Palembang (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kota Palembang mengkaji keinginan perluasan wilayah administrasi dalam menunjang peran sebagai ibu kota provinsi.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Palembang M Safri Nungcik di Palembang, Senin, mengatakan pemkot sudah bekerja sama dengan kalangan ademisi Universitas Sriwijaya untuk membuat kajian secara ilmiah mengenai kelayakan Palembang menambah luas wilayah administrasinya.
"Saat ini sedang dikaji, nanti para akademisi akan mempresentasikannya ke wali kota dan wali kota sendiri yang akan menyampaikan ke DPRD Sumsel," kata Safri.
Ia tidak membantah bahwa kajian ini dilakukan untuk dijadikan data pendukung bahwa Kota Palembang sudah sangat layak untuk bertambah luas wilayahnya.
Seperti yang diketahui, belum lama ini terjadi sengketa batas wilayah dengan Kabupaten Banyuasin mengenai kawasan Tegal Binagun.
"Nanti dilihat saja bagaimana keputusan DPRD, tapi yang jelas bahwa kebutuhan ruang bagi kota Palembang ini tak lain karena perkembangan kota itu sendiri sebagai ibu kota provinsi," kata Safri.
Salah seorang peneliti asal Unsri yang dipercaya pemkot untuk mengkaji hal tersebut Prof Didik Susetyo mengatakan bahwa kajian tersebut sudah dilakukan selama beberapa bulan dan tak lama lagi akan rampung.
"Sebentar lagi akan dipresentasikan ke wali kota," ujar dia.
Dalam kajian ilmiahnya, Didik mengatakan bahwa Kota Palembang saat ini mengalami pertumbuhan pesat dan telah berkembang menjadi kota metropolitan, bahkan ke arah megapolitan.
"Jika ini tidak ditunjang dengan ketersediaan lahan (ruang) maka akan muncul konflik. Mengenai seperti apa, hal itu yang akan saya sampaikan nanti," kata dia.
Kota Palembang yang menjadi ibu kota Sumatera Selatan berbatasan dengan sejumlah kabupaten yakni Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Ilir, dan Muaraenim.
Pertumbuhan kota ini demikian pesat mulai terasa setelah menjadi tuan rumah SEA Games ke-25 tahun 2011, kemudian disusul sejumlah agenda olahraga internasional lainnya.
Pada 2018, Sumsel telah diagendakan menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 yang diikuti 54 negara bersama DKI Jakarta.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Palembang M Safri Nungcik di Palembang, Senin, mengatakan pemkot sudah bekerja sama dengan kalangan ademisi Universitas Sriwijaya untuk membuat kajian secara ilmiah mengenai kelayakan Palembang menambah luas wilayah administrasinya.
"Saat ini sedang dikaji, nanti para akademisi akan mempresentasikannya ke wali kota dan wali kota sendiri yang akan menyampaikan ke DPRD Sumsel," kata Safri.
Ia tidak membantah bahwa kajian ini dilakukan untuk dijadikan data pendukung bahwa Kota Palembang sudah sangat layak untuk bertambah luas wilayahnya.
Seperti yang diketahui, belum lama ini terjadi sengketa batas wilayah dengan Kabupaten Banyuasin mengenai kawasan Tegal Binagun.
"Nanti dilihat saja bagaimana keputusan DPRD, tapi yang jelas bahwa kebutuhan ruang bagi kota Palembang ini tak lain karena perkembangan kota itu sendiri sebagai ibu kota provinsi," kata Safri.
Salah seorang peneliti asal Unsri yang dipercaya pemkot untuk mengkaji hal tersebut Prof Didik Susetyo mengatakan bahwa kajian tersebut sudah dilakukan selama beberapa bulan dan tak lama lagi akan rampung.
"Sebentar lagi akan dipresentasikan ke wali kota," ujar dia.
Dalam kajian ilmiahnya, Didik mengatakan bahwa Kota Palembang saat ini mengalami pertumbuhan pesat dan telah berkembang menjadi kota metropolitan, bahkan ke arah megapolitan.
"Jika ini tidak ditunjang dengan ketersediaan lahan (ruang) maka akan muncul konflik. Mengenai seperti apa, hal itu yang akan saya sampaikan nanti," kata dia.
Kota Palembang yang menjadi ibu kota Sumatera Selatan berbatasan dengan sejumlah kabupaten yakni Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Ilir, dan Muaraenim.
Pertumbuhan kota ini demikian pesat mulai terasa setelah menjadi tuan rumah SEA Games ke-25 tahun 2011, kemudian disusul sejumlah agenda olahraga internasional lainnya.
Pada 2018, Sumsel telah diagendakan menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 yang diikuti 54 negara bersama DKI Jakarta.