Gempa di selatan Bali rangkaian gempa susulan

id Gempa bali,Bmkg,gempa selatan bali,gempa susulan

Gempa di selatan Bali rangkaian gempa susulan

Lokasi gempa bumi 6,3 SR dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 11.4 LS dan 115.04 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 305 km arah Selatan Kota Denpasar, Bali pada kedalaman 55 km pada Kamis (19/3/2020) pukul 00.45 WIB (ANTARA/ HO-BMKG Karangkates Malang)

Jakarta (ANTARA) - Gempa tektonik berkekuatan Magnitudo 5,0 yang mengguncang selatan Bali pada pukul 13.48 WIB, Minggu (22/3) merupakan rangkaian dari gempa susulan yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa hari ini memiliki parameter awal M 5,2 sebelum dimutakhirkan jadi M 5,0 dengan episenter berada di laut 256 kilometer (km) selatan Denpasar pada kedalaman 10 km.

"Jika memperhatikan lokasi episenter, kedalaman, dan mekanisme sumbernya tampak bahwa gempa yang terjadi masih merupakan rangkaian gempa susulan dari gempa utama dengan magnitudo 6,3 pada 19 Maret 2020 pukul 00.45.38 WIB," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Guncangan akibat gempa dirasakan sampai ke Lombok Barat, Mataram, dan Bali selatan dengan skala intensitas II-III yang berarti guncangan dirasakan beberapa orang dan benda yang digantung bergoyang. Sampai saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa tersebut.

Menurut pemodelan yang dilakukan oleh BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Aktivitas tektonik masih terjadi dengan BMKG mencatat hingga pukul 16.00 WIB adanya gempa susulan 37 kali dengan kekuatan terbesar M 5,2 dan terkecil M 2,9.

Gempa yang terjadi hari ini, kata dia, memiliki mekanisme patahan turun (normal fault) dengan deformasi batuan terjadi pada bidang tekukan Lempeng Indo-Australia yang mengalami gaya tarikan lempeng (ekstensional).

"Di zona ini slab lempeng samudra Indo-Australia 'mulai' menunjam dan menekuk ke bawah lempeng benua Eurasia di Selatan Bali dan disinilah patahan itu terjadi. Karena patahan batuan terjadi di zona sumber gempa di luar zona subduksi (outer rise)," tegas Rahmat.

Ini bukan kali pertama gempa bersumber di outer rise selatan Bali. Tercatat daerah itu pernah tiga kali mengalami gempa signifikan yaitu gempa M 6,0 pada 9 Juni 2016, M 5,3 pada 17 Maret 2017, dan pada 9 Juni 2019 dengan M 5,1.

Untuk itu, Rahmat meminta kewaspadaan dengan meningkatnya aktivitas gempa di zona tersebut karena dapat memicu gempa besar dengan mekanisme turun yang dapat menjadi generator tsunami.