Penerimaan Bea Keluar Sumsel melejit 337 persen

id bea cukai,bea cukai sumsel,djbc sumbagtim,cpo,sawit,kelapa sawit,ekspor sawit

Penerimaan Bea Keluar Sumsel melejit 337 persen

Sejumlah pekerja kebun kelapa sawit memilah dan mengangkut hasil panen di kawasan Kalidoni Palembang, Sumsel, Rabu (22/3). (ANTARA FOTO/Feny Selly/ama/17)

Palembang (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea Cukai Sumatera Bagian Timur (Provinsi Sumatera Selatan) mencatat penerimaan Bea Keluar melejit hingga 337 persen dari target per Juni 2022 karena dipengaruhi dibukanya kembali izin ekspor CPO dan turunannya.

Kepala Kantor Wilayah Ditjen Bea Cukai Sumatera Bagian Timur Sugeng Apriyanto di Palembang, Selasa, mengatakan, Sumsel mencatat penerimaan Bea Keluar sebesar Rp168 miliar per Juni 2022, sementara target hingga akhir tahun Rp49,8 miliar.

Kondisi ini tak sebaik dengan penerimaan Bea Masuk, yang mana mengalami tren penurunan pada bulan Juni 2022 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sumsel hanya meraup Rp103 miliar atau merealisasikan 101,2 dari target 2022.

Namun, capaian ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya.

Pada bulan Juni ini, importasi mesin masih mendominasi penerimaan Bea Masuk Sumatera Selatan.
Sementara untuk penerimaan dari cukai, Sumsel tidak memiliki sumber penghasilan dari sektor ini karena belum diberlakukannya cukai plastik.

Karena itu, realisasi penerimaan Bea dan Cukai di Sumsel mencapai Rp271,3 miliar atau sudah mencapai 178,82 persen dari target.

Menurutnya capaian patut disyukuri karena penerimaan Bea dan Cukai di Sumsel sempat tertekan pada triwulan I/2022 lantaran menurunnya aktivitas industri dan komoditas CPO.

Realisasi Bea Keluar tercatat hanya senilai Rp16,57 miliar pada April 2022 atau turun lebih dari 50 persen jika dibandingkan Maret 2022 karena adanya pelarangan ekspor CPO.

Penurunan kala itu juga terjadi pada Bea Masuk lantaran kegiatan impor dari perusahaan yang beroperasi di Sumsel menurun.

Adapun realisasi Bea Masuk di Sumsel senilai Rp19,19 miliar atau turun 22,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya pada April lalu.