Sumsel prioritas revitalisasi lahan gambut

id Lahan gambut,Revitalisasi,Sumsel,DLHK

Sumsel prioritas revitalisasi lahan gambut

Lahan Gambut (Ist)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Provinsi Sumatera Selatan menjadi salah satu prioritas program revitalisasi (R3) lahan gambut karena tingkat kekeringan di wilayah tersebut cukup parah.

"Untuk Sumsel ini program revitalisasi dari Badan Restorasi Gambut (BRG) baru tahap awal, meski beberapa provinsi lain sudah jalan namun Sumsel tetap termasuk prioritas," kata Deputi II BRG Soesilo indrarto di Palembang, Selasa.

Menurutnya revitalisasi (R3) merupakan tahap ketiga program Badan Restorasi Gambut (BRG) setelah tahap R1 yakni Reweting atau Pembasahan (menstabilkan kadar air di dalam tanah gambut), dan R2 yaitu Revegetasi alias penghijauan (menanam kembali lahan bekas terbakar).

Fokus revitalisasi sendiri memberdayakan potensi di wilayah gambut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan merubah kebiasaan membakar lahan melalui empat basis kegiatan ekonomi, yakni basis lahan, peternakan, perairan serta ekosistem/lingkungan.

Dia menjelaskan basis lahan misalnya perkebunan nanas, jahe atau kopi yang kegiatannya mengandalkan luas lahan, sedangkan basis perairan contohnya budidaya ikan air tawar, basis peternakan bisa itik, sapi, serta kerbau, terakhir basis ekosistem/lingkungan yakni membuat desa setempat menjadi area ekowisata.

"Kalau basis lahan, peternakan dan perairan di sumsel sebenarnya sudah pernah ada, nah yang belum ada itu basis lingkungan atau desa ekowisata, jadi kalau desa dijadikan ekowisata artinya masyarakat dimungkinkan tidak bergantung lagi dengan lahan, alias sudah punya sumber pendapatan baru melalui wisata, dimana desanya jadi destinasi wisata, kemudian orang-orang berkunjung, sehingga menghidupkan ekonomi masyarakat setempat," ujar Soesilo.

Untuk mewujudkan program revitalisasi tersebut, warga di wilayah Kawasan Hutan Gambut diminta membentuk kelompok masyarakat (pokmas) agar bisa mengusulkan perencanaan kegiatan yang sesuai dengan tujuan revitalisasi, satu pokmas bisa terdiri lebih dari satu desa, lanjutnya.

Ia menambahkan perencanaan yang diusulkan nanti akan diseleksi oleh tim peneliti untuk melihat potensi sumber daya alam dan budaya masyarakat setempat, sehingga bisa diperoleh prospek keberhasilanya, jika lolos maka pokmas berhak menerima dana bantuan.

Sementara Kabid Pengendalian Kerusakan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup DLHK Sumsel Hadenli Ugihan mengatakan besaran dana bantuan untuk satu pokmas yang lolos sejumlah Rp200 juta perpaket.

"Untuk revitalisasi di Sumsel sudah dianggarkan Rp45 miliar dari APBN tahun anggaran 2018, pada tahap awal ini baru 19 pokmas dari Kabupaten Muba, Banyuasin dan OKI yang mengusulkan perencanaan lewat proposal, kalau kegiatan pokmasnya bagus kami beri Rp200 juta," ungkap Hadenli.