Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan mengintensifkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) turun hingga ke pelosok kelurahan untuk menekan kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis (stunting).
"Berdasarkan data, kasus stunting/tengkes di Ibu kota Sumsel ini secara bertahap berhasil diturunkan dalam beberapa tahun terakhir sekitar 15 persen. Angka stunting itu akan terus diturunkan menjadi 14 persen sesuai target nasional hingga akhir tahun ini," kata Asisten II Pemkot Palembang, Rudi Indawan di Palembang, Kamis.
Menurut dia, petugas yang tergabung dalam TPPS perlu intensif turun ke kawasan permukiman hingga pelosok kelurahan agar terjalin komunikasi yang baik antara petugas dan warga.
"Jalinan komunikasi yang baik antara petugas TPPS dengan masyarakat, dapat membantu melacak kasus stunting di wilayah 107 kelurahan dalam wilayah 18 kecamatan," ujarnya.
Dia menjelaskan, anggota TPPS yang berasal dari berbagai OPD dan instansi terkait, diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik untuk menyamakan persepsi dan berkomitmen penuh dalam menanggulangi permasalahan stunting secara bersama-sama.
Jika di suatu wilayah kecamatan ada indikasi anak berpotensi stunting dapat diketahui dan dilakukan penanganan dengan cepat.
Melalui komunikasi dan koordinasi yang baik antaranggota TPPS, permasalahan stunting di kota ini dapat ditangani dengan baik dan angka kasusnya bisa diturunkan sesuai target 2024 ini.
Permasalahan stunting ini salah satu penyebabnya karena lahir dari keluarga yang tidak berkecukupan, sehingga pertumbuhan anaknya terhambat dan perkembangan otak yang kurang maksimal akibat kekurangan gizi.
Dengan TPPS intensif turun ke lapangan, diharapkan permasalahan kekurangan gizi pada anak dapat cepat diketahui sehingga bisa dicegah menjadi stunting, kata Asisen II Pemkot Palembang.
"Berdasarkan data, kasus stunting/tengkes di Ibu kota Sumsel ini secara bertahap berhasil diturunkan dalam beberapa tahun terakhir sekitar 15 persen. Angka stunting itu akan terus diturunkan menjadi 14 persen sesuai target nasional hingga akhir tahun ini," kata Asisten II Pemkot Palembang, Rudi Indawan di Palembang, Kamis.
Menurut dia, petugas yang tergabung dalam TPPS perlu intensif turun ke kawasan permukiman hingga pelosok kelurahan agar terjalin komunikasi yang baik antara petugas dan warga.
"Jalinan komunikasi yang baik antara petugas TPPS dengan masyarakat, dapat membantu melacak kasus stunting di wilayah 107 kelurahan dalam wilayah 18 kecamatan," ujarnya.
Dia menjelaskan, anggota TPPS yang berasal dari berbagai OPD dan instansi terkait, diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik untuk menyamakan persepsi dan berkomitmen penuh dalam menanggulangi permasalahan stunting secara bersama-sama.
Jika di suatu wilayah kecamatan ada indikasi anak berpotensi stunting dapat diketahui dan dilakukan penanganan dengan cepat.
Melalui komunikasi dan koordinasi yang baik antaranggota TPPS, permasalahan stunting di kota ini dapat ditangani dengan baik dan angka kasusnya bisa diturunkan sesuai target 2024 ini.
Permasalahan stunting ini salah satu penyebabnya karena lahir dari keluarga yang tidak berkecukupan, sehingga pertumbuhan anaknya terhambat dan perkembangan otak yang kurang maksimal akibat kekurangan gizi.
Dengan TPPS intensif turun ke lapangan, diharapkan permasalahan kekurangan gizi pada anak dapat cepat diketahui sehingga bisa dicegah menjadi stunting, kata Asisen II Pemkot Palembang.