Palembang (ANTARA News Sumsel) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprakirakan tarif kereta api ringan atau "light rail transit" rute dalam Kota Palembang berkisar Rp5.000 per orang.
Pada acara penerimaan dua train set LRT di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Jumat, Menhub menjelaskan tarif tersebut berlaku sementara karena pada pengoperasian awal LRT ini masih mendapat bantuan subsidi dari Kementerian Perhubungan.
"Tarifnya berkisar Rp5.000. Tapi ke bandara, satu angka yang lain. Kami lagi survei sekarang ini," kata Budi Karya.
Ia menjelaskan pemerintah masih menghitung tarif yang sesuai dan terjangkau serta mempertimbangkan kemampuan masyarakat perkotaan membayar tarif angkutan umum.
Dengan tarif yang terjangkau masyarakat dapat menggunakan LRT sebagai moda transportasi sehari-hari dan menjadi gaya hidup "lifestyle" warga Palembang.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Perkeretaapian, Zulfikri, menjelaskan dana PSO yang dialokasikan untuk tarif subsidi atau tarif perintis LRT Palembang senilai Rp129 miliar dalam APBN 2018.
"Kita masih tarif perintis karena baru dibuka jadi 'demand' belum terbentuk sehingga kita aplikasikan subsidi," kata dia.
Ada pun rencananya LRT Palembang menggunakan dua tarif sementara, yaitu tarif kereta rute dalam kota (commuter) sebesar Rp5.000 (flat), sedangkan tarif sampai bandara sebesar Rp20 ribu.
"Pak Menteri mengatakan sekitar Rp5.000 jauh-dekat untuk di kota. Tapi kalau ke bandara, nanti dihitung lagi," kata Zulfikri.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin, di Pelabuhan Boom Baru, Jumat, membuka selubung kereta. Kegiatan tersebut menandakan kedatangan dua train set (rangkaian) kereta api ringan atau LRT untuk kota Palembang.
Kedatangan train set ini menjadi penunjang moda transportasi pada turnamen Asian Games yang digelar 18 Agustus mendatang.
Kedua trainset LRT tersebut sebenarnya telah tiba di Pelabuhan Boom Baru, Palembang sejak Rabu (11/4) dari PT INKA di Madiun, Jawa Timur. Satu rangkaian LRT terdiri atas tiga kereta (gerbong) yang berkapasitas penumpang 200-300 orang per kereta.
Pada acara penerimaan dua train set LRT di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Jumat, Menhub menjelaskan tarif tersebut berlaku sementara karena pada pengoperasian awal LRT ini masih mendapat bantuan subsidi dari Kementerian Perhubungan.
"Tarifnya berkisar Rp5.000. Tapi ke bandara, satu angka yang lain. Kami lagi survei sekarang ini," kata Budi Karya.
Ia menjelaskan pemerintah masih menghitung tarif yang sesuai dan terjangkau serta mempertimbangkan kemampuan masyarakat perkotaan membayar tarif angkutan umum.
Dengan tarif yang terjangkau masyarakat dapat menggunakan LRT sebagai moda transportasi sehari-hari dan menjadi gaya hidup "lifestyle" warga Palembang.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Perkeretaapian, Zulfikri, menjelaskan dana PSO yang dialokasikan untuk tarif subsidi atau tarif perintis LRT Palembang senilai Rp129 miliar dalam APBN 2018.
"Kita masih tarif perintis karena baru dibuka jadi 'demand' belum terbentuk sehingga kita aplikasikan subsidi," kata dia.
Ada pun rencananya LRT Palembang menggunakan dua tarif sementara, yaitu tarif kereta rute dalam kota (commuter) sebesar Rp5.000 (flat), sedangkan tarif sampai bandara sebesar Rp20 ribu.
"Pak Menteri mengatakan sekitar Rp5.000 jauh-dekat untuk di kota. Tapi kalau ke bandara, nanti dihitung lagi," kata Zulfikri.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin, di Pelabuhan Boom Baru, Jumat, membuka selubung kereta. Kegiatan tersebut menandakan kedatangan dua train set (rangkaian) kereta api ringan atau LRT untuk kota Palembang.
Kedatangan train set ini menjadi penunjang moda transportasi pada turnamen Asian Games yang digelar 18 Agustus mendatang.
Kedua trainset LRT tersebut sebenarnya telah tiba di Pelabuhan Boom Baru, Palembang sejak Rabu (11/4) dari PT INKA di Madiun, Jawa Timur. Satu rangkaian LRT terdiri atas tiga kereta (gerbong) yang berkapasitas penumpang 200-300 orang per kereta.