Baturaja (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan diingatkan agar mewaspadai dan mengantisipasi dampak suhu panas maksimum harian yang mencapai 37-38,5 derajat Celsius.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Januar Efendi melalui Manager Pusdalops, Gunalfi di Baturaja, Selasa, mengatakan bahwa berdasarkan analisa dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), peningkatan suhu udara beberapa hari terakhir, salah satunya disebabkan adanya siklon tropis Kongrey di perairan laut Filipina dan siklon tropis di perairan laut Taiwan.
Di mana hal tersebut merupakan pusat tekanan rendah yang dapat menarik uap air ke dalamnya yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan awan penghujan sehingga menyebabkan tidak adanya yang menghalangi paparan sinar matahari ke beberapa wilayah.
Namun, kata dia, berdasarkan pengamatan BMKG kondisi ini masih dalam kategori biasa yang tidak berdampak pada perubahan musim di Indonesia.
"Oleh sebab itu, masyarakat kami minta untuk tetap tenang dan jangan terlalu panik berlebihan," katanya.
Untuk mengurangi dampak suhu panas tersebut, Gunalfi mengimbau masyarakat untuk mengkonsumsi air minum secara cukup dan teratur supaya terhindar dari dehidrasi, terutama saat melaksanakan kegiatan di luar ruangan.
Kalaupun harus berpergian ke luar rumah, masyarakat dianjurkan menggunakan pelindung seperti topi atau payung untuk melindungi kepala dan tubuh bagian atas, kacamata hitam untuk melindungi mata.
"Bila perlu menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar Ultra Violet (UV)," ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak sembarang melakukan pembakaran apapun di lahan kosong dalam kawasan hutan dan tempat penampungan sampah untuk mencegah peristiwa karhutla.
"Kemungkinan peningkatan suhu udara tersebut masih terus berlangsung selama beberapa hari ke depan," kata Gunalfi.*
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Januar Efendi melalui Manager Pusdalops, Gunalfi di Baturaja, Selasa, mengatakan bahwa berdasarkan analisa dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), peningkatan suhu udara beberapa hari terakhir, salah satunya disebabkan adanya siklon tropis Kongrey di perairan laut Filipina dan siklon tropis di perairan laut Taiwan.
Di mana hal tersebut merupakan pusat tekanan rendah yang dapat menarik uap air ke dalamnya yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan awan penghujan sehingga menyebabkan tidak adanya yang menghalangi paparan sinar matahari ke beberapa wilayah.
Namun, kata dia, berdasarkan pengamatan BMKG kondisi ini masih dalam kategori biasa yang tidak berdampak pada perubahan musim di Indonesia.
"Oleh sebab itu, masyarakat kami minta untuk tetap tenang dan jangan terlalu panik berlebihan," katanya.
Untuk mengurangi dampak suhu panas tersebut, Gunalfi mengimbau masyarakat untuk mengkonsumsi air minum secara cukup dan teratur supaya terhindar dari dehidrasi, terutama saat melaksanakan kegiatan di luar ruangan.
Kalaupun harus berpergian ke luar rumah, masyarakat dianjurkan menggunakan pelindung seperti topi atau payung untuk melindungi kepala dan tubuh bagian atas, kacamata hitam untuk melindungi mata.
"Bila perlu menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar Ultra Violet (UV)," ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak sembarang melakukan pembakaran apapun di lahan kosong dalam kawasan hutan dan tempat penampungan sampah untuk mencegah peristiwa karhutla.
"Kemungkinan peningkatan suhu udara tersebut masih terus berlangsung selama beberapa hari ke depan," kata Gunalfi.*