Palembang (ANTARA News Sumsel) - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menerima sertifikat penetapan warisan budaya tak benda karena hasil karya itu sudah diakui secara nasional.
Sertifikat penetapan warisan budaya tak benda itu diserahkan Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid kepada Wagub Sumsel, Mawardi Yahya di Jakarta.
Wagub di Palembang, Jumat mengatakan, keragaman budaya yang ada di Sumsel harus terpeliharan dan terus dikembangkan.
Dia mengatakan, keberagaman budaya di berbagai daerah di Sumsel memang harus terus dikembangkan dan diangkat sampai ke tingkat nasional.
Hal ini karena kurangnya pelestarian warisan budaya tak benda akan berdampak pada hilangnya identitas sebagai bangsa berkebudayaan yang didalamnya terkandung nilai dan makna yang luhur.
Bahkan dengan adanya kebudayaan daerah sehingga wisatawan semakin tertarik berkunjung untuk melihat ciri khas Sumsel tersebut.
Apalagi kebudayaan sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga perlu dilestarikan.
"Dalam melestarikan kebudayaan tersebut Pemerintah Provinsi Sumsel sudah berkomitmen penuh bersama - sama dengan Pemkab/Pemkot dalam melestarikan kebudayaan daerah," ujar Wagub.
Sedangkan, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan, penetapan warisan budaya tak benda Indonesia dilaksanakan melalui serangkaian tahapan yang dilaksanakan tim ahli diantaranya Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Memang berbagai kondisi yang dihadapi warisan budaya Indonesia diantaranya terancam punah dan warisan budaya yang ada di perbatasan rentan terhadap pengakuan oleh negara lain.
Oleh karena itu, melalui pemberian sertifikat tersebut untuk membuat budaya yang ada semakin lestari.
Sementara karya budaya Sumsel yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia yakni Adat Timbang Kepala Kebo dan itu merupakan adat istiadat masyarakat ritus dan perayaan-perayaan.
Selain itu, Ngobeng merupakan adat istiadat masyarakat ritus dan perayaan-perayaan, selanjutnya tari Kebagh, merupakan seni pertunjukan.
Selain itu, tari Silampari Kahyangan Tinggi, merupakan seni pertunjukan, Pindang Palembang, sebagai kemahiran dan kerajinan tradisional, Tikar Purun Pedamaran, merupakan kemahiran dan kerajinan tradisional dan Surat Ulu, tradisi dan ekspresi lisan.
Sertifikat penetapan warisan budaya tak benda itu diserahkan Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid kepada Wagub Sumsel, Mawardi Yahya di Jakarta.
Wagub di Palembang, Jumat mengatakan, keragaman budaya yang ada di Sumsel harus terpeliharan dan terus dikembangkan.
Dia mengatakan, keberagaman budaya di berbagai daerah di Sumsel memang harus terus dikembangkan dan diangkat sampai ke tingkat nasional.
Hal ini karena kurangnya pelestarian warisan budaya tak benda akan berdampak pada hilangnya identitas sebagai bangsa berkebudayaan yang didalamnya terkandung nilai dan makna yang luhur.
Bahkan dengan adanya kebudayaan daerah sehingga wisatawan semakin tertarik berkunjung untuk melihat ciri khas Sumsel tersebut.
Apalagi kebudayaan sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga perlu dilestarikan.
"Dalam melestarikan kebudayaan tersebut Pemerintah Provinsi Sumsel sudah berkomitmen penuh bersama - sama dengan Pemkab/Pemkot dalam melestarikan kebudayaan daerah," ujar Wagub.
Sedangkan, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan, penetapan warisan budaya tak benda Indonesia dilaksanakan melalui serangkaian tahapan yang dilaksanakan tim ahli diantaranya Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Memang berbagai kondisi yang dihadapi warisan budaya Indonesia diantaranya terancam punah dan warisan budaya yang ada di perbatasan rentan terhadap pengakuan oleh negara lain.
Oleh karena itu, melalui pemberian sertifikat tersebut untuk membuat budaya yang ada semakin lestari.
Sementara karya budaya Sumsel yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia yakni Adat Timbang Kepala Kebo dan itu merupakan adat istiadat masyarakat ritus dan perayaan-perayaan.
Selain itu, Ngobeng merupakan adat istiadat masyarakat ritus dan perayaan-perayaan, selanjutnya tari Kebagh, merupakan seni pertunjukan.
Selain itu, tari Silampari Kahyangan Tinggi, merupakan seni pertunjukan, Pindang Palembang, sebagai kemahiran dan kerajinan tradisional, Tikar Purun Pedamaran, merupakan kemahiran dan kerajinan tradisional dan Surat Ulu, tradisi dan ekspresi lisan.