Tokyo (ANTARA) - Dolar AS tetap di bawah tekanan di sesi Asia pada Kamis pagi, karena tampaknya akan memperpanjang penurunan terhadap mata uang utama lainnya untuk hari keempat, dirugikan oleh imbal hasil obligasi pemerintah yang berkubang di dekat posisi terendah dua minggu di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival utamanya, tergelincir 0,1 persen menjadi 104,12, membawa penurunan sejak Jumat (17/6/2022) menjadi 0,46 persen. Indeks dolar telah jatuh 1,56 persen dari puncak dua dekade 105,79 yang dicapai pada 15 Juni, ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin - kenaikan terbesar sejak 1994.
Pasar menjadi semakin khawatir bahwa komitmen Fed untuk memadamkan inflasi yang panas akan memacu resesi. Kekhawatiran itu mengirim imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun meluncur ke level terendah hampir dua minggu.
Semalam, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dalam kesaksian kepada Kongres bahwa bank sentral berkomitmen penuh untuk mengendalikan harga-harga sekalipun hal itu berisiko terhadap penurunan ekonomi. Dia mengatakan resesi "tentu saja merupakan kemungkinan," yang mencerminkan kekhawatiran di pasar keuangan bahwa langkah pengetatan Fed akan mencekik pertumbuhan.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 75 basis poin lagi untuk Juli, diikuti oleh kenaikan 50 basis poin untuk September.
"Kesaksian semi-tahunan Powell telah mengambil beberapa kekuatan dari dolar AS, komentarnya mengenai risiko resesi yang meningkat ternyata lebih berat daripada komitmen tanpa syaratnya untuk memulihkan stabilitas harga," tulis ahli strategi Westpac dalam catatan klien.
"Tetapi dengan 75 basis poin masih dipertimbangkan untuk Juli dan dana Fed akan naik di atas 3,0 persen pada akhir tahun, dukungan suku bunga dolar AS pada akhirnya akan terus meningkat."
Westpac melihat risiko mundurnya indeks dolar ke level 102 dalam waktu dekat, tetapi merekomendasikan pembelian di level tersebut.
Dolar turun 0,17 persen menjadi 135,97 yen, mundur dari tertinggi 24 tahun di 136,71 yang dicapai pada Rabu (15/6/2022).
Namun mata uang AS menguat terhadap won Korea Selatan, mencapai 1.302,77 untuk pertama kalinya dalam 13 tahun dan terakhir diperdagangkan 0,19 persen lebih tinggi pada 1.300 won.
Euro sedikit berubah pada 1,05615 dolar, sementara sterling tergelincir 0,2 persen menjadi 0,8630 dolar
Berita Terkait
Rupiah melemah karena dolar AS rebound
Jumat, 22 Maret 2024 9:50 Wib
Harga emas turun karena penguatan indeks dolar AS
Rabu, 13 Maret 2024 8:10 Wib
Rupiah naik dipengaruhi peluang pemangkasan dolar AS
Kamis, 7 Maret 2024 10:18 Wib
Harga emas naik
Sabtu, 24 Februari 2024 9:43 Wib
Analis: Pemilu aman dukung penguatan rupiah terhadap dolar AS
Kamis, 15 Februari 2024 10:51 Wib
Polisi ungkap kasus peredaran uang palsu dolar Singapura
Rabu, 31 Januari 2024 15:12 Wib
Rupiah anjlok menjadi Rp15.826 per dolar AS tertekan kinerja dolar AS
Kamis, 25 Januari 2024 16:17 Wib
Nilai ekspor Sumsel capai 464,65 juta dolar AS pada November 2023
Kamis, 4 Januari 2024 7:59 Wib