Gunungkidul (Antarasumsel.com) - Pusat edukasi dan wisata (eduwisata) energi baru terbarukan (EBT) Baron Technopark milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berbenah mempersiapkan festival edukasi energi terbarukan yang dikemas dalam "Baron Festival" yang akan terlaksana pada 21-22 Desember 2016.
"Seharusnya festivalnya dimulai tanggal 9 Desember 2016 tapi karena berbagai hal terpaksa harus diundur. Kita siapkan pentas budaya dan kuliner masyarakat setempat di festival ini, supaya masyarakat Gunungkidul sendiri mau hadir juga ke sini," kata Kepala Sub Bidang Pengelolaan Technopark Energi Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) BPPT Ridwan Budi Prasetyo di Gunungkidul, Jumat.
Selain kegiatan pentas budaya dan kuliner, menurut Ridwan, juga ada 11 SMA/SMK di Gunungkidul yang terpilih untuk menampilkan inovasi dan kuliner mereka dalam festival.
Para pengunjung yang hadir di festival yang digelar selama dua hari tersebut juga diajak mengikuti kontes swafoto (selfie), lanjutnya. "Banyak lokasi di Baron Technopark yang cocok untuk menjadi lokasi swafoto, dan sebenarnya sudah banyak muncul di sosial media, karenanya sekalian kita buat kontesnya nanti".
Jam matahari raksasa menjadi salah satu lokasi favorit untuk berswafoto selain juga kincir angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang dibangun di sampingnya. Hamparan kebun buah naga dengan latar belakang laut dan fasilitas Baron Technopark lainnya juga menjadi pemandangan yang asyik untuk berswafoto.
Berdasarkan pantauan Antara di lokasi, sejumlah fasilitas lain sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan seperti "camping ground" dan ruang pentas "outdoor" yang menghadap laut. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan nantinya untuk mereka yang ingin belajar tentang energi baru terbarukan di Baron Technopark.
Menurut Ridwan, latar belakang digelarnya Baron Festival ini karena masih sedikit masyarakat Gunungkidul yang hadir untuk belajar sambil berwisata ke Baron Technopark. Padahal jumlah pengunjung sejak Januari hingga September 2016 sudah mencapai 4000 orang dan mayoritas datang dari luar kabupaten tersebut.
"Yang datang ke Baron Technopark itu mulai dari anak-anak SD hingga mahasiswa, perwakilan instansi pemerintahan maupun swasta dari berbagai daerah yang mau belajar soal energi baru terbarukan, sampai peneliti dari berbagai lembaga penelitian. Dalam waktu dekat ini ada yang mau datang dari Bali dan Semarang," ujar Ridwan.
Bulati Gunungkidul, menurut Dia, mengkritisi jumlah pengunjung yang ternyata lebih banyak datang dari luar daerahnya, dan segera mengajak sekitar 400 SKPD untuk datang ke Baron Technopark, dilanjutkan dengan merancang Baron Festival bersama BPPT untuk menarik pengunjung lebih banyak berwisata edukasi di sana.
Kawasan Baron Technopark menjadi contoh lokasi pemanfaatan EBT yang mandiri energi dari listrik PT PLN (Persero). Kawasan ini memanfaatkan energi dari tenaga bayu atau angin dengan kapasitas 16 kilowatt, dari tenaga surya dengan kapasitas 36 kilowatt, dan listrik tenaga diesel sebagai cadangan.
"Seharusnya festivalnya dimulai tanggal 9 Desember 2016 tapi karena berbagai hal terpaksa harus diundur. Kita siapkan pentas budaya dan kuliner masyarakat setempat di festival ini, supaya masyarakat Gunungkidul sendiri mau hadir juga ke sini," kata Kepala Sub Bidang Pengelolaan Technopark Energi Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) BPPT Ridwan Budi Prasetyo di Gunungkidul, Jumat.
Selain kegiatan pentas budaya dan kuliner, menurut Ridwan, juga ada 11 SMA/SMK di Gunungkidul yang terpilih untuk menampilkan inovasi dan kuliner mereka dalam festival.
Para pengunjung yang hadir di festival yang digelar selama dua hari tersebut juga diajak mengikuti kontes swafoto (selfie), lanjutnya. "Banyak lokasi di Baron Technopark yang cocok untuk menjadi lokasi swafoto, dan sebenarnya sudah banyak muncul di sosial media, karenanya sekalian kita buat kontesnya nanti".
Jam matahari raksasa menjadi salah satu lokasi favorit untuk berswafoto selain juga kincir angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang dibangun di sampingnya. Hamparan kebun buah naga dengan latar belakang laut dan fasilitas Baron Technopark lainnya juga menjadi pemandangan yang asyik untuk berswafoto.
Berdasarkan pantauan Antara di lokasi, sejumlah fasilitas lain sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan seperti "camping ground" dan ruang pentas "outdoor" yang menghadap laut. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan nantinya untuk mereka yang ingin belajar tentang energi baru terbarukan di Baron Technopark.
Menurut Ridwan, latar belakang digelarnya Baron Festival ini karena masih sedikit masyarakat Gunungkidul yang hadir untuk belajar sambil berwisata ke Baron Technopark. Padahal jumlah pengunjung sejak Januari hingga September 2016 sudah mencapai 4000 orang dan mayoritas datang dari luar kabupaten tersebut.
"Yang datang ke Baron Technopark itu mulai dari anak-anak SD hingga mahasiswa, perwakilan instansi pemerintahan maupun swasta dari berbagai daerah yang mau belajar soal energi baru terbarukan, sampai peneliti dari berbagai lembaga penelitian. Dalam waktu dekat ini ada yang mau datang dari Bali dan Semarang," ujar Ridwan.
Bulati Gunungkidul, menurut Dia, mengkritisi jumlah pengunjung yang ternyata lebih banyak datang dari luar daerahnya, dan segera mengajak sekitar 400 SKPD untuk datang ke Baron Technopark, dilanjutkan dengan merancang Baron Festival bersama BPPT untuk menarik pengunjung lebih banyak berwisata edukasi di sana.
Kawasan Baron Technopark menjadi contoh lokasi pemanfaatan EBT yang mandiri energi dari listrik PT PLN (Persero). Kawasan ini memanfaatkan energi dari tenaga bayu atau angin dengan kapasitas 16 kilowatt, dari tenaga surya dengan kapasitas 36 kilowatt, dan listrik tenaga diesel sebagai cadangan.