Jambi  (ANTARA Sumsel) - Kawasan Taman Nasional Berbak di wilayah Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, sejak Minggu (23/9) terbakar dan diduga api berasal dari sisa-sisa kebakaran sebelumnya yang belum bisa dipadamkan.

Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah di Jambi, Senin mengatakan, informasi terbakarnya kawasan Taman Nasional Berbak (TNB) Jambi dari warga sekitar yang pertama kali melihat titik api dari dalam hutan lindung tersebut.

Sampai saat ini kobaran api tersebut menjalar hingga ke arah permukiman warga di Desa Aur Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muarojambi dan belum ada upaya pemerintah daerah dalam menggangulangi pemadaman api dikawasan TNB tersebut.

Pihak Polda Jambi menerima informasi dari Polres Muarojambi yang menyebutkan lebih kurang 80 persen kawasan hutan di Taman Nasional Berbak itu telah terbakar dan saat ini sebuah rumah kosong yang ada di kawasan tersebut juga ikut terbakar, kata Almansyah.

Luas TNB Jambi sesuai dengan SK Menteri Kehutanan Nomor 258/Kpts-II/1992 adalah seluas 162.700 Ha dimana Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia.

Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar yang terbentang luas di pesisir Timur Sumatera dengan jenis tumbuhan yang ada di taman nasional tersebut antara lain Meranti (Shorea sp), dan berbagai macam jenis palem.

Taman Nasional Berbak terkenal memiliki paling banyak jenis palem tanaman hias di Indonesia. Jenis palem tanaman hias yang tergolong langka antara lain jenis Daun Payung (Johanesteijmannia altifrons) serta jenis yang baru ditemukan, yaitu Lepidonia kingii (Lorantaceae) yang berbunga besar dengan warna merah/ungu.

Kemudian TNB juga merupakan habitat Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Tapir (Tapirus indicus), Kancil (Tragulus javanicus), 300 jenis burung seperti Kuntul Cina (Egretta eulophotus), Banagu Tong-tong (Leptoptilos javanicus), semua jenis Udang (Alcedinidae spp), Bebek hutan bersayap putih (Cairina scutulata), Kura-kura Gading (Orlitia borneensis) dan Tuntong (Batagur baska).

Ratusan bahkan ribuan burung migran dapat dilihat di taman nasional ini, yang dapat menimbulkan kekaguman apabila burung-burung tersebut terbang secara berkelompok.

Sejauh ini, kata Almansyah, hanya telah dilakukan pemadaman api secara manual oleh warga dibantu aparat kepolisian setempat dan selain itu personel kepolisian dan warga juga disiagakan disekitar lokasi kejadian.

Areal yang terbakar hingga saat ini tidak dapat ditempuh mobil pemadam kebakaran. Terkait hal ini pihak kepolisian sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, SAR, Mandala Agni dan PT SNP, perusahaan sawit terdekat untuk membantu memadamkan api.

"Selain itu kepada warga sekitarnya juga diimbau untuk harus waspada," kata Almansyah. (ANT)


Pewarta :
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024