Jakarta (ANTARA Sumsel) - Manajemen PT Adhi Karya (ADHI) mengemukakan bahwa harga pelaksanaan rencana penawaran umum terbatas atau "right issue" sekitar Rp4.000 per lembar saham.
"Target 'pricing' untuk 'right issue' ADHI sebesar Rp4.000 per lembar saham," ujar Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan di Jakarta, Rabu malam.
Ia mengemukakan bahwa pelaksanaan "right issue" itu dilakukan dengan cara mengeluarkan saham dari portepel atau saham yang belum dikeluarkan oleh perseroan.
"Rasio sahamnya belum dihitung karena masih menunggu persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)," katanya.
Dari aksi korporasi itu, perseroan mengharapkan dapat meraih dana mencapai Rp2,8 triliun. Dana itu rencananya akan digunakan untuk menyelesaikan "mass rapid transit" (MRT) dan properti pendukung.
"Pembangunan tahap I 'mass rapid transit' (MRT) meliputi meliputi Cibubur-Cawang-Senayan dan Bekasi Timur-Cawang-Senayan dengan nilai investasi sekitar Rp10 triliun," paparnya.
Ia mengatakan bahwa pembangunan MRT itu juga sekaligus untuk mendukung pelaksanaan Asian Games ke-18 yang sedianya akan diselenggarakan di Indonesia pada 2018 mendatang.
Sebelummnya beredar kabar di kalangan pelaku pasar, ADHI bakal melakukan "rights issue" dengan harga pelaksanaan sebesar Rp2.525 per lembar saham. Situasi itu membuat harga saham ADHI anjlok sebesar Rp390 atau 10,26 persen menjadi Rp3.410 per lembar saham pada Rabu (4/2).
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa adanya pemberitaan itu membuat saham ADHI tertekan cukup dalam dan diikuti beberapa saham-saham konstruksi lainnya.
"Secara psikologis, kabar itu membuat pelaku pasar banyak melakukan aksi jual sehingga membuat indeks properti di BEI ikut menurun," kata dia.
"Target 'pricing' untuk 'right issue' ADHI sebesar Rp4.000 per lembar saham," ujar Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan di Jakarta, Rabu malam.
Ia mengemukakan bahwa pelaksanaan "right issue" itu dilakukan dengan cara mengeluarkan saham dari portepel atau saham yang belum dikeluarkan oleh perseroan.
"Rasio sahamnya belum dihitung karena masih menunggu persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)," katanya.
Dari aksi korporasi itu, perseroan mengharapkan dapat meraih dana mencapai Rp2,8 triliun. Dana itu rencananya akan digunakan untuk menyelesaikan "mass rapid transit" (MRT) dan properti pendukung.
"Pembangunan tahap I 'mass rapid transit' (MRT) meliputi meliputi Cibubur-Cawang-Senayan dan Bekasi Timur-Cawang-Senayan dengan nilai investasi sekitar Rp10 triliun," paparnya.
Ia mengatakan bahwa pembangunan MRT itu juga sekaligus untuk mendukung pelaksanaan Asian Games ke-18 yang sedianya akan diselenggarakan di Indonesia pada 2018 mendatang.
Sebelummnya beredar kabar di kalangan pelaku pasar, ADHI bakal melakukan "rights issue" dengan harga pelaksanaan sebesar Rp2.525 per lembar saham. Situasi itu membuat harga saham ADHI anjlok sebesar Rp390 atau 10,26 persen menjadi Rp3.410 per lembar saham pada Rabu (4/2).
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa adanya pemberitaan itu membuat saham ADHI tertekan cukup dalam dan diikuti beberapa saham-saham konstruksi lainnya.
"Secara psikologis, kabar itu membuat pelaku pasar banyak melakukan aksi jual sehingga membuat indeks properti di BEI ikut menurun," kata dia.