Gorontalo (ANTARA Sumsel) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Bali Fadel Muhammad menegaskan seluruh pengurus Dewan Perwakilan Daerah tetap solid mendukung kepemimpinan Aburizal Bakrie.
"Pengurus daerah masih solid," ujar Fadel Muhammad melalui pesan singkat yang diterima di Gorontalo, Selasa.
Menurut dia, kepengurusan DPP Partai Golkar versi Munas Bali masih terus berjuang melalui proses hukum untuk menegaskan sebagai pengurus Golkar yang sah, setelah Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasona Laoly mengakui DPP Golkar versi Munas Jakarta di bawah kepemimpinan Agung Laksono.
Agung Laksono merupakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar terpilih hasil Munas Ancol, Jakarta, sehingga menyebabkan dualisme kepemimpinan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
Fadel pun menuding Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly telah memanipulasi hasil putusan Mahkamah Partai Golkar dengan mengesahkan kepengurusan partai beringin versi Munas Ancol, Jakarta di bawah kepemimpinan Agung Laksono.
"Ini persoalan yang harus diselesaikan secara hukum," kata Fadel.
Sementara itu, beberapa kader Partai Golkar di Gorontalo berharap proses rekonsiliasi partai harus diutamakan, sehingga para kader di daerah tidak dibuat kebingungan.
"Soal siapa kepengurusan yang sah masih belum jelas dan belum lagi setiap daerah akan hadapi pilkada, lalu Golkar di mana," kata Iwan, salah satu kader Partai Golkar itu.
Jika persoalan ini berlarut, lanjutnya, dan tidak ada konsolidasi internal untuk hadapi pilkada, maka dipastikan Partai Golkar pasti akan kalah di pilkada.
"Pengurus daerah masih solid," ujar Fadel Muhammad melalui pesan singkat yang diterima di Gorontalo, Selasa.
Menurut dia, kepengurusan DPP Partai Golkar versi Munas Bali masih terus berjuang melalui proses hukum untuk menegaskan sebagai pengurus Golkar yang sah, setelah Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasona Laoly mengakui DPP Golkar versi Munas Jakarta di bawah kepemimpinan Agung Laksono.
Agung Laksono merupakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar terpilih hasil Munas Ancol, Jakarta, sehingga menyebabkan dualisme kepemimpinan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
Fadel pun menuding Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly telah memanipulasi hasil putusan Mahkamah Partai Golkar dengan mengesahkan kepengurusan partai beringin versi Munas Ancol, Jakarta di bawah kepemimpinan Agung Laksono.
"Ini persoalan yang harus diselesaikan secara hukum," kata Fadel.
Sementara itu, beberapa kader Partai Golkar di Gorontalo berharap proses rekonsiliasi partai harus diutamakan, sehingga para kader di daerah tidak dibuat kebingungan.
"Soal siapa kepengurusan yang sah masih belum jelas dan belum lagi setiap daerah akan hadapi pilkada, lalu Golkar di mana," kata Iwan, salah satu kader Partai Golkar itu.
Jika persoalan ini berlarut, lanjutnya, dan tidak ada konsolidasi internal untuk hadapi pilkada, maka dipastikan Partai Golkar pasti akan kalah di pilkada.