Pekanbaru, Riau (ANTARA News Sumsel) - Kapal yang berisikan wartawan terbalik dihantam Ombak Bono di Semenanjung Kampar Kabupaten Pelalawan, Riau, Sabtu.
Dua juru kamera yang menjadi korban adalah Erfan Setiawan, wartawan ANTARA TV, dan Afrianto Silalahi dari Riauimages. Keduanya sejatinya akan meliput acara Bono Surfing, aksi atlet mancanegara berselancar Ombak Bono di Sungai Kampar, yang dijuluki Seven Ghost karena bentuknya yang bergulung-gulung panjang.
"Benar ada kapal yang ditumpangi rekan-rekan kami terbalik dihantam Bono," kata Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Riau, Raja Saputra, ketika dihubungi dari Pekanbaru.
Ia mengatakan Setiawan dan Silalahi selamat dalam insiden itu. Saputra juga ada di lokasi yang sama, namun beda perahu.
Kapal yang ditumpangi korban adalah perahu cepat terbuat dari kayu yang disediakan panitia setempat.
Ombak Bono merupakan fenomena alam karena pertemuan dua arus dari Sungai Kampar dan gelombang laut dari daerah muara. Fenomena ini mencapai puncaknya di Semenanjung Kampar setiap akhir tahun, dan tinggi ombak bisa dua hingga lima meter.
Ia mengatakan, korban selamat karena diselamatkan oleh para peselancar. Korban terguncang akibat insiden itu.
"Erfan shock aja, dan dia sempat terjun sebelum perahu cepat terbalik," ujarnya.
Ia mengatakan, peralatan kamera dan kunci kendaraan ikut hilang dalam insiden itu. "Hanya menderita materi peralatan," katanya.
Selain wartawan, lanjutnya, ada penumpang lain di kapal itu yakni kapten kapal, satu orang dari Kementerian Pariwisata dan satu orang dari Generasi Pesona Indonesia Pusat. Namun, Hendra belum bisa merinci semua nama korban.
Saputra mengatakan kedua wartawan itu hadir meliput acara itu sebagai undangan Genpi Riau.
Dua juru kamera yang menjadi korban adalah Erfan Setiawan, wartawan ANTARA TV, dan Afrianto Silalahi dari Riauimages. Keduanya sejatinya akan meliput acara Bono Surfing, aksi atlet mancanegara berselancar Ombak Bono di Sungai Kampar, yang dijuluki Seven Ghost karena bentuknya yang bergulung-gulung panjang.
"Benar ada kapal yang ditumpangi rekan-rekan kami terbalik dihantam Bono," kata Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Riau, Raja Saputra, ketika dihubungi dari Pekanbaru.
Ia mengatakan Setiawan dan Silalahi selamat dalam insiden itu. Saputra juga ada di lokasi yang sama, namun beda perahu.
Kapal yang ditumpangi korban adalah perahu cepat terbuat dari kayu yang disediakan panitia setempat.
Ombak Bono merupakan fenomena alam karena pertemuan dua arus dari Sungai Kampar dan gelombang laut dari daerah muara. Fenomena ini mencapai puncaknya di Semenanjung Kampar setiap akhir tahun, dan tinggi ombak bisa dua hingga lima meter.
Ia mengatakan, korban selamat karena diselamatkan oleh para peselancar. Korban terguncang akibat insiden itu.
"Erfan shock aja, dan dia sempat terjun sebelum perahu cepat terbalik," ujarnya.
Ia mengatakan, peralatan kamera dan kunci kendaraan ikut hilang dalam insiden itu. "Hanya menderita materi peralatan," katanya.
Selain wartawan, lanjutnya, ada penumpang lain di kapal itu yakni kapten kapal, satu orang dari Kementerian Pariwisata dan satu orang dari Generasi Pesona Indonesia Pusat. Namun, Hendra belum bisa merinci semua nama korban.
Saputra mengatakan kedua wartawan itu hadir meliput acara itu sebagai undangan Genpi Riau.