Palembang (Antarasumsel.com) - Menjelang Idul Fitri, para perajin daun nipah di kawasan Kelurahan 3-4 Ulu Palembang mulai membuat ribuan kulit ketupat untuk dipasarkan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
"Memang biasa dibuat seminggu sebelum lebaran dan dibawa pedagang ke pasar langsung habis," kata Rusnaini salah satu perajin kulit ketupat di kawasan Kelurahan 3-4 Ulu Palembang, Selasa.
Menurut wanita yang juga biasa menganyam lidi daun nipah ini menerima ribuan pesanan kulit ketupat sejak seminggu lalu.
Untuk itu dia dan rekan perajin lainnya mendatangkan daun niah dari daerah Sepucuk kawasan Jalur Kabuaten Banyuasin sebagai bahan baku kulit ketupat lebaran.
"Daunnya kami beli dari pengumpul isinya sekitar seratusan lembar daun nipah muda," kata dia.
Ia mengaku, biasa memesan 40 ikat yang masing-masing berisi ratusan lembar daun nipah. Tiap lembar daun nipah sendiri menghasilkan satu buah kulit ketupat.
Dalam sehari ia bisa menganyam sekitar 400 buah kulit ketupat yang akan dibawa ke sejumlah pasar di Kota Palembang.
"Tiap lebaran pasti ada ribuan pesanan dan kulit ketupat ini selalu habis terjual," ungkap wanita dengan dua cucu ini.
Produksi kulit ketupat ini dilakukannya hingga dua hari menjelang (H-2) lebaran dan sehari menjelang Idul Fitri waktu dipergunakan untuk menyiapkan hidangan lebaran di Rumah.
Untuk omset setiap lebaran ia bisa mengantongi uang jutaan rupiah dari keuntungan membuat kulit ketuat.
Lumayan buat memenuhi kebutuhan lebaran, katanya.
Ketupat daun nipah sendiri menurut dia cukup istimewa ketimbang dari bahan daun janur kelapa dan pandan yang juga banyak ditemui di pasaran.
"Daun nipah ini sama harum dan yang paling penting menjaga ketupat lebih awet," papar dia.
Sementara daun pandan yang mewangikan beras ketupat dinilai kadang malah membuat ketupat jadi terasa pahit, sementara daun janur lebih muda menciut dan membuat ketupat mudah basah dan basi.
"Memang biasa dibuat seminggu sebelum lebaran dan dibawa pedagang ke pasar langsung habis," kata Rusnaini salah satu perajin kulit ketupat di kawasan Kelurahan 3-4 Ulu Palembang, Selasa.
Menurut wanita yang juga biasa menganyam lidi daun nipah ini menerima ribuan pesanan kulit ketupat sejak seminggu lalu.
Untuk itu dia dan rekan perajin lainnya mendatangkan daun niah dari daerah Sepucuk kawasan Jalur Kabuaten Banyuasin sebagai bahan baku kulit ketupat lebaran.
"Daunnya kami beli dari pengumpul isinya sekitar seratusan lembar daun nipah muda," kata dia.
Ia mengaku, biasa memesan 40 ikat yang masing-masing berisi ratusan lembar daun nipah. Tiap lembar daun nipah sendiri menghasilkan satu buah kulit ketupat.
Dalam sehari ia bisa menganyam sekitar 400 buah kulit ketupat yang akan dibawa ke sejumlah pasar di Kota Palembang.
"Tiap lebaran pasti ada ribuan pesanan dan kulit ketupat ini selalu habis terjual," ungkap wanita dengan dua cucu ini.
Produksi kulit ketupat ini dilakukannya hingga dua hari menjelang (H-2) lebaran dan sehari menjelang Idul Fitri waktu dipergunakan untuk menyiapkan hidangan lebaran di Rumah.
Untuk omset setiap lebaran ia bisa mengantongi uang jutaan rupiah dari keuntungan membuat kulit ketuat.
Lumayan buat memenuhi kebutuhan lebaran, katanya.
Ketupat daun nipah sendiri menurut dia cukup istimewa ketimbang dari bahan daun janur kelapa dan pandan yang juga banyak ditemui di pasaran.
"Daun nipah ini sama harum dan yang paling penting menjaga ketupat lebih awet," papar dia.
Sementara daun pandan yang mewangikan beras ketupat dinilai kadang malah membuat ketupat jadi terasa pahit, sementara daun janur lebih muda menciut dan membuat ketupat mudah basah dan basi.