PLN operasikan pembangkit 30 mw di Ternate

id pln,pembangkit listrik,berita sumsel,berita palembang,PLTMG Ternate,energi,sistem Ternate Tidore,penerangan warga,penambahan daya listrik

PLN operasikan pembangkit 30 mw di Ternate

Dokumentasi- Petugas PT PLN (Persero) melakukan pemeriksaan instalasi penyaluran gas di Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) . (ANTARA Sumsel/Nova Wahyudi/dol/17)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - PT PLN (Persero) mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) di Ternate, Maluku Utara, berkapasitas 30 megawatt.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat I Made Suprateka di Jakarta, Minggu, mengatakan pembangkit bergerak (mobile power plant/MPP) yang masuk program 35.000 MW tersebut telah memenuhi pasokan listrik sistem Ternate Tidore.

"Pembangkit MPP dengan mesin gas ini merupakan jenis, yang pembangunannya tergolong cepat, karena hanya membutuhkan waktu 6-7 bulan saja. Seperti PLTMG Ternate ini konstruksinya rampung pada Oktober 2017 setelah kontrak pembangunan efektif berlaku April 2017," katanya.

Menurut dia, setelah konstruksi pembangkit selesai, tahapan selanjutnya adalah menguji beban sebelum dinyatakan layak beroperasi.

Dari empat unit mesin pembangkit, tiga di antaranya memperoleh sertifikat laik operasi (SLO pada Desember 2017 dan satu sisanya Februari 2018.

PLTMG Ternate menggunakan bahan bakar ganda yakni gas alam cair (liquid natural gas/LNG) dan minyak.

Made menambahkan PLN akan terus mengupayakan pemerataan akses listrik khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Saat ini, beban puncak sistem Ternate Tidore sebesar 32,49 MW, sedangkan daya mampu 59,3 MW.

"Hal ini berarti terdapat cadangan daya 45 persen untuk sistem Ternate Tidore," katanya.

Program 35.000 MW yang dikerjakan pemerintah adalah upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mendorong munculnya kawasan industri baru.

Bagi PLN, program 35.000 MW terutama mengatasi defisit pasokan daya.

Menurut dia, dengan tambahan pembangkit baru, akan semakin membuat pasokan listrik lebih andal.

Lebih dari itu, lanjut Made, program 35.000 MW juga bertujuan pemerataan pemenuhan listrik di seluruh Indonesia, sehingga mampu menaikkan angka rasio elektrifikasi nasional menjadi 97 persen pada 2019.
(T.K007/N. Yuliastuti)