Kupang (ANTARA News Sumsel) - Masyarakat Tionghoa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur menilai makna tahun Anjing Tanah merupakan tahun pembawa keberuntungan, dan menjadi penyemangat untuk setahun ke depan.
"Bagi kami warga Tionghoa, tahun Anjing Tanah adalah tahun keberuntungan. Dimana tahun ini akan menjadi tahun penyemangat untuk tahun berikutnya," kata Pengurus Klenteng Siang Lay Robby Lay yang ditemui di Klenteng Siang Lay, Kota Kupang, Jumat.
Ia mengatakan bahwa anjing tanah sendiri dikenal sebagai hewan yang loyal dan setia kepada tuannya tetapi juga dikenal mempunyai sifat yang keras kepala.
Namun kalau untuk bisnis, prospeknya akan lancar dan memberikan keuntungan bagi pebisnis di tahun anjing tanah tersebut.
"Kalau menurut Feng Sui orang China, dari sisi bisnis prospeknya akan lancar," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa sebelum acara puncak tahun baru Imlek pada Kamis (15/2) keluarganya melakukan sembayang bersama di klenteng dan juga membakar uang kertas sebagai bagian dari menghormati leluhur serta buang sial untuk tahun sebelumnya.
Puncak perayaan Imlek dilakukan warga keturunan Tionghoa dengan menggelar persembahyangan yang diawali dari kediaman masing-masing.
Terkait Klenteng Siang Lay Robby mengatakan bahwa Klenteng yang dibangun pada 1865 tersebut merupakan satu-satunya kelenteng yang tetap berdiri di Kota Kupang setelah sejumlah kelenteng hancur akibat perang dunia Kedua.
Sementara itu terkait keterlibatan umat beragama lain di Kupang dalam kegiatan penyambutan Tahun Baru Imlek, Robby mengatakan hampir setiap tahun biasa-biasa saja.
Sementara itu Bobby Pitoby mengaku bahwa walaupun tahun ini memberikan prospek bisnis yang bagus bagi mereka yang ingin tekun berbisnis, tetapi juga tahun anjing akan muncul berbagai konflik karena bersamaan dengan tahun politik.
"Tahun politik bisa saja menghancurkan semuanya karena bisnis bisa berjalan jika sistem perpolitikan dan aktivitas masyarakat berjalan dengan baik dan aman," ujarnya.
Bobby yang juga sebagai Ketua REI NTT ini juga mengharapkan agar tahun baru Imlek bisa memberikan banyak keberuntungan bagi siapa saja yang berbisnis. Tidak hanya bagi etnis Tionghoa tetapi bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya NTT, karena Indonesia itu satu yang tergabung dalam Bhinneka Tunggal Ika.
(T.K010/I.K. Sutika)
"Bagi kami warga Tionghoa, tahun Anjing Tanah adalah tahun keberuntungan. Dimana tahun ini akan menjadi tahun penyemangat untuk tahun berikutnya," kata Pengurus Klenteng Siang Lay Robby Lay yang ditemui di Klenteng Siang Lay, Kota Kupang, Jumat.
Ia mengatakan bahwa anjing tanah sendiri dikenal sebagai hewan yang loyal dan setia kepada tuannya tetapi juga dikenal mempunyai sifat yang keras kepala.
Namun kalau untuk bisnis, prospeknya akan lancar dan memberikan keuntungan bagi pebisnis di tahun anjing tanah tersebut.
"Kalau menurut Feng Sui orang China, dari sisi bisnis prospeknya akan lancar," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa sebelum acara puncak tahun baru Imlek pada Kamis (15/2) keluarganya melakukan sembayang bersama di klenteng dan juga membakar uang kertas sebagai bagian dari menghormati leluhur serta buang sial untuk tahun sebelumnya.
Puncak perayaan Imlek dilakukan warga keturunan Tionghoa dengan menggelar persembahyangan yang diawali dari kediaman masing-masing.
Terkait Klenteng Siang Lay Robby mengatakan bahwa Klenteng yang dibangun pada 1865 tersebut merupakan satu-satunya kelenteng yang tetap berdiri di Kota Kupang setelah sejumlah kelenteng hancur akibat perang dunia Kedua.
Sementara itu terkait keterlibatan umat beragama lain di Kupang dalam kegiatan penyambutan Tahun Baru Imlek, Robby mengatakan hampir setiap tahun biasa-biasa saja.
Sementara itu Bobby Pitoby mengaku bahwa walaupun tahun ini memberikan prospek bisnis yang bagus bagi mereka yang ingin tekun berbisnis, tetapi juga tahun anjing akan muncul berbagai konflik karena bersamaan dengan tahun politik.
"Tahun politik bisa saja menghancurkan semuanya karena bisnis bisa berjalan jika sistem perpolitikan dan aktivitas masyarakat berjalan dengan baik dan aman," ujarnya.
Bobby yang juga sebagai Ketua REI NTT ini juga mengharapkan agar tahun baru Imlek bisa memberikan banyak keberuntungan bagi siapa saja yang berbisnis. Tidak hanya bagi etnis Tionghoa tetapi bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya NTT, karena Indonesia itu satu yang tergabung dalam Bhinneka Tunggal Ika.
(T.K010/I.K. Sutika)