Padang (Antarasumsel.com) - Sejarawan Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat, Prof Mestika Zed mengatakan penulisan terhadap sejarah Minangkabau sangat penting untu dilakukan karena sejarah Minang yang belum tertulis secara menyeluruh.
"Zaman prasejarah di Minangkabau mempunyai nilai sejarah yang tinggi, hal ini terbukti dengan adanya tinggalan-tinggalan dari zaman tersebut," katanya di Padang, Selasa.
Ia menambahkan dalam penulisan sejarah Minangkabau sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh M.D Mansoer dan beberapa orang lainnya pada tahun 1970.
Menurutnya untuk penulisan sejarah Minangkabau hendaknya melibatkan beberapa ahli dari beberapa disiplin keilmuan, seperti dengan melibatkan para arkeolog dan juga filolog.
"Dalam upaya melakukan penulisan ini maka sebelumnya hendaklah dilakukan penyamaan persepsi terhadap konten yang akan ditulis," sebutnya.
Senada Penasihat Sosio-Budaya Kerajaan Malaysia, Tan Sri Rais Yatim mengatakan dalam upaya penulisan sejarah Minangkabau maka hal pertama yang harus dilakukan adalah penyatuan persepsi antar sejarawan.
Menurut Tan Sri yang merupakan keturunan Minang ini setelah adanya satu persepsi antara para sejarawan maka baru dirumuskan upaya-upaya yang akan dilakukan selanjutnya.
"Penulisan terhadap sejarah Minang ini penting untuk dilakukan, sebab keberadaannya Minangkabau memiliki banyak pengaruh di nusantara, salah satunya di Malaisya," katanya.
Sementara itu Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang, wilayah kerja Sumbar, Bengkulu dan Sumsel, Suarman mengatakan penulisan terhadap sejarah Minang harus dilakukan karena masyarakat membutuhkan hal tersebut.
"Sebelumnya kami mendapat masukan dari ninik mamak untuk mendudukkan dan melakukan penulisan terhadap sejarah Minang," lanjutnya.
"Zaman prasejarah di Minangkabau mempunyai nilai sejarah yang tinggi, hal ini terbukti dengan adanya tinggalan-tinggalan dari zaman tersebut," katanya di Padang, Selasa.
Ia menambahkan dalam penulisan sejarah Minangkabau sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh M.D Mansoer dan beberapa orang lainnya pada tahun 1970.
Menurutnya untuk penulisan sejarah Minangkabau hendaknya melibatkan beberapa ahli dari beberapa disiplin keilmuan, seperti dengan melibatkan para arkeolog dan juga filolog.
"Dalam upaya melakukan penulisan ini maka sebelumnya hendaklah dilakukan penyamaan persepsi terhadap konten yang akan ditulis," sebutnya.
Senada Penasihat Sosio-Budaya Kerajaan Malaysia, Tan Sri Rais Yatim mengatakan dalam upaya penulisan sejarah Minangkabau maka hal pertama yang harus dilakukan adalah penyatuan persepsi antar sejarawan.
Menurut Tan Sri yang merupakan keturunan Minang ini setelah adanya satu persepsi antara para sejarawan maka baru dirumuskan upaya-upaya yang akan dilakukan selanjutnya.
"Penulisan terhadap sejarah Minang ini penting untuk dilakukan, sebab keberadaannya Minangkabau memiliki banyak pengaruh di nusantara, salah satunya di Malaisya," katanya.
Sementara itu Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang, wilayah kerja Sumbar, Bengkulu dan Sumsel, Suarman mengatakan penulisan terhadap sejarah Minang harus dilakukan karena masyarakat membutuhkan hal tersebut.
"Sebelumnya kami mendapat masukan dari ninik mamak untuk mendudukkan dan melakukan penulisan terhadap sejarah Minang," lanjutnya.