Palembang (ANTARA Sumsel) - Satu lagi pilihan menu berbuka puasa yaitu makanan kahas Palembang adalah Ragit namanya berupa dadar mirip roti jala yang jarang ditemui kecuali pada bulan Ramadan.
Ida, salah satu penjual ragit di pasar beduk Jalan Ratna, Palembang, Kamis, mengatakan, penganan yang dibuat dari bahan terigu, telur, garam dan ditambah kuning telur sebagai pewarna kuningnya ini memang tidak biasa.
Dan biasanya ditaburi bawang goreng dan cabai hijau panjang dipotong-potong kecil.
Rasanya yang gurih delengkapi dengan kuah kari yang hampir serupa dengan kuah martabak kari sehingga menambah kelezatan dan kekhasan masakan.
Pada bulan Ramadan penganan ini banyak dicari dan mudah ditemui di pasar-pasar bedug yang tersebar di Kota Palembang.
Ida menjelaskan, dagangan ragitnya selalu habis diborong pembeli setiap hari.
Wanita paruh baya ini setiap hari menyediakan 100 porsi ragit lengkap dengan kuahnya untuk dijajakan. Harganya pun relatif murah yaitu Rp 1.500 per porsi.
"Seringkali pembeli dengan sistem borongan," ujar Ida sembari melayani pembeli.
Untuk hari biasa Ida mengaku tidak menjual ragit kecuali menerima pesanan dalam jumlah besar.
"Kalau bukan bulan puasa memang sulit mendapatkan ragit," tukas dia. (ANT/fn)
Ida, salah satu penjual ragit di pasar beduk Jalan Ratna, Palembang, Kamis, mengatakan, penganan yang dibuat dari bahan terigu, telur, garam dan ditambah kuning telur sebagai pewarna kuningnya ini memang tidak biasa.
Dan biasanya ditaburi bawang goreng dan cabai hijau panjang dipotong-potong kecil.
Rasanya yang gurih delengkapi dengan kuah kari yang hampir serupa dengan kuah martabak kari sehingga menambah kelezatan dan kekhasan masakan.
Pada bulan Ramadan penganan ini banyak dicari dan mudah ditemui di pasar-pasar bedug yang tersebar di Kota Palembang.
Ida menjelaskan, dagangan ragitnya selalu habis diborong pembeli setiap hari.
Wanita paruh baya ini setiap hari menyediakan 100 porsi ragit lengkap dengan kuahnya untuk dijajakan. Harganya pun relatif murah yaitu Rp 1.500 per porsi.
"Seringkali pembeli dengan sistem borongan," ujar Ida sembari melayani pembeli.
Untuk hari biasa Ida mengaku tidak menjual ragit kecuali menerima pesanan dalam jumlah besar.
"Kalau bukan bulan puasa memang sulit mendapatkan ragit," tukas dia. (ANT/fn)