OCBC NISP target genjot kinerja semester II

id bank, OCBC NISP, Joseline Merlin, pembangunan infrastruktur, perekonomian palembang, program amnesti pajak. Otoritas Jasa Keuangan

OCBC NISP target genjot kinerja semester II

Ilustrasi (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/dol/17)

Palembang (Antarasumsel.com) - Bank OCBC NISP Cabang Palembang menargetkan peningkatan kinerja pada semester II/2017 untuk mengejar pertumbuhan 20 persen hingga akhir tahun.

Region Head Sumatera II dan Kalimantan Bank OCBC NISP Joseline Merlin di Palembang, Rabu, mengatakan, target pertumbuhan ini sangat mungkin dicapai mengingat Kota Palembang sedang menggeliat ekonominya terkait maraknya pembangunan infrastruktur.

Selain itu, jika dibanding 2016, tim OCBC NISP terbilang lebih siap untuk bersaing karena telah menuntaskan perbaikan sektor infrastruktur, sumber daya manusia, dan lainnya.

"Pada semester I, perusahaan bisa dikatakan mencapai kinerja cukup baik karena adanya program amnesti pajak. Kami harap tren positif ini dapat terus berlanjut pada semester II dengan kesolidan tim yang ada," kata Joseline.

Ia mengemukakan, saat ini perusahaan fokus untuk memperkenalkan brand perusahaan mengingat masyarakat Kota Palembang lebih mengenal bank-bank pemerintah.

Oleh karena itu, bank-bank swasta harus bekerja keras untuk merebut hati calon nasabah, salah satunya dengan memanfaatkan komunitas-komunitas di masyarakat. Jika sebelumnya perusahaan memperkenalkan diri secara "door to door" tapi kini beralih ke komunitas.

"Kami mendatangi komunitas ibu-ibu arisan dan karyawan kantor untuk melihat apa kebutuhan mereka. Semisal butuh liburan ke Singapura maka akan kami siapkan programnya. Begitu juga yang lain, misal untuk biaya pendidikan anak," kata dia.

Menurutnya, program ini cukup efektif mendongkrak penghimpunan dana pihak ketiga untuk tabungan dan deposito dan merealisasikan kredit.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional VII Sumatera Bagian Selatan Panca Hadi Suryatno mengatakan pemerintah tetap mengingatkan perbankan untuk tetap menjaga kualitas dari kreditnya atau tidak terpaku pada ekspansi.

"Ini penting karena Sumsel dikenal perekonomiannya sangat tergantung dengan harga komoditas karet. Untuk itu OJK selalu mengingatkan untuk hati-hati dalam penyaluran kredit," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan data teranyar OJK diketahui Indikator kredit bermasalah Non Performing Loan (NPL) perbankan yang beroperasi di Sumatera Selatan terus membaik di angka 3,53 persen, setelah sempat menyentuh angka 3,57 persen (masih di bawah batas aman 5,0 persen) pada Februari 2017.

Sedangkan, data OJK periode Desember 2016-Maret 2017 menunjukan pertumbuhan sektor perbankan konvesional di Sumsel masih lambat pada triwulan I/2017 yakni aset tumbuh 4,7 persen, kredit -0,06 persen, DPK 6,0 persen dan LDR -6,42 persen. Pada tahun ini OJK menargetkan pertumbuhan kinerja perbankan 9-13 persen.