Manado (ANTARA News Sumsel) - Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke- XXV yang dipusatkan di kawasan Megamas Manado, Sulawesi Utara (Sulut), tanggal 3-7 Juli 2018, sudah usai.
Hajatan tahunan itu tak hanya menyisakan sukses penyelenggaraan acara seperti taman keluarga, gelar dagang dan pameran, aksi "GenRevolution BerTeMan", penyerahan penghargaan Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga, hingga nikah massal yang diikuti 57 pasangan. Ada pesan yang mau disampaikan kepada 13 ribu lebih peserta dari berbagai kabupaten dan kota yang datang dari 34 provinsi, yaitu untuk memperkuat peran keluarga.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Utara Rudy Mokoginta tahu persis isu demoralisasi yang menghantam sendi-sendi moral kaum muda di daerah berpenduduk lebih dari 2,4 juta jiwa itu bahkan Indonesia.
Mereka yang disebut-sebut sebagai pilar bangsa, mulai jatuh dalam perilaku sosial yang tidak normal dalam pandangan mata masyarakat. Tindakan kriminal seperti pembunuhan, pencurian, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, mabuk-mabukan, seks bebas dan perilaku menyimpang lainnya tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi orang muda juga ada .
"Hampir tidak ada yang dapat menghalangi demoralisasi yang berbaur dengan pola hidup globalisasi saat ini. Satu-satunya yang dapat menghalangi dan mengatasinya i adalah keluarga," kata Mokoginta pada rangkaian Hari Keluarga Nasional di Manado. Menyikapi hal itu Mokoginta memandang bahwa peran keluarga harus dikokohkan sehingga fungsi-fungsi pembinaan moral bagi generasi muda terus berjalan.
Orang tua dituntut mampu membina moral sekaligus iman dan taqwa pada generasi muda agar memiliki sikap mawas diri (self awareness) yang kuat, sehingga dapat menghindarkan diri dari berbagai hal negatif perkembangan zaman, katanya.
Harmonisasi dalam lingkungan keluarga, jauh dari tindak kekerasan dalam rumah tangga, keluarga yang produktif, sehat dan ceria, selanjutnya menjadi penting diperhatikan menurut pamong senior itu. Penghargaan terhadap peran-peran-peran anak di dalam keluarga akan menggiring mereka pada pengembangan mental tanpa tekanan, serta menumbuhkan potensi-potensi yang menghargai diri sebagai bagian utuh keluarga.
"Keluarga menjadi pelopor kehidupan yang rukun dan damai di Bumi Pertiwi ini," ujarnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise pada momentum yang sama juga mewanti-wanti agar keluarga terbebas dari kekerasan dalam rumah tangga. "Kepada para suami saya titip para istri agar memperhatikan dan melindungi, jangan ada kekerasan, jangan sampai menjadikan perempuan korban dalam rumah tangga," kata Menteri Yembise.
Pada keluarga yang mempunyai anak, menteri meminta mereka melindungi anak-anak, seperti juga negara melindungi mereka sebagai generasi masa depan bangsa.
"Ini pesan titipan saya, keluarga kuat pasti negara kuat," katanya. Terencana Semua Lebih Mudah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada puncak acara peringatan Harganas mengatakan untuk mewujudkan keluarga sehat, sejahtera, dan melahirkan generasi muda bangsa yang baik dapat dimulai dari perencanaan matang. "Sesuai dengan pepatah kalau terencana semua lebih mudah, maka perlu dibiasakan memiliki rencana dalam keluarga, dan biasakan membuat rencana yang baik, jangan begitu tiba masa, baru tiba akal," kata Menteri. Program Keluarga Berencana diketahui sudah ada sejak tahun 1968-2018 yang artinya sudah berusia 50 tahun, namun, masih saja ada yang belum paham arti pentingnya program itu.
"Sampai saat ini masih saja ada yang belum tahu dan paham tentang Keluarga Berencana, yang dalam benak pikirannya itu KB adalah alat kontrasepsi," katanya. Melalui program keluarga berencana itu tiap keluarga diharap dapat merencanakan dan menata masa depan.
Setiap keluarga harus memiliki harapan kepada putra/putrinya, anak-anaknya ke depan bisa hidup dengan baik benar dan mampu menjalankan fungsi-fungsi keluarga dengan baik juga.
Untuk mewujudkan harapan itu, lanjut Menteri, perlu meneguhkan delapan fungsi keluarga yang ada, mulai dari fungsi agama, kasih sayang, perlindungan, ekonomi, sosial pendidikan, kesehatan reproduksi, sosial budaya, hingga kelestarian lingkungan.
"Bila benar-benar kita hayati, kita lakukan dengan penuh rasa cinta kepada Tuhan yang maha kuasa dan kepada keluarga yang kita cintai, semua itu tidak ada yang sulit," ujarnya.
Menko PMK juga mengapresiasi keberhasilan program KB di tanah air yang ditandai dengan banyaknya kampung kumuh yang kini jadi kampung bersih, kampung kreatif, kampung sejahtera, kampung berencana, dan kampung KB.
"Itu semua merupakan ikhtiar nyata yang harus mendapat dukungan masyarakat, pemerintah, dan swasta. Semua itu niatnya meningkatkan kualitas hidup manusia yang Indonesia," katanya.
Menko juga turut menyemangati para remaja agar tetap semangat meraih prestasi, menjunjung tinggi martabat keluarga, bangsa dan negara. Pemerintah memberikan penghargaan kepada warga Indonesia yang mengabdikan diri dan karyanya di bidang "Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga" (KKBPK). Sebanyak 120 orang yang mendedikasikan diri mendapat apresiasi pada kegiatan peringatan Hari Keluarga Nasional kali ini.
Untuk itu menteri juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada gubernur, bupati, wali kota serta Tim Penggerak-Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang mendorong masyarakat membangun keluarga.
Menteri juga berterima kasih kepada para pejabat daerah yang pada pemilihan pilkada serentak beberapa waktu lalu menaruh perhatian bagi pelaksanaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Sulawesi Utara.
"Hampir banyak sekali saya lihat gubernur, bupati, wali kota yang terpilih kemudian hadir di Manado ini," lanjutnya sambil memberi selamat kepada para penerima penghargaan.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey berterima kasih atas dipercayakannya provinsi berpenduduk lebih dari 2,4 juta jiwa itu menjadi penyelenggara Harganas XXV.
"Nikmatilah keindahan Sulawesi Utara sebagai destinasi pariwisata dunia dan Indonesia," ajaknya. Gubernur optimistis kunjungan lebih dari 13.000 perserta Harganas di daerah ini akan memberikan dampak langsung pada perekonomian daerah yang memiliki 14 kabupaten dan kota itu. Ada enam kategori penghargaan yang diterima peserta yang mengikuti Harganas di Manado yaitu Satyalencana Pembangunan (21 orang), Satyalencana Wira Karya (2 orang), Manggala Karya Kencana (74 orang), Wira Karya Kencana(empat orang), Dharma Karya Kencana (17 orang) dan Cipta Karya Kencana (dua orang).
Hajatan tahunan itu tak hanya menyisakan sukses penyelenggaraan acara seperti taman keluarga, gelar dagang dan pameran, aksi "GenRevolution BerTeMan", penyerahan penghargaan Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga, hingga nikah massal yang diikuti 57 pasangan. Ada pesan yang mau disampaikan kepada 13 ribu lebih peserta dari berbagai kabupaten dan kota yang datang dari 34 provinsi, yaitu untuk memperkuat peran keluarga.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Utara Rudy Mokoginta tahu persis isu demoralisasi yang menghantam sendi-sendi moral kaum muda di daerah berpenduduk lebih dari 2,4 juta jiwa itu bahkan Indonesia.
Mereka yang disebut-sebut sebagai pilar bangsa, mulai jatuh dalam perilaku sosial yang tidak normal dalam pandangan mata masyarakat. Tindakan kriminal seperti pembunuhan, pencurian, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, mabuk-mabukan, seks bebas dan perilaku menyimpang lainnya tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi orang muda juga ada .
"Hampir tidak ada yang dapat menghalangi demoralisasi yang berbaur dengan pola hidup globalisasi saat ini. Satu-satunya yang dapat menghalangi dan mengatasinya i adalah keluarga," kata Mokoginta pada rangkaian Hari Keluarga Nasional di Manado. Menyikapi hal itu Mokoginta memandang bahwa peran keluarga harus dikokohkan sehingga fungsi-fungsi pembinaan moral bagi generasi muda terus berjalan.
Orang tua dituntut mampu membina moral sekaligus iman dan taqwa pada generasi muda agar memiliki sikap mawas diri (self awareness) yang kuat, sehingga dapat menghindarkan diri dari berbagai hal negatif perkembangan zaman, katanya.
Harmonisasi dalam lingkungan keluarga, jauh dari tindak kekerasan dalam rumah tangga, keluarga yang produktif, sehat dan ceria, selanjutnya menjadi penting diperhatikan menurut pamong senior itu. Penghargaan terhadap peran-peran-peran anak di dalam keluarga akan menggiring mereka pada pengembangan mental tanpa tekanan, serta menumbuhkan potensi-potensi yang menghargai diri sebagai bagian utuh keluarga.
"Keluarga menjadi pelopor kehidupan yang rukun dan damai di Bumi Pertiwi ini," ujarnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise pada momentum yang sama juga mewanti-wanti agar keluarga terbebas dari kekerasan dalam rumah tangga. "Kepada para suami saya titip para istri agar memperhatikan dan melindungi, jangan ada kekerasan, jangan sampai menjadikan perempuan korban dalam rumah tangga," kata Menteri Yembise.
Pada keluarga yang mempunyai anak, menteri meminta mereka melindungi anak-anak, seperti juga negara melindungi mereka sebagai generasi masa depan bangsa.
"Ini pesan titipan saya, keluarga kuat pasti negara kuat," katanya. Terencana Semua Lebih Mudah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada puncak acara peringatan Harganas mengatakan untuk mewujudkan keluarga sehat, sejahtera, dan melahirkan generasi muda bangsa yang baik dapat dimulai dari perencanaan matang. "Sesuai dengan pepatah kalau terencana semua lebih mudah, maka perlu dibiasakan memiliki rencana dalam keluarga, dan biasakan membuat rencana yang baik, jangan begitu tiba masa, baru tiba akal," kata Menteri. Program Keluarga Berencana diketahui sudah ada sejak tahun 1968-2018 yang artinya sudah berusia 50 tahun, namun, masih saja ada yang belum paham arti pentingnya program itu.
"Sampai saat ini masih saja ada yang belum tahu dan paham tentang Keluarga Berencana, yang dalam benak pikirannya itu KB adalah alat kontrasepsi," katanya. Melalui program keluarga berencana itu tiap keluarga diharap dapat merencanakan dan menata masa depan.
Setiap keluarga harus memiliki harapan kepada putra/putrinya, anak-anaknya ke depan bisa hidup dengan baik benar dan mampu menjalankan fungsi-fungsi keluarga dengan baik juga.
Untuk mewujudkan harapan itu, lanjut Menteri, perlu meneguhkan delapan fungsi keluarga yang ada, mulai dari fungsi agama, kasih sayang, perlindungan, ekonomi, sosial pendidikan, kesehatan reproduksi, sosial budaya, hingga kelestarian lingkungan.
"Bila benar-benar kita hayati, kita lakukan dengan penuh rasa cinta kepada Tuhan yang maha kuasa dan kepada keluarga yang kita cintai, semua itu tidak ada yang sulit," ujarnya.
Menko PMK juga mengapresiasi keberhasilan program KB di tanah air yang ditandai dengan banyaknya kampung kumuh yang kini jadi kampung bersih, kampung kreatif, kampung sejahtera, kampung berencana, dan kampung KB.
"Itu semua merupakan ikhtiar nyata yang harus mendapat dukungan masyarakat, pemerintah, dan swasta. Semua itu niatnya meningkatkan kualitas hidup manusia yang Indonesia," katanya.
Menko juga turut menyemangati para remaja agar tetap semangat meraih prestasi, menjunjung tinggi martabat keluarga, bangsa dan negara. Pemerintah memberikan penghargaan kepada warga Indonesia yang mengabdikan diri dan karyanya di bidang "Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga" (KKBPK). Sebanyak 120 orang yang mendedikasikan diri mendapat apresiasi pada kegiatan peringatan Hari Keluarga Nasional kali ini.
Untuk itu menteri juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada gubernur, bupati, wali kota serta Tim Penggerak-Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang mendorong masyarakat membangun keluarga.
Menteri juga berterima kasih kepada para pejabat daerah yang pada pemilihan pilkada serentak beberapa waktu lalu menaruh perhatian bagi pelaksanaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Sulawesi Utara.
"Hampir banyak sekali saya lihat gubernur, bupati, wali kota yang terpilih kemudian hadir di Manado ini," lanjutnya sambil memberi selamat kepada para penerima penghargaan.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey berterima kasih atas dipercayakannya provinsi berpenduduk lebih dari 2,4 juta jiwa itu menjadi penyelenggara Harganas XXV.
"Nikmatilah keindahan Sulawesi Utara sebagai destinasi pariwisata dunia dan Indonesia," ajaknya. Gubernur optimistis kunjungan lebih dari 13.000 perserta Harganas di daerah ini akan memberikan dampak langsung pada perekonomian daerah yang memiliki 14 kabupaten dan kota itu. Ada enam kategori penghargaan yang diterima peserta yang mengikuti Harganas di Manado yaitu Satyalencana Pembangunan (21 orang), Satyalencana Wira Karya (2 orang), Manggala Karya Kencana (74 orang), Wira Karya Kencana(empat orang), Dharma Karya Kencana (17 orang) dan Cipta Karya Kencana (dua orang).