Jakarta (ANTARA Sumsel) - Tinggi Lea Elvensia Wolobubo Kahol, pebola basket perempuan asal Wanam, Merauke, Provinsi Papua mungkin "cuma" 178 centimeter.
Sebagai seorang center, posturnya memang kurang ideal karena para pemain di posisi ini rata-rata memiliki tinggi di atas 185 centimeter.
Bandingkan saja dengan kompatriotnya di tim nasional bola basket putri Indonesia dan klub Surabaya Fever, Gabriel Sophia yang bertinggi badan 186 centimeter.
Dia pun terlihat lebih mungil kalau disandingkan dengan center lain di kawasan Asia seperti, katakanlah, Li Yueru dari China yang tinggi tubuhnya mencapai dua meter.
Ah, mari lupakan saja masalah postur. Walau rata-rata orang Indonesia tak perlu terlalu mendongak jika berbicara berhadapan dengan dirinya, Lea Elvensia Wolobubo Kahol, atau akrab disapa Lea Kahol, memiliki kemampuan "rebound" yang mumpuni.
Lompatannya bagus, fisiknya kuat kala beradu dengan pemain lawan di bawah ring. Meski baru berusia 18 tahun, Lea Kahol tidak pernah minder kala bermain melawan tim-tim kuat Asia maupun dunia.
Coba lihat statistiknya kala bermain untuk tim nasional U-18 putri Indonesia di ajang Kejuaraan Bola Basket Asia U-18 FIBA pada tahun 2016 di Thailand.
Di turnamen tersebut, Lea Kahol tampil sangat baik terutama di "paint area". Pebola basket yang lahir pada 17 Juli 1999 ini mampu membuat rata-rata 12 poin, 10,5 rebound, 0,2 assist dan 1,3 steal per-pertandingan.
Dengan catatan itu, dia dan rekan-rekannya berhasil membawa tim U-18 putri Indonesia ke level I FIBA Asia dan berhak tampil di kejuaraan serupa pada tahun 2018.
Lalu, pada Mei 2017, Lea Kahol kembali menunjukkan kebintangannya. Kali ini bukan di timnas bola basket konvensional atau lima lawan lima, melainkan di tiga lawan tiga yang populer dengan istilah 3X3.
Bersama Michelle Kurniawan, Nathania Claresta dan Valencia Pramono, Lea berhasil membawa timnas 3X3 putri Indonesia juara di Piala 3X3 Asia U-18 2017 FIBA yang digelar di Malaysia, setelah menaklukkan tuan rumah di final.
Di turnamen itu, tim putri Indonesia hanya sekali menelan kekalahan yaitu dari Jepang di babak penyisihan. Sisanya, pertandingan berakhir dengan kemenangan.
Lea dan rekan unggul dari Taiwan, Sri Lanka dan tim kuat China sebelum melaju ke final untuk menumbangkan Malaysia.
Dia lagi-lagi menjadi tokoh protagonis turnamen. Karena dianggap tampil menonjol di kompetisi tersebut, dia didaulat menjadi pemain putri terbaik sepanjang turnamen.
Belum selesai, dia juga berhasil menjadi pendulang poin tertinggi keempat dari 64 pemain yang tampil di kompetisi dengan menorehkan total 34 poin dari lima pertandingan.
Pesona Lea Kahol tak terbendung lagi. Dengan segala predikatnya, dia terpilih menjadi salah satu dari 12 personel pengisi skuat tim nasional Indonesia di SEA Games 2017 yang berhasil meraih medali perunggu.
Terkini, Lea yang bergabung dengan Jovita Elizabeth, Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi dan Agustin Graditta Retong di timnas 3X3 putri kembali mempersembahkan gelar kampiun untuk Indonesia, kali ini di turnamen uji coba (test event) internasional Asian Games 2018 bertajuk "3X3 Asia Challenge 2017".
Mereka berhasil mengangkangi tiga negara lain yang terlibat yaitu Thailand, Vietnam dan Malaysia.
Pelatih timnas 3X3 putri Indonesia di 3X3 Asia Challenge, Tri Hartanto, dalam sebuah kesempatan mengungkapkan dirinya tidak khawatir lawan memilih bermain di dalam, merujuk ke "paint area", karena Indonesia memiliki seorang "rebounder" berkelas dalam diri Lea Kahol.
"Di beberapa laga kami mencoba main di luar. Namun, kalaupun ke dalam, kami terbantu dengan keberadaan rebounder seperti Lea," kata Tri, pelatih yang juga membawa timnas putri Indonesia juara di Kejuaraan 3X3 Asia U-18 2017 FIBA.
Pilih 3X3
Berkat prestasinya yang terang benderang baik di tim nasional bola basket lima lawan lima maupun 3X3, ditambah yang usianya baru menginjak 18 tahun, nama Lea Kahol sangat mungkin bermain di Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia mulai pertengahan Agustus 2018.
Masalahnya adalah di timnas mana Lea akan bermain, lima lawan lima atau tiga lawan tiga? Mau tidak mau harus memilih karena di Asian Games setiap atlet hanya bisa bermain di satu cabang olahraga.
Mengenai ini, manajer tim nasional bola basket lima lawan lima putri Njoo Lie Wen mempersilakan pemain yang berpotensi masuk timnas bola basket untuk memperkuat timnas 3X3 jika dipanggil secara bersamaan dalam persiapan menuju Asian Games 2018.
Menurut Wahyu Gunarto, sapaan lain Njoo, keputusan itu diambil karena timnas 3X3 lebih berpotensi mendapatkan medali di Asian Games 2018 daripada timnas bola basket lima lawan lima.
"Jika memang dipanggil bersamaan, kami akan melepas pemain itu dan mencari nama lain menggantikan posisi mereka," ujar dia.
Gayung bersambut. Lea Kahol sendiri mengaku lebih memilih bermain untuk timnas 3X3 daripada di lima lawan lima di Asian Games.
Meskipun dunia 3X3 baru belakangan dikenalnya dibanding lima lawan lima, perempuan yang membela tim bola basket putri Provinsi Papua di PON XIX/2016 Jawa Barat ini yakin bisa membawa timnas 3X3 Indonesia merengkuh prestasi di Asian Games 2018.
"Saya pilih 3X3 karena peluang Indonesia meraih medali lebih besar dari cabang olahraga 3X3," tutur Lea.
Sebagai informasi, pertandingan cabang olahraga 3X3 di Asian Games 2018 merupakan yang pertama kalinya sepanjang sejarah Asian Games. Nantinya, di 3X3, setiap tim wajib memainkan pemain berusia di bawah 23 tahun atau U-23.
Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) sendiri berencana memanggil total 24 pemain, masing-masing 12 pemain putra dan putri, untuk mengikuti seleksi timnas 3X3 yang akan bertanding di Asian Games 2018.
Jika Lea Kahol masuk dalam daftar, dia dipastikan turut serta ke pemusatan latihan (TC) yang rencananya digelar di Serbia dan Belanda.
"Kami akan mengajukan proposal ke pemerintah. Serbia dan Belanda dipilih karena memiliki timnas 3X3 yang bagus. Rencananya tim akan berangkat setelah Liga Bola Basket Indonesia musim 2017-2018 berakhir atau setelah bulan puasa," kata manajer timnas 3X3 putra-putri Indonesia yang juga bendahara umum PP Perbasi, Fareza Tamrella.
Asian Games 2018 tinggal hitungan bulan. Seluruh atlet di semua cabang olahraga yang berpartisipasi tengah bersiap demi meraih prestasi setinggi-tingginya, termasuk pula Lea Kahol.
Dan dengan deretan prestasinya, terasa wajar jika ada peringatan: di Asian Games 2018 nanti, siap-siap menyambut bintang bola basket baru, siap-siap kecantol dengan Lea Kahol!
Sebagai seorang center, posturnya memang kurang ideal karena para pemain di posisi ini rata-rata memiliki tinggi di atas 185 centimeter.
Bandingkan saja dengan kompatriotnya di tim nasional bola basket putri Indonesia dan klub Surabaya Fever, Gabriel Sophia yang bertinggi badan 186 centimeter.
Dia pun terlihat lebih mungil kalau disandingkan dengan center lain di kawasan Asia seperti, katakanlah, Li Yueru dari China yang tinggi tubuhnya mencapai dua meter.
Ah, mari lupakan saja masalah postur. Walau rata-rata orang Indonesia tak perlu terlalu mendongak jika berbicara berhadapan dengan dirinya, Lea Elvensia Wolobubo Kahol, atau akrab disapa Lea Kahol, memiliki kemampuan "rebound" yang mumpuni.
Lompatannya bagus, fisiknya kuat kala beradu dengan pemain lawan di bawah ring. Meski baru berusia 18 tahun, Lea Kahol tidak pernah minder kala bermain melawan tim-tim kuat Asia maupun dunia.
Coba lihat statistiknya kala bermain untuk tim nasional U-18 putri Indonesia di ajang Kejuaraan Bola Basket Asia U-18 FIBA pada tahun 2016 di Thailand.
Di turnamen tersebut, Lea Kahol tampil sangat baik terutama di "paint area". Pebola basket yang lahir pada 17 Juli 1999 ini mampu membuat rata-rata 12 poin, 10,5 rebound, 0,2 assist dan 1,3 steal per-pertandingan.
Dengan catatan itu, dia dan rekan-rekannya berhasil membawa tim U-18 putri Indonesia ke level I FIBA Asia dan berhak tampil di kejuaraan serupa pada tahun 2018.
Lalu, pada Mei 2017, Lea Kahol kembali menunjukkan kebintangannya. Kali ini bukan di timnas bola basket konvensional atau lima lawan lima, melainkan di tiga lawan tiga yang populer dengan istilah 3X3.
Bersama Michelle Kurniawan, Nathania Claresta dan Valencia Pramono, Lea berhasil membawa timnas 3X3 putri Indonesia juara di Piala 3X3 Asia U-18 2017 FIBA yang digelar di Malaysia, setelah menaklukkan tuan rumah di final.
Di turnamen itu, tim putri Indonesia hanya sekali menelan kekalahan yaitu dari Jepang di babak penyisihan. Sisanya, pertandingan berakhir dengan kemenangan.
Lea dan rekan unggul dari Taiwan, Sri Lanka dan tim kuat China sebelum melaju ke final untuk menumbangkan Malaysia.
Dia lagi-lagi menjadi tokoh protagonis turnamen. Karena dianggap tampil menonjol di kompetisi tersebut, dia didaulat menjadi pemain putri terbaik sepanjang turnamen.
Belum selesai, dia juga berhasil menjadi pendulang poin tertinggi keempat dari 64 pemain yang tampil di kompetisi dengan menorehkan total 34 poin dari lima pertandingan.
Pesona Lea Kahol tak terbendung lagi. Dengan segala predikatnya, dia terpilih menjadi salah satu dari 12 personel pengisi skuat tim nasional Indonesia di SEA Games 2017 yang berhasil meraih medali perunggu.
Terkini, Lea yang bergabung dengan Jovita Elizabeth, Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi dan Agustin Graditta Retong di timnas 3X3 putri kembali mempersembahkan gelar kampiun untuk Indonesia, kali ini di turnamen uji coba (test event) internasional Asian Games 2018 bertajuk "3X3 Asia Challenge 2017".
Mereka berhasil mengangkangi tiga negara lain yang terlibat yaitu Thailand, Vietnam dan Malaysia.
Pelatih timnas 3X3 putri Indonesia di 3X3 Asia Challenge, Tri Hartanto, dalam sebuah kesempatan mengungkapkan dirinya tidak khawatir lawan memilih bermain di dalam, merujuk ke "paint area", karena Indonesia memiliki seorang "rebounder" berkelas dalam diri Lea Kahol.
"Di beberapa laga kami mencoba main di luar. Namun, kalaupun ke dalam, kami terbantu dengan keberadaan rebounder seperti Lea," kata Tri, pelatih yang juga membawa timnas putri Indonesia juara di Kejuaraan 3X3 Asia U-18 2017 FIBA.
Pilih 3X3
Berkat prestasinya yang terang benderang baik di tim nasional bola basket lima lawan lima maupun 3X3, ditambah yang usianya baru menginjak 18 tahun, nama Lea Kahol sangat mungkin bermain di Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia mulai pertengahan Agustus 2018.
Masalahnya adalah di timnas mana Lea akan bermain, lima lawan lima atau tiga lawan tiga? Mau tidak mau harus memilih karena di Asian Games setiap atlet hanya bisa bermain di satu cabang olahraga.
Mengenai ini, manajer tim nasional bola basket lima lawan lima putri Njoo Lie Wen mempersilakan pemain yang berpotensi masuk timnas bola basket untuk memperkuat timnas 3X3 jika dipanggil secara bersamaan dalam persiapan menuju Asian Games 2018.
Menurut Wahyu Gunarto, sapaan lain Njoo, keputusan itu diambil karena timnas 3X3 lebih berpotensi mendapatkan medali di Asian Games 2018 daripada timnas bola basket lima lawan lima.
"Jika memang dipanggil bersamaan, kami akan melepas pemain itu dan mencari nama lain menggantikan posisi mereka," ujar dia.
Gayung bersambut. Lea Kahol sendiri mengaku lebih memilih bermain untuk timnas 3X3 daripada di lima lawan lima di Asian Games.
Meskipun dunia 3X3 baru belakangan dikenalnya dibanding lima lawan lima, perempuan yang membela tim bola basket putri Provinsi Papua di PON XIX/2016 Jawa Barat ini yakin bisa membawa timnas 3X3 Indonesia merengkuh prestasi di Asian Games 2018.
"Saya pilih 3X3 karena peluang Indonesia meraih medali lebih besar dari cabang olahraga 3X3," tutur Lea.
Sebagai informasi, pertandingan cabang olahraga 3X3 di Asian Games 2018 merupakan yang pertama kalinya sepanjang sejarah Asian Games. Nantinya, di 3X3, setiap tim wajib memainkan pemain berusia di bawah 23 tahun atau U-23.
Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) sendiri berencana memanggil total 24 pemain, masing-masing 12 pemain putra dan putri, untuk mengikuti seleksi timnas 3X3 yang akan bertanding di Asian Games 2018.
Jika Lea Kahol masuk dalam daftar, dia dipastikan turut serta ke pemusatan latihan (TC) yang rencananya digelar di Serbia dan Belanda.
"Kami akan mengajukan proposal ke pemerintah. Serbia dan Belanda dipilih karena memiliki timnas 3X3 yang bagus. Rencananya tim akan berangkat setelah Liga Bola Basket Indonesia musim 2017-2018 berakhir atau setelah bulan puasa," kata manajer timnas 3X3 putra-putri Indonesia yang juga bendahara umum PP Perbasi, Fareza Tamrella.
Asian Games 2018 tinggal hitungan bulan. Seluruh atlet di semua cabang olahraga yang berpartisipasi tengah bersiap demi meraih prestasi setinggi-tingginya, termasuk pula Lea Kahol.
Dan dengan deretan prestasinya, terasa wajar jika ada peringatan: di Asian Games 2018 nanti, siap-siap menyambut bintang bola basket baru, siap-siap kecantol dengan Lea Kahol!