Palembang (ANTARA News Sumsel) - National Paralimpyc Comitee Sumatera Selatan mulai fokus pembinaan berjenjang atlet-atlet disabilitas di seluruh kabupaten/kota.
"Fokus kami pembinaan, seperti negara-negara luar yang terbiasa membina atlet disabilitas sejak dini, jadi kami berinisiatif melakukan pembinaan berjenjang, di Indonesia masih sedikit sekali NPC punya pembinaan berjenjang," kata Ketua NPCI Sumsel Rian Yohwari usai kegiatan Apresiasi Atlet Asian Paragames 2018 dan Tali Asih NPCI Sumsel kepada Insan Olahraga Disabilitas sekaligus Penandatangananan Kemitraan Pembinaan Olahraga Disabilitas antara NPCI Sumsel dengan Panti Sosial Bina Daksa (PSBD 'Budi Perkasa' Palembang), Rabu.
Menurutnya Sumsel sudah memiliki 16 NPC kabupaten/kota dan membina 900 lebih atlet disabilitas, atlet binaan termuda saat ini berusia 13 tahun.
Dia menjelaskan pembinaan berjenjang guna mencari bibit-bibit atlet berprestasi, karena banyak atlet disabilitas berprestasi berasal dari kabupaten/kota, pihaknya sendiri menginginkan pembinaan merata di semua cabang olahraga (cabor).
"Cabor unggulan Sumsel ada renang, atletik dan catur, saat Asian Para Games kemarin sumsel mendapat 5 emas, tapi kami inginnya prestasi cabor ini merata, tidak dominan itu-itu saja," ujar Rian.
Dia menerangkan NPC Sumsel melakukan skema jemput bola untuk menemukan bibit-bibit atlet ditengah terbatasnya anggaran, sejak tahun 2015 diakuinya biaya pembinaan menggunakan dana hibah Rp 1,4 miliar.
Meskipun demikian, menanamkan semangat kepada atlet disabilitas dan membuat strategi prestasi jauh lebih penting, tak tanggung-tanggung, NPC Sumsel menargetkan masuk pelatnas dan mendulang prestasi penuh pada Asean Para Games Filiphina 2019 serta Papernas Papua 2020.
Sementara Panti Sosial Bina Daksa (PSBD 'Budi Perkasa') Palembang ditunjuk sebagai Pusat Pembinaan Latihan Pelajar (PPLP) atlet disabilitas, atlet-atlet menginap di asrama , mendapat bimbingan mental, sosial dan keterampilan.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumsel Ahmad Yusuf Wibowo mengapresiasi pembentukan PPLP NPC Sumsel sebagai langkah pengembangan prestasi atlet disabilitas.
"Dari sinilah diharapkan lahir atlet-atlet disabilitas berprestasi yang membanggakan Sumsel dan Indonesia, dua jempol untuk NPC Sumsel sudah menggagas PPLP, di Indonesia baru ada 4, Kalsel, Jabar, Jateng terakhir Sumsel, kami pasti mendukung," ungkap Yusuf Wibowo.
Mengenai keterbatasan dana NPC, pihaknya segera menyusun anggaran sesuai kebutuhan PPLP tersebut guna mendukung suksesi pembinaan berjenjang, ia juga meminta agar para atlet disabilitas menggunakan fasilitas olahraga Jakabaring yang sudah berstandar Internasional.
Pada acara tersebut semua atlet Asian Para Games 2018 dan beberapa insan olahraga disabilitas menerima penghargaan serta 'tali asih' berupa uang sebagai apresiasi prestasi yang telah dikontribusikan untuk Sumsel selama ini.
"Fokus kami pembinaan, seperti negara-negara luar yang terbiasa membina atlet disabilitas sejak dini, jadi kami berinisiatif melakukan pembinaan berjenjang, di Indonesia masih sedikit sekali NPC punya pembinaan berjenjang," kata Ketua NPCI Sumsel Rian Yohwari usai kegiatan Apresiasi Atlet Asian Paragames 2018 dan Tali Asih NPCI Sumsel kepada Insan Olahraga Disabilitas sekaligus Penandatangananan Kemitraan Pembinaan Olahraga Disabilitas antara NPCI Sumsel dengan Panti Sosial Bina Daksa (PSBD 'Budi Perkasa' Palembang), Rabu.
Menurutnya Sumsel sudah memiliki 16 NPC kabupaten/kota dan membina 900 lebih atlet disabilitas, atlet binaan termuda saat ini berusia 13 tahun.
Dia menjelaskan pembinaan berjenjang guna mencari bibit-bibit atlet berprestasi, karena banyak atlet disabilitas berprestasi berasal dari kabupaten/kota, pihaknya sendiri menginginkan pembinaan merata di semua cabang olahraga (cabor).
"Cabor unggulan Sumsel ada renang, atletik dan catur, saat Asian Para Games kemarin sumsel mendapat 5 emas, tapi kami inginnya prestasi cabor ini merata, tidak dominan itu-itu saja," ujar Rian.
Dia menerangkan NPC Sumsel melakukan skema jemput bola untuk menemukan bibit-bibit atlet ditengah terbatasnya anggaran, sejak tahun 2015 diakuinya biaya pembinaan menggunakan dana hibah Rp 1,4 miliar.
Meskipun demikian, menanamkan semangat kepada atlet disabilitas dan membuat strategi prestasi jauh lebih penting, tak tanggung-tanggung, NPC Sumsel menargetkan masuk pelatnas dan mendulang prestasi penuh pada Asean Para Games Filiphina 2019 serta Papernas Papua 2020.
Sementara Panti Sosial Bina Daksa (PSBD 'Budi Perkasa') Palembang ditunjuk sebagai Pusat Pembinaan Latihan Pelajar (PPLP) atlet disabilitas, atlet-atlet menginap di asrama , mendapat bimbingan mental, sosial dan keterampilan.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumsel Ahmad Yusuf Wibowo mengapresiasi pembentukan PPLP NPC Sumsel sebagai langkah pengembangan prestasi atlet disabilitas.
"Dari sinilah diharapkan lahir atlet-atlet disabilitas berprestasi yang membanggakan Sumsel dan Indonesia, dua jempol untuk NPC Sumsel sudah menggagas PPLP, di Indonesia baru ada 4, Kalsel, Jabar, Jateng terakhir Sumsel, kami pasti mendukung," ungkap Yusuf Wibowo.
Mengenai keterbatasan dana NPC, pihaknya segera menyusun anggaran sesuai kebutuhan PPLP tersebut guna mendukung suksesi pembinaan berjenjang, ia juga meminta agar para atlet disabilitas menggunakan fasilitas olahraga Jakabaring yang sudah berstandar Internasional.
Pada acara tersebut semua atlet Asian Para Games 2018 dan beberapa insan olahraga disabilitas menerima penghargaan serta 'tali asih' berupa uang sebagai apresiasi prestasi yang telah dikontribusikan untuk Sumsel selama ini.