utama.
"Tidak mudah memang untuk menerjemahkan ibu bangsa dalam konteks kehidupan di zaman sekarang. Terlebih di era global yang dimana arus budaya yang terus mendera 'urat nadi budaya' Bangsa Indonesia, " kata dia lagi.
Saat ini, ibu bangsa memiliki tantangan yang multikompleks dan harus memiliki banyak bakat serta multitugas atau "multitasking". Perempuan saat ini harus diberdayakan karena dengan berdaya dan memiliki kemampuan maka akan dapat menjadi mitra terpercaya sebagai pilar yang kokoh bagi negara dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dengan melahirkan generasi penerus yang selalu siap menghadapi dinamika, tantangan dan perubahan zaman.
Dia juga menjelaskan keputusan mengenai ibu bangsa itu tercetus dalam kongres Kowani pada 1938. Perempuan Indonesia diharapkan melaksanakan kewajiban utamanya sebagai ibu bangsa , dalam arti wajib berusaha membina pertumbuhan generasi penerus yang lebih sadar akan kebangsaannya.
"Pada peringatan Hari Ibu yang ke 90 ini, maka menjadi momen yang tepat bagi kita untuk menggali kembali semangat dan makna ibu bangsa," harap dia.
"Tugas sebagai ibu bangsa tidak hanya diemban dan diperankan oleh semua wanita, baik yang menikah, melahirkan,tidak melahirkan,tidak menikah asalkan dia berjenis kelamin wanita maka tugas sebagai ibu bangsa bisa diembannya," ujar Giwo di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan ibu bangsa memiliki keteladanan, profesional, mandiri, bermartabat, kreatif, berdaya saing, visioner, berkarakter, berani, menjadi pendidik, pengasuh, pembimbing, sekaligus guru yang pertama dan utama.
"Tidak mudah memang untuk menerjemahkan ibu bangsa dalam konteks kehidupan di zaman sekarang. Terlebih di era global yang dimana arus budaya yang terus mendera 'urat nadi budaya' Bangsa Indonesia, " kata dia lagi.
Saat ini, ibu bangsa memiliki tantangan yang multikompleks dan harus memiliki banyak bakat serta multitugas atau "multitasking". Perempuan saat ini harus diberdayakan karena dengan berdaya dan memiliki kemampuan maka akan dapat menjadi mitra terpercaya sebagai pilar yang kokoh bagi negara dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dengan melahirkan generasi penerus yang selalu siap menghadapi dinamika, tantangan dan perubahan zaman.
Dia juga menjelaskan keputusan mengenai ibu bangsa itu tercetus dalam kongres Kowani pada 1938. Perempuan Indonesia diharapkan melaksanakan kewajiban utamanya sebagai ibu bangsa , dalam arti wajib berusaha membina pertumbuhan generasi penerus yang lebih sadar akan kebangsaannya.
"Pada peringatan Hari Ibu yang ke 90 ini, maka menjadi momen yang tepat bagi kita untuk menggali kembali semangat dan makna ibu bangsa," harap dia.