Muaraenim, (ANTARA Sumsel) - Desa Indramayu Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim hingga saat ini masih menjadi daerah penghasil kopi merek "Semende" yang terbaik di Sumatera Selatan.

Menurut Siti (54) warga Desa Indramayu di Muaraenim, Senin bahwa kopi yang dihasilkan petani di daerah tersebut kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan kopi produksi daerah lain di Sumsel.

Ia mengaku bersyukur, karena sejak beberapa pekan terakhir harga kopi biji mencapai Rp20 ribu per kilogram (kg), atau lebih baik dibandingkan kondisi beberapa bulan sebelumnya hanya kisaran Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kg.

Ia menuturkan, warga Desa Indramayu rata-rata berkebun kopi yang menjadi salah satu mata pencaharian andalan selain karet dan bertani tanaman padi.

Kebun kopi yang dimiliki hanya seluas 1,5 hektare berlokasi di atas lereng bukit di belakang rumahnya, kata Siti.

"Saya bersama suami beserta salah satu anaknya telah berkebun kopi sejak lebih dari 20 tahun lalu secara turun temurun, karena merawat tanaman kopi juga tidak terlalu sulit," katanya.

Ia menjelaskan, berkebun kopi merupakan harapan penghasilan sekali setahun, sedangkan usaha lainnya adalah menanam padi yang dapat dipanen dua kali setahun.

"Jadi sebelum buah kopi dipanen, sebagai usaha sampingan menanam padi dan sayuran," katanya.

Sedangkan bagi petani yang memiliki kebun karet, itu lebih menguntungkan karena bisa menghasilkan setiap hari.

Hanya saja sejak beberapa bulan terakhir, para petani pemilik kebun karet enggan menyadap, karena getah dihasilkan jauh berkurang imbas dari pengaruh musim kemarau.

Terkait dengan kondisi tanaman kopi, Kepala Desa Indramayu, Praniko mengatakan, sekarang ini sebagian besar petani di daerahnya sedang panen buah kopi.

Menurut dia, wajar saja kalau sepanjang pinggiran jalan umum di desa tersebut ditemukan terhampar jemuran kopi.

Ia menambahkan, jenis kopi produksi petani di daerah itu telah dikenal luas masyarakat Sumatera Selatan dengan sebutan kopi "Semendo".

Oleh karena itu, ia berharap dukungan dari pemerintah setempat dan pihak terkait lainnya baik pengembangan, cara menanam, bibit serta sistem pengolahan hingga pemasaran.

Dengan dukungan tersebut diharapkan kopi yang dihasilkan para petani diharagai lebih tinggi, seperti bantuan melalui pemasaran di tingkat toko swalayan yang tentunya dengan kemasan sesuai keinginan pasar, katanya.

Pewarta : Banu Sungkowo
Editor : Ujang
Copyright © ANTARA 2024