London (ANTARA) - Pesta Rakyat dalam rangka menyambut HUT ke-68 Kemerdekaan Indonesia di Jenewa menghidangkan makanan khas Indonesia yaitu rujak cingur dan sate Padang, ternyata sangat digemari para pengunjung acara tersebut.
Sekretaris Pertama Ekonomi I PTRI Jenewa Elsa Miranda kepada Antara London, Senin, mengatakan masyarakat Indonesia di Jenewa ikut meramaikan Pesta Rakyat yang digelar pertama kalinya di Wisma Duta Besar/Wakil Tetap RI di Jenewa.
Dubes Triyono Wibowo mengatakan bahwa pesta rakyat ini digelar menutup rangkaian kegiatan pertandingan olahraga dalam rangka HUT RI, dan juga pesta bagi masyarakat Indonesia untuk bersantai dan bergembira bersama sambil menikmati makanan khas Indonesia.
Lima belas stand yang diusung masyarakat Indonesia berdiri di halaman Wisma, menawarkan makanan dan minuman, serta berbagai kerajinan tangan dan pakaian bercorak tradisional.
Bahkan salah satu stand merupakan inisiatif spontan warga yang tinggal 160 km dari Jenewa dan baru mendengar mengenai rencana penyelenggaraan Pesta Rakyat satu hari sebelumnya.
Keceriaan dan kegembiraan di tengah cuaca cerah musim panas semakin terlihat saat berbagai perlombaan dan pertandingan untuk anak-anak dan dewasa .
Berbagai lomba yang digelar itu, antara lain balap karung, sepak bola sarung, dorong balon dengan tongkat, lomba memasukkan pensil dalam botol, balap kelereng, tarik tambang, dan permainan lainnya yang menjadikan siang itu penuh tawa dan sorak sorai.
Selain masyarakat Indonesia, beberapa warga setempat dan warga asing pemerhati Indonesia ikut dalam perlombaan tradisional. Mereka juga tampak menikmati berbagai menu khas Indonesia seperti rujak cingur, sate padang, sate Madura, gudeg, dan martabak manis.
Salah seorang warga Jepang mengakui merasa kangen dengan suasana Jakarta. "Saya kangen sekali dengan Jakarta," ujarnya dan menambahkan bahwa ia juga ikut dalam lomba sepak bola sarung. "Tidak menang, tetapi saya senang sekali," ujarnya yang fasih berbahasa Indonesia dan pernah tinggal di Jakarta yang bekerja di organisasi internasional di Jenewa.
Di sela-sela suasana kekeluargaan dan kebersamaan sambil menikmati kuliner tanah air, pengunjung dihibur dengan pertunjukan musik serta tarian tradisional berupa Tari Yapong dan Tari Angsa sumbangan Paguyuban Joglo Semar, serta pertunjukan angklung kelompok Le Sangkuriang membawakan lagu Manuk Dadali dan Osole Mio.
Dalam acara pesta rakyat juga dibagikan lebih dari 100 hadiah baik bagi pemenang pertandingan olah raga, permainan selama Pesta Rakyat, maupun door prize.
Selama acara berlangsung, terkumpul dana sebesar 1170 franc Swiss dari door prize, yang disumbangkan kepada Yayasan Pendidikan Dana Dutika Cendrawasih Jakarta, guna mendukung pengelolaan sekolah yang menampung siswa kurang mampu.
Dubes Triyono Wibowo mengharapkan pesta rakyat yang baru pertama kali diselenggarakan di Jenewa menjadi tradisi setiap tahun dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Indonesia.(Antara)
Sekretaris Pertama Ekonomi I PTRI Jenewa Elsa Miranda kepada Antara London, Senin, mengatakan masyarakat Indonesia di Jenewa ikut meramaikan Pesta Rakyat yang digelar pertama kalinya di Wisma Duta Besar/Wakil Tetap RI di Jenewa.
Dubes Triyono Wibowo mengatakan bahwa pesta rakyat ini digelar menutup rangkaian kegiatan pertandingan olahraga dalam rangka HUT RI, dan juga pesta bagi masyarakat Indonesia untuk bersantai dan bergembira bersama sambil menikmati makanan khas Indonesia.
Lima belas stand yang diusung masyarakat Indonesia berdiri di halaman Wisma, menawarkan makanan dan minuman, serta berbagai kerajinan tangan dan pakaian bercorak tradisional.
Bahkan salah satu stand merupakan inisiatif spontan warga yang tinggal 160 km dari Jenewa dan baru mendengar mengenai rencana penyelenggaraan Pesta Rakyat satu hari sebelumnya.
Keceriaan dan kegembiraan di tengah cuaca cerah musim panas semakin terlihat saat berbagai perlombaan dan pertandingan untuk anak-anak dan dewasa .
Berbagai lomba yang digelar itu, antara lain balap karung, sepak bola sarung, dorong balon dengan tongkat, lomba memasukkan pensil dalam botol, balap kelereng, tarik tambang, dan permainan lainnya yang menjadikan siang itu penuh tawa dan sorak sorai.
Selain masyarakat Indonesia, beberapa warga setempat dan warga asing pemerhati Indonesia ikut dalam perlombaan tradisional. Mereka juga tampak menikmati berbagai menu khas Indonesia seperti rujak cingur, sate padang, sate Madura, gudeg, dan martabak manis.
Salah seorang warga Jepang mengakui merasa kangen dengan suasana Jakarta. "Saya kangen sekali dengan Jakarta," ujarnya dan menambahkan bahwa ia juga ikut dalam lomba sepak bola sarung. "Tidak menang, tetapi saya senang sekali," ujarnya yang fasih berbahasa Indonesia dan pernah tinggal di Jakarta yang bekerja di organisasi internasional di Jenewa.
Di sela-sela suasana kekeluargaan dan kebersamaan sambil menikmati kuliner tanah air, pengunjung dihibur dengan pertunjukan musik serta tarian tradisional berupa Tari Yapong dan Tari Angsa sumbangan Paguyuban Joglo Semar, serta pertunjukan angklung kelompok Le Sangkuriang membawakan lagu Manuk Dadali dan Osole Mio.
Dalam acara pesta rakyat juga dibagikan lebih dari 100 hadiah baik bagi pemenang pertandingan olah raga, permainan selama Pesta Rakyat, maupun door prize.
Selama acara berlangsung, terkumpul dana sebesar 1170 franc Swiss dari door prize, yang disumbangkan kepada Yayasan Pendidikan Dana Dutika Cendrawasih Jakarta, guna mendukung pengelolaan sekolah yang menampung siswa kurang mampu.
Dubes Triyono Wibowo mengharapkan pesta rakyat yang baru pertama kali diselenggarakan di Jenewa menjadi tradisi setiap tahun dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Indonesia.(Antara)