Kabar baik berembus dari Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat dalam pekan ini puluhan batang pohon Bunga Raflesia atau biasa disebut "Bunga Padma" jenis arnoldii dan rhizanthes tumbuh di daerah ini.
Bunga-bunga langka dan jenis terbesar di dunia itu, dijumpai di beberapa lokasi dalam hutan Batang Palupuah, Nagari Koto Rantang, Agam, merupakan salah satu destinasi wisata andalan di Sumbar yang dikenal banyak memiliki objek wisata menarik.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Daya Tarik Pariwisata Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Agam, Syatria menyampaikan kabar baik itu.
Ia menyebutkan, saat ini dua jenis Bunga Raflesia itu belum mekar dan kemungkinan seminggu lagi akan bermekaran.
"Pada Januari 2017, dua jenis Bunga Raflesia itu ditemukan sedang mekar di beberapa lokasi hutan Paulupuh dengan jarak sekitar satu kilometer dari akses jalan. Ke lokasi itu hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki," ujarnya lagi.
Saat bunga itu mekar, puluhan hingga ratusan wisatawan mancanegara datang mengunjungi daerah itu tiap harinya.
Umumnya, mereka berasal dari mancanegara, seperti Australia, Jerman, Inggris, dan negara lainnya.
"Kami akan terus mempromosikan keberadaan bungga langka ini kepada wisatawan melalui brosur, media sosial, dan lainnya," katanya pula.
Promosi keberadaan bunga padma raksasa itu diharapkan dapat menambah daya tarik para wisatawab baik dari dalam maupun mancanegara untuk datang berkumjung ke daerah itu.
Gerbang masuk ke lokasi tempat tumbuh dan mekar bunga itu, juga sudah dibangun yang lokasinya di pinggir ruas jalan Bukittinggi menuju Pasaman.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agam juga membentuk kelompok sadar wisata untuk menyambut dan melayani para pengunjung.
"Dengan cara ini, jumlah kunjungan akan meningkat dan menambah pendapatan masyarakat. Pengunjung juga bisa menikmati kopi luwak di lokasi," katanya lagi.
Rafflesia arnoldii memiliki bunga melebar dengan lima mahkota bunga. Bunga menjadi satu-satunya bagian tumbuhan yang terlihat dari kembang ini, karena tidak ada akar, daun, dan batang.
Satu bunga terdiri atas lima kelopak kasar yang berwarna oranye dan berbintik-bintik dengan krim berwarna putih.
Pada saat bunga mekar, diameternya dapat mencapai 70 hingga 110 sentimeter dengan tinggi mencapai 50 sentimeter dan berat hingga 11 kilogram.
Sedangkan Bunga Rafflesia rhizantes deceptor atau biasa dikenal dengan nama Raflesia Bintang merupakan sepupu Rafflesia arnoldii, termasuk dalam daftar puspa langka dunia yang terancam punah.
Bunga ini berwarna putih dengan kombinasi garis tipis berwarna merah kecokelatan. Ukurannya dalam kondisi mekar sempurna memiliki diameter 15 hingga 27 sentimeter.
Keunikan Raflesia jenis ini bila dibandingkan dengan anggota marga Raflesia lainnya adalah ukuran lebih kecil, bentuk dan jumlahnya serta ukuran daun perigonnya berbeda dengan Raflesia.
Bunga ini dapat ditemukan di hutan tropis Sumatera pada ketinggian 500 hingga 700 meter dari permukaan laut.
Raflesia merupakan tumbuhan jenis genus atau bunga parasit. Jenis bunga ini ditemukan di hutan hujan Indonesia sejak 1818, dan dinamai berdasarkan nama penemunya Thomas Stamford Raffles yang memimpin ekspedisi penemuan kembang ini.
Bunga ini terdiri dari sekitar 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya). Semua spesies bunga ini ditemukan di Asia Tenggara, tepatnya di Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatera, dan Filipina.
Raflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma, menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu.
Satu-satunya bagian tumbuhan Raflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg.
Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk, karena itulah ia disebut bunga bangkai atau bunga daging.
Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina.
Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan menyebarkan biji-bijinya.
Tambah Daya Tarik
Sebagai tempat tumbuh dan berkembang bunga langka itu, otomatis akan berdampak positif bagi Kabupaten Agam terutama dalam menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini.
Agam telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi andalan di Sumbar.
Telah banyak objek wisata di Agam yang bisa dikunjungi, baik wisata bahasi, danau, adat istiadat, budaya, kuliner, dan sebagainya.
Keberadaan Bunga Raflesia yang tumbuh dan bermekaran di wilayah Agam akan menjadi nilai tambah bagi wisata Agam yang memang sudah menarik.
Saat ini telah terdapat sejumlah objek wisata di Agam yang punya daya tarik untuk wisatawan, yakni Museum Buya Hamka yang merupakan tempat kelahiran dan kini dijadikan museum tokoh agama dan ulama terkenal Minang Kabau bernama Buya Hamka (Prof Dr Haji Abdul Malik bin Dr Syekh Haji Abdul Karim Amrullah).
Dibangun tahun 2000 dan diresmikan 2001, museum ini dikhususkan untuk menyimpan benda-benda koleksi peninggalan Buya Hamka.
Museum ini berlokasi di sekitar tepian Danau Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Lalu, objek wisata Puncak Lawang sebagai puncak dataran tinggi di Agam yang berada di puncak bukit menghadap ke Danau Maninjau dengan ketinggian sekitar 1.210 meter di atas permukaan laut (mdpl). Objek wisata ini terletak di Kecamatan Matur, Agam.
Kemudian, objek wisata Kelok 44, berlokasi sepanjang jalan di sisi perbukitan dalam kawasan Danau Maninjau, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Selanjutnya, objek wisata Danau Maninjau yang merupakan danau vulkanik berada di ketinggian 461,50 mdpl.
Danau seluas sekitar 99,5 kilometer persegi dan kedalaman sekitar 495 meter ini berlokasi di Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Berikutnya, objek wisata Air Terjun Badorai berlokasi di Nagari Sungai Puar, Kecamatan Sungai Puar, Agam.
Kemudian, objek wisata Ambun Pagi terletak pada ketinggian sekitar 1.000 mdpl.
Objek wisata itu telah dilengkapi fasilitas hotel, penjual suvenir sebagai oleh-oleh, seperti tas, tikar, topi dan lainnya.
Objek wisata Ambun pagi ini terletak di Desa Padang Galanggang sekitar 24 km dari Kota Bukittinggi. Dari tempat ini dapat dinikmati keindahan Danau Maninjau sembari manyaksikan kemilau air danau yang diterpa cahaya mentari petang yang tenggelam di balik perbukitan.
Lalu, objek wisata Pantai Tiku yang berjarak sekitar 20 km dari Lubuk Basung, ibu kota Agam. Pantai ini cocok untuk mereka yang suka dengan ketenangan dan suasana nyaman.
Berikutnya Taman Wisata Muko-Muko berada di pinggir Danau Maninjau yang didukung berbagai fasilitas, seperti taman rekreasi, tempat ibadah, tempat bermain anak, dan pulau legenda. Objek wisata ini berlokasi di Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Selanjutnya, objek wisata Aia Tigo Raso yang unik karena punya sebuah kolam airnya memiliki tiga rasa, yaitu manis, asam, dan pahit.
Lokasinya beberapa meter dari pinggiran jalan raya Lubuk Basung ke Maninjau, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Agam, dan dapat ditempuh dengan mudah menggunakan kendaraan bermotor.
Objek wisata adalam Agam lainnya adalah Masjid Raya Bayur untuk wisata sejarah sekaligus religi yang berada di Nagari Bayur, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Tempat beribadah umat Islam ini punya arsitektur unik berupa perpaduan budaya Thailand dengan Minangkabau.
Daya tarik wisata Agam yang sudah mempesona diharapkan akan makin bersinar lagi dengan keberadaan spesies bunga langka di dunia, Raflesia di hutan alam daerah ini.
Bunga-bunga langka dan jenis terbesar di dunia itu, dijumpai di beberapa lokasi dalam hutan Batang Palupuah, Nagari Koto Rantang, Agam, merupakan salah satu destinasi wisata andalan di Sumbar yang dikenal banyak memiliki objek wisata menarik.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Daya Tarik Pariwisata Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Agam, Syatria menyampaikan kabar baik itu.
Ia menyebutkan, saat ini dua jenis Bunga Raflesia itu belum mekar dan kemungkinan seminggu lagi akan bermekaran.
"Pada Januari 2017, dua jenis Bunga Raflesia itu ditemukan sedang mekar di beberapa lokasi hutan Paulupuh dengan jarak sekitar satu kilometer dari akses jalan. Ke lokasi itu hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki," ujarnya lagi.
Saat bunga itu mekar, puluhan hingga ratusan wisatawan mancanegara datang mengunjungi daerah itu tiap harinya.
Umumnya, mereka berasal dari mancanegara, seperti Australia, Jerman, Inggris, dan negara lainnya.
"Kami akan terus mempromosikan keberadaan bungga langka ini kepada wisatawan melalui brosur, media sosial, dan lainnya," katanya pula.
Promosi keberadaan bunga padma raksasa itu diharapkan dapat menambah daya tarik para wisatawab baik dari dalam maupun mancanegara untuk datang berkumjung ke daerah itu.
Gerbang masuk ke lokasi tempat tumbuh dan mekar bunga itu, juga sudah dibangun yang lokasinya di pinggir ruas jalan Bukittinggi menuju Pasaman.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agam juga membentuk kelompok sadar wisata untuk menyambut dan melayani para pengunjung.
"Dengan cara ini, jumlah kunjungan akan meningkat dan menambah pendapatan masyarakat. Pengunjung juga bisa menikmati kopi luwak di lokasi," katanya lagi.
Rafflesia arnoldii memiliki bunga melebar dengan lima mahkota bunga. Bunga menjadi satu-satunya bagian tumbuhan yang terlihat dari kembang ini, karena tidak ada akar, daun, dan batang.
Satu bunga terdiri atas lima kelopak kasar yang berwarna oranye dan berbintik-bintik dengan krim berwarna putih.
Pada saat bunga mekar, diameternya dapat mencapai 70 hingga 110 sentimeter dengan tinggi mencapai 50 sentimeter dan berat hingga 11 kilogram.
Sedangkan Bunga Rafflesia rhizantes deceptor atau biasa dikenal dengan nama Raflesia Bintang merupakan sepupu Rafflesia arnoldii, termasuk dalam daftar puspa langka dunia yang terancam punah.
Bunga ini berwarna putih dengan kombinasi garis tipis berwarna merah kecokelatan. Ukurannya dalam kondisi mekar sempurna memiliki diameter 15 hingga 27 sentimeter.
Keunikan Raflesia jenis ini bila dibandingkan dengan anggota marga Raflesia lainnya adalah ukuran lebih kecil, bentuk dan jumlahnya serta ukuran daun perigonnya berbeda dengan Raflesia.
Bunga ini dapat ditemukan di hutan tropis Sumatera pada ketinggian 500 hingga 700 meter dari permukaan laut.
Raflesia merupakan tumbuhan jenis genus atau bunga parasit. Jenis bunga ini ditemukan di hutan hujan Indonesia sejak 1818, dan dinamai berdasarkan nama penemunya Thomas Stamford Raffles yang memimpin ekspedisi penemuan kembang ini.
Bunga ini terdiri dari sekitar 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya). Semua spesies bunga ini ditemukan di Asia Tenggara, tepatnya di Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatera, dan Filipina.
Raflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma, menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu.
Satu-satunya bagian tumbuhan Raflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg.
Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk, karena itulah ia disebut bunga bangkai atau bunga daging.
Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina.
Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan menyebarkan biji-bijinya.
Tambah Daya Tarik
Sebagai tempat tumbuh dan berkembang bunga langka itu, otomatis akan berdampak positif bagi Kabupaten Agam terutama dalam menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini.
Agam telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi andalan di Sumbar.
Telah banyak objek wisata di Agam yang bisa dikunjungi, baik wisata bahasi, danau, adat istiadat, budaya, kuliner, dan sebagainya.
Keberadaan Bunga Raflesia yang tumbuh dan bermekaran di wilayah Agam akan menjadi nilai tambah bagi wisata Agam yang memang sudah menarik.
Saat ini telah terdapat sejumlah objek wisata di Agam yang punya daya tarik untuk wisatawan, yakni Museum Buya Hamka yang merupakan tempat kelahiran dan kini dijadikan museum tokoh agama dan ulama terkenal Minang Kabau bernama Buya Hamka (Prof Dr Haji Abdul Malik bin Dr Syekh Haji Abdul Karim Amrullah).
Dibangun tahun 2000 dan diresmikan 2001, museum ini dikhususkan untuk menyimpan benda-benda koleksi peninggalan Buya Hamka.
Museum ini berlokasi di sekitar tepian Danau Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Lalu, objek wisata Puncak Lawang sebagai puncak dataran tinggi di Agam yang berada di puncak bukit menghadap ke Danau Maninjau dengan ketinggian sekitar 1.210 meter di atas permukaan laut (mdpl). Objek wisata ini terletak di Kecamatan Matur, Agam.
Kemudian, objek wisata Kelok 44, berlokasi sepanjang jalan di sisi perbukitan dalam kawasan Danau Maninjau, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Selanjutnya, objek wisata Danau Maninjau yang merupakan danau vulkanik berada di ketinggian 461,50 mdpl.
Danau seluas sekitar 99,5 kilometer persegi dan kedalaman sekitar 495 meter ini berlokasi di Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Berikutnya, objek wisata Air Terjun Badorai berlokasi di Nagari Sungai Puar, Kecamatan Sungai Puar, Agam.
Kemudian, objek wisata Ambun Pagi terletak pada ketinggian sekitar 1.000 mdpl.
Objek wisata itu telah dilengkapi fasilitas hotel, penjual suvenir sebagai oleh-oleh, seperti tas, tikar, topi dan lainnya.
Objek wisata Ambun pagi ini terletak di Desa Padang Galanggang sekitar 24 km dari Kota Bukittinggi. Dari tempat ini dapat dinikmati keindahan Danau Maninjau sembari manyaksikan kemilau air danau yang diterpa cahaya mentari petang yang tenggelam di balik perbukitan.
Lalu, objek wisata Pantai Tiku yang berjarak sekitar 20 km dari Lubuk Basung, ibu kota Agam. Pantai ini cocok untuk mereka yang suka dengan ketenangan dan suasana nyaman.
Berikutnya Taman Wisata Muko-Muko berada di pinggir Danau Maninjau yang didukung berbagai fasilitas, seperti taman rekreasi, tempat ibadah, tempat bermain anak, dan pulau legenda. Objek wisata ini berlokasi di Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Selanjutnya, objek wisata Aia Tigo Raso yang unik karena punya sebuah kolam airnya memiliki tiga rasa, yaitu manis, asam, dan pahit.
Lokasinya beberapa meter dari pinggiran jalan raya Lubuk Basung ke Maninjau, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Agam, dan dapat ditempuh dengan mudah menggunakan kendaraan bermotor.
Objek wisata adalam Agam lainnya adalah Masjid Raya Bayur untuk wisata sejarah sekaligus religi yang berada di Nagari Bayur, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Tempat beribadah umat Islam ini punya arsitektur unik berupa perpaduan budaya Thailand dengan Minangkabau.
Daya tarik wisata Agam yang sudah mempesona diharapkan akan makin bersinar lagi dengan keberadaan spesies bunga langka di dunia, Raflesia di hutan alam daerah ini.