Mencegah kematian budi pekerti yang tergilas adiksi teknologi

id budi pekerti,adiksi teknologi, kecanduan gawai,kematian budi pekerti,ga ada akhlak,berita sumsel, berita palembang

Mencegah kematian budi pekerti yang tergilas adiksi teknologi

Tradisi cium tangan sebagai ungkapan sikap tawaduk murid terhadap guru. ANTARA/Sizuka

Kematian budi pekerti

Budi pekerti semestinya dijunjung tinggi sebagai jati diri masyarakat beragama yang juga memiliki Pancasila. Namun menyaksikan serentetan kasus yang menyeruak akhir-akhir ini seolah menjadi indikasi akan matinya budi pekerti.

Contoh berikut hanyalah beberapa dari banyaknya peristiwa yang dipicu masalah gawai, gim, dan tontonan hingga membuat manusia kehilangan akal budi.

1. Rabu, 7 Maret 2018. Seorang siswa Madrasah Darussalam, Kecamatan Pontianak Timur, Pontianak, Kalimantan Barat, NF menganiaya gurunya, Nuzul Kurniawati, karena tak terima ditegur saat menggunakan telepon genggam ketika pelajaran berlangsung. NF memukul Nuzul dengan kursi plastik hingga korban dibawa ke rumah sakit terdekat, kemudian dirujuk ke RSUD Soedarso untuk menjalani pemindaian atau scanning di bagian kepala.

2. Rabu, 8 Juli 2020, seorang guru di Banyuasin, Sumatera Selatan, E (49) diperkosa mantan murid SD-nya berinisial AR (18), warga Desa Marga Rahayu, Kecamatan Sumber Marga Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Pelaku yang baru selesai menonton film porno menyambangi rumah korban dan memerkosa mantan gurunya itu. Karena E memberontak, pelaku kemudian menganiaya dan membunuh korban. Menurut pengakuan di hadapan polisi, pelaku dendam kepada korban yang sempat memergokinya mencuri.

3. Jumat, 8 April 2022. Seorang ibu di Ulak Bandung, Kecamatan Muara Sahung, Kabupaten Kaur, Bengkulu dianiaya anak kandungnya sendiri BH (19) gara-gara masalah kuota Internet. Korban memberikan uang Rp60 ribu, namun tersangka menganggap uang sejumlah itu tidak cukup untuk membeli paket Internet. BH lantas memukul ibunya hingga dia harus berurusan dengan Sat Reskrim Polres Kaur.