Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Bulan Sabit Merah Indonesia Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua mengirimkan tim pertolongan ke wilayah terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat sebanyak delapan orang pada Sabtu.
"Tim terdiri dari empat orang penolong, dua dokter, satu teknis serta dua relawan media dan data," kata Ketua Umum Bulan Sabit Merah Indonesia Djazuli Ambari melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selain dari Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua, Bulan Sabit Merah Indonesia juga memberangkatkan satu dokter dan perawat beserta bantuan logistik serta medis dari Jakarta bersama TNI Angkatan Udara.
Djazuli mengatakan tim relawan yang sudah ada di Palu menginformasikan masyarakat terdampak gempa dan tsunami memerlukan bantuan tenaga medis yang cukup banyak dan pendirian rumah sakit lapangan.
Bulan Sabit Merah Indonesia Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua sudah mengaktifkan Markas Komando Utama di Jalan Tamangapa Raya 3, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Tim dari Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua menempuh jalur darat dari Makassar. Setelah bandara Palu dibuka, tim susulan akan diberangkatkan lewat udara," katanya.
Menurut laporan yang diterima Bulan Sabit Merah Indonesia, terdapat empat wilayah yang terdampak parah, yaitu Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, dan Mamuju Utara.
"Di empat wilayah itu akan didirikan posko Bulan Sabit Merah Indonesia," katanya.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9), pukul 17.02 WIB.
Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada di 27 kilometer timur laut Donggala.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara, dan Kota Palu bagian barat.
BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB.
"Tim terdiri dari empat orang penolong, dua dokter, satu teknis serta dua relawan media dan data," kata Ketua Umum Bulan Sabit Merah Indonesia Djazuli Ambari melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selain dari Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua, Bulan Sabit Merah Indonesia juga memberangkatkan satu dokter dan perawat beserta bantuan logistik serta medis dari Jakarta bersama TNI Angkatan Udara.
Djazuli mengatakan tim relawan yang sudah ada di Palu menginformasikan masyarakat terdampak gempa dan tsunami memerlukan bantuan tenaga medis yang cukup banyak dan pendirian rumah sakit lapangan.
Bulan Sabit Merah Indonesia Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua sudah mengaktifkan Markas Komando Utama di Jalan Tamangapa Raya 3, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Tim dari Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua menempuh jalur darat dari Makassar. Setelah bandara Palu dibuka, tim susulan akan diberangkatkan lewat udara," katanya.
Menurut laporan yang diterima Bulan Sabit Merah Indonesia, terdapat empat wilayah yang terdampak parah, yaitu Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, dan Mamuju Utara.
"Di empat wilayah itu akan didirikan posko Bulan Sabit Merah Indonesia," katanya.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9), pukul 17.02 WIB.
Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada di 27 kilometer timur laut Donggala.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara, dan Kota Palu bagian barat.
BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB.