Surabaya (ANTARA Sumsel) - Rekam jejak perjalanan sukses "Marching Band Sampoerna" yang mengharumkan nama Indonesia melalui keikutsertaannya dalam "Tournament of Roses" di Pasadena, California, AS pada 1990-1991, dipamerkan di Museum "HoS" Surabaya, 14-31 Maret 2013.
"Pameran ini diselenggarakan untuk memeriahkan perayaan hari jadi ke-100 PT HM Sampoerna Tbk pada tahun ini," kata Manager Museum 'House of Sampoerna' (HoS) Rani Anggraini di Surabaya, Jumat.
Berbagai koleksi baru yang dipamerkan seperti foto dokumentasi yang menggambarkan proses seleksi awal para anggota "marching band" hingga keikutsertaan mereka di berbagai parade, baik skala nasional maupun internasional.
Selain itu, pameran bertajuk "A World of Harmony - Unity in Diversity" itu juga menyajikan peralatan marching band seperti terompet dan mellophone.
Ada pula, testimoni para mantan pemain dan pelatih "Marching Band Sampoerna" yang menceritakan kerja keras dan disiplin tinggi dalam setiap latihan.
Dalam pameran itu, keragaman posisi karyawan yang terpilih menjadi pemain tampak berpose saat berlatih untuk menampilkan kebhinnekaan yang lebih luas, yaitu Kebhinnekaan Budaya Nusantara.
Kebhinnekaan itu disuguhkan secara apik dalam bentuk kendaraan hias (float) serta permainan lagu-lagu daerah dan nasional dalam sebuah turnamen "marching band" dan "float" yang paling ditunggu oleh publik Amerika Serikat.
Kegiatan "Marching Band PT HM Sampoerna" dirintis pada tahun 1986 dengan nama "Marching Band Jenaka Sampoerna" sebagai salah satu bentuk kegiatan karyawan Sampoerna.
Sekitar tahun 1988, Putera Sampoerna meminta Larry Mc.Cormick, seorang profesional yang terkenal dengan julukan "Master of Marching Bands of America" untuk melatih "Marching Band Sampoerna".
Melalui pelatihan dengan disiplin tinggi "Marching Band Sampoerna" tampil di "Parade Surya Senja" Tingkat Provinsi tahun 1989 di Grahadi, "Parade Surya Senja" Tingkat Nasional tahun 1990 di Istana Negara, dan "Tournament of Roses" di Pasadena, California, AS.
Di Pasadena, Sampoerna merancang sebuah "float" berbentuk Burung Garuda sebagai perwujudan dari "Unity in Diversity" atau "Bhinneka Tunggal Ika".
Pada penjurian akhir tanggal 1 Januari 1990, float tersebut meraih "International Trophy" yang merupakan satu-satunya penghargaan untuk kategori "float" dari luar Amerika Serikat.
"Pencapaian ini tidak lepas dari dukungan yang luar biasa dari semua pihak dalam perusahaan yang menempatkan keberhasilan program sebagai sebuah prioritas," ujar Andrew Dougherty yang pernah menjadi salah satu instruktur "low brass" dari "Marching Band Sampoerna".
Pada tanggal 1 Desember 1991, kegiatan Marching Band Sampoerna secara resmi dihentikan. Meskipun demikian, Marching Band Sampoerna telah mampu membuktikan dengan melaksanakan dua dari sembilan kredo Sampoerna, yaitu "Menuju Kesempurnaan" (Anggarda Paramita) dan "Membangun Nasionalisme Bangsa Indonesia".
"Pameran ini diselenggarakan untuk memeriahkan perayaan hari jadi ke-100 PT HM Sampoerna Tbk pada tahun ini," kata Manager Museum 'House of Sampoerna' (HoS) Rani Anggraini di Surabaya, Jumat.
Berbagai koleksi baru yang dipamerkan seperti foto dokumentasi yang menggambarkan proses seleksi awal para anggota "marching band" hingga keikutsertaan mereka di berbagai parade, baik skala nasional maupun internasional.
Selain itu, pameran bertajuk "A World of Harmony - Unity in Diversity" itu juga menyajikan peralatan marching band seperti terompet dan mellophone.
Ada pula, testimoni para mantan pemain dan pelatih "Marching Band Sampoerna" yang menceritakan kerja keras dan disiplin tinggi dalam setiap latihan.
Dalam pameran itu, keragaman posisi karyawan yang terpilih menjadi pemain tampak berpose saat berlatih untuk menampilkan kebhinnekaan yang lebih luas, yaitu Kebhinnekaan Budaya Nusantara.
Kebhinnekaan itu disuguhkan secara apik dalam bentuk kendaraan hias (float) serta permainan lagu-lagu daerah dan nasional dalam sebuah turnamen "marching band" dan "float" yang paling ditunggu oleh publik Amerika Serikat.
Kegiatan "Marching Band PT HM Sampoerna" dirintis pada tahun 1986 dengan nama "Marching Band Jenaka Sampoerna" sebagai salah satu bentuk kegiatan karyawan Sampoerna.
Sekitar tahun 1988, Putera Sampoerna meminta Larry Mc.Cormick, seorang profesional yang terkenal dengan julukan "Master of Marching Bands of America" untuk melatih "Marching Band Sampoerna".
Melalui pelatihan dengan disiplin tinggi "Marching Band Sampoerna" tampil di "Parade Surya Senja" Tingkat Provinsi tahun 1989 di Grahadi, "Parade Surya Senja" Tingkat Nasional tahun 1990 di Istana Negara, dan "Tournament of Roses" di Pasadena, California, AS.
Di Pasadena, Sampoerna merancang sebuah "float" berbentuk Burung Garuda sebagai perwujudan dari "Unity in Diversity" atau "Bhinneka Tunggal Ika".
Pada penjurian akhir tanggal 1 Januari 1990, float tersebut meraih "International Trophy" yang merupakan satu-satunya penghargaan untuk kategori "float" dari luar Amerika Serikat.
"Pencapaian ini tidak lepas dari dukungan yang luar biasa dari semua pihak dalam perusahaan yang menempatkan keberhasilan program sebagai sebuah prioritas," ujar Andrew Dougherty yang pernah menjadi salah satu instruktur "low brass" dari "Marching Band Sampoerna".
Pada tanggal 1 Desember 1991, kegiatan Marching Band Sampoerna secara resmi dihentikan. Meskipun demikian, Marching Band Sampoerna telah mampu membuktikan dengan melaksanakan dua dari sembilan kredo Sampoerna, yaitu "Menuju Kesempurnaan" (Anggarda Paramita) dan "Membangun Nasionalisme Bangsa Indonesia".