Bengkulu (ANTARA Sumsel) - Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengatakan kegiatan tahunan Festival Tabut yakni upacara doa menyambut 1 Muharram yang digelar Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu, akan mendukung pemerintah mewujudkan tahun kunjungan wisata pada 2020 atau "Visit Wonderful Bengkulu 2020".
"Kualitas festival perlu ditingkatkan setiap tahun sehingga kegiatan ini menjadi pendukung program prioritas pariwisata tahun kunjungan Bengkulu pada 2020," kata Rohidin di Bengkulu, Jumat.
Menurut Rohidin, festival ini menjadi sarana efektif mengenalkan kekayaan warisan seni dan budaya Bengkulu ke dunia luar.
Karena itu kualitas penampilan atau pertunjukan seni dan budaya perlu terus ditingkatkan sehingga selama festival berlangsung dapat menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini.
Festival Tabut memiliki agenda utama berupa ritual atau doa masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).
Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada 1685. Syeh Burhanuddin atau Imam Senggolo pun menikah dengan wanita Bengkulu kemudian keturunannya disebut sebagai Kerukunan Kelaurga Tabut (KKT). Upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram setiap tahun.
Selama 10 hari pelaksanaan doa, dinas pariwisata menggelar festival yang diisi pameran produk unggulan daerah serta berbagai lomba seperti tari dan lomba musik dol, alat musik khas Bengkulu serta pertunjukan seni dan budaya.
Festival ini pun menjadi agenda tahun pemerintah daerah yang diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Bengkulu.
Pembukaan Festival Tabut 2017 telah digelar pada Rabu (20/9) yang ditandai dengan tabuhan ratusan musik dol. Dol merupakan alat musik tabuh terbuat dari bonggol kelapa yang merupakan alat musik khas Bengkulu.
"Kualitas festival perlu ditingkatkan setiap tahun sehingga kegiatan ini menjadi pendukung program prioritas pariwisata tahun kunjungan Bengkulu pada 2020," kata Rohidin di Bengkulu, Jumat.
Menurut Rohidin, festival ini menjadi sarana efektif mengenalkan kekayaan warisan seni dan budaya Bengkulu ke dunia luar.
Karena itu kualitas penampilan atau pertunjukan seni dan budaya perlu terus ditingkatkan sehingga selama festival berlangsung dapat menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini.
Festival Tabut memiliki agenda utama berupa ritual atau doa masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).
Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada 1685. Syeh Burhanuddin atau Imam Senggolo pun menikah dengan wanita Bengkulu kemudian keturunannya disebut sebagai Kerukunan Kelaurga Tabut (KKT). Upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram setiap tahun.
Selama 10 hari pelaksanaan doa, dinas pariwisata menggelar festival yang diisi pameran produk unggulan daerah serta berbagai lomba seperti tari dan lomba musik dol, alat musik khas Bengkulu serta pertunjukan seni dan budaya.
Festival ini pun menjadi agenda tahun pemerintah daerah yang diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Bengkulu.
Pembukaan Festival Tabut 2017 telah digelar pada Rabu (20/9) yang ditandai dengan tabuhan ratusan musik dol. Dol merupakan alat musik tabuh terbuat dari bonggol kelapa yang merupakan alat musik khas Bengkulu.