Bandung (ANTARA Sumsel) - Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) akan menggelar Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) XX sekaligus juga Seminar Ilmiah Nasional, di Hotel Kota Bandung, Jawa Barat, pada 11-13 Oktober 2016.
"Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Provinsi Jawa Barat mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah," kata Sekertaris Utama Perpustakaan Nasional, selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IPI Dedi Junaedi, dalam siaran persnya, Minggu.
Dedi mengatakan, diadakannya Rakerpus, dan Seminar Nasional tersebut sesuai dengan AD/ART IPI dan Amanat Kongres XIII IPI Tahun 2015 di Padang Sumatera Barat, maka PP IPI akan melaksanakan Rapat Kerja Pusat XX dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia Tahun 2016.
"Pemateri yang akan hadir pada acara seminar diantaranya ada Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo RI, Dra Rosarita Niken, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab," kata dia.
Kegiatan ini, katanya, selain ditujukan dalam rangka mengkonsolidasikan dan menyelaraskan tugas-tugas organisasi, seminar nasional bertemakan "Pustakawan dan Media Sosial" akan mengupas tuntas pemahaman terkait manfaat media sosial bagi pustakawan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik diadakannya gelaran tersebut, terlebih pada Rakerpus akan dirumuskan terobosan, atau program kerja yang mendorong Pustakawan untuk mengembangkan kapasitas dan fungsinya.
Pria yang akrab disapa Aher ini menuturkan seorang Pustakawan pada sebuah perpustakaan berperan sebagai penyampai informasi dan dalam dunia pendidikan, peran perpustakaan masih menjadi kebutuhan pokok bagi para pendidik dan peneliti.
"Tidak semua informasi yang dibutuhkan akademisi dapat diperoleh dengan mudah, maka pustakawan sebagai mediator informasi sangat berperan," kata Aher.
Oleh karena keberadaan sumber daya manusia (SDM) pustakawan sebagai mitra intelektual pun, sangat didukung eksistensinya oleh Gubernur Aher.
Dalam sejumlah kesempatan Aher menyatakan bahwa Pustakawan adalah salah satu tenaga ahli yang jumlahnya masih perlu ditambah di Jawa Barat, bahkan pada momen moratorium PNS, dirinya inginkan kebutuhan akan tenaga ahli seperti Pustakawan tidak ikut "dimoratoriumkan".
"Kita masih butuh (tenaga ahli) untuk pekerjaan spesifik seperti pustakawan, dan arsiparis, itu diperlukan, keahliannya khusus, dan orangnya juga jarang," kata Aher.
"Melihat berkembangnya Teknologi Informasi, Pustakawan juga perlu untuk dapat memahami, dan memanfaatkan fitur-fitur informasi digital yang ada saat ini," lanjutnya.
"Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Provinsi Jawa Barat mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah," kata Sekertaris Utama Perpustakaan Nasional, selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IPI Dedi Junaedi, dalam siaran persnya, Minggu.
Dedi mengatakan, diadakannya Rakerpus, dan Seminar Nasional tersebut sesuai dengan AD/ART IPI dan Amanat Kongres XIII IPI Tahun 2015 di Padang Sumatera Barat, maka PP IPI akan melaksanakan Rapat Kerja Pusat XX dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia Tahun 2016.
"Pemateri yang akan hadir pada acara seminar diantaranya ada Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo RI, Dra Rosarita Niken, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab," kata dia.
Kegiatan ini, katanya, selain ditujukan dalam rangka mengkonsolidasikan dan menyelaraskan tugas-tugas organisasi, seminar nasional bertemakan "Pustakawan dan Media Sosial" akan mengupas tuntas pemahaman terkait manfaat media sosial bagi pustakawan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik diadakannya gelaran tersebut, terlebih pada Rakerpus akan dirumuskan terobosan, atau program kerja yang mendorong Pustakawan untuk mengembangkan kapasitas dan fungsinya.
Pria yang akrab disapa Aher ini menuturkan seorang Pustakawan pada sebuah perpustakaan berperan sebagai penyampai informasi dan dalam dunia pendidikan, peran perpustakaan masih menjadi kebutuhan pokok bagi para pendidik dan peneliti.
"Tidak semua informasi yang dibutuhkan akademisi dapat diperoleh dengan mudah, maka pustakawan sebagai mediator informasi sangat berperan," kata Aher.
Oleh karena keberadaan sumber daya manusia (SDM) pustakawan sebagai mitra intelektual pun, sangat didukung eksistensinya oleh Gubernur Aher.
Dalam sejumlah kesempatan Aher menyatakan bahwa Pustakawan adalah salah satu tenaga ahli yang jumlahnya masih perlu ditambah di Jawa Barat, bahkan pada momen moratorium PNS, dirinya inginkan kebutuhan akan tenaga ahli seperti Pustakawan tidak ikut "dimoratoriumkan".
"Kita masih butuh (tenaga ahli) untuk pekerjaan spesifik seperti pustakawan, dan arsiparis, itu diperlukan, keahliannya khusus, dan orangnya juga jarang," kata Aher.
"Melihat berkembangnya Teknologi Informasi, Pustakawan juga perlu untuk dapat memahami, dan memanfaatkan fitur-fitur informasi digital yang ada saat ini," lanjutnya.