Jakarta (ANTARA) - Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan berupaya mencegah kelahiran orang miskin baru di Indonesia dengan memperluas bantuan sosial hingga meningkatkan keterampilan kerja.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko usai hadir di pelantikan lima kepala badan khusus dan enam wakil kepala badan di Istana Negara Jakarta, Selasa.
"Karena kemiskinan itu bagaimana membuat program pembangunan yang bisa mencegah kelahiran orang miskin baru," katanya.
Ia mengatakan bahwa target pengentasan kemiskinan di Indonesia hingga saat ini belum tercapai, meskipun sejumlah program telah digelontorkan dengan anggaran mencapai Rp400 triliun.
Dalam rapat kabinet yang akan digelar Rabu (23/10), Budiman akan mengusulkan strategi utuh untuk menyinkronkan berbagai program yang bersinggungan dengan pengentasan kemiskinan yang tersebar di banyak kementerian.
Dikatakan mantan aktivis tersebut, bahwa penting untuk mencegah kelahiran orang miskin baru akibat program pembangunan yang tidak berdampak efektif.
Meskipun penurunan kemiskinan tercatat hanya 0,1 persen, Budiman optimistis bahwa dengan pendekatan baru, pengentasan kemiskinan dapat lebih efektif.
"Kami ingin menurunkan sisa kemiskinan yang ada, terutama dengan adanya risiko disrupsi dan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mengancam kelas menengah," katanya.
Terkait bantuan sosial, Budiman menyatakan bahwa program tersebut akan diperluas, terutama untuk masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstrem.
Namun, untuk kelas menengah yang rentan, pendekatan akan lebih difokuskan pada peningkatan keterampilan kerja dan akses modal untuk usaha baru, guna menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi, kata Budiman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Budiman Sudjatmiko ingin cegah kelahiran orang miskin baru
Hal itu disampaikan Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko usai hadir di pelantikan lima kepala badan khusus dan enam wakil kepala badan di Istana Negara Jakarta, Selasa.
"Karena kemiskinan itu bagaimana membuat program pembangunan yang bisa mencegah kelahiran orang miskin baru," katanya.
Ia mengatakan bahwa target pengentasan kemiskinan di Indonesia hingga saat ini belum tercapai, meskipun sejumlah program telah digelontorkan dengan anggaran mencapai Rp400 triliun.
Dalam rapat kabinet yang akan digelar Rabu (23/10), Budiman akan mengusulkan strategi utuh untuk menyinkronkan berbagai program yang bersinggungan dengan pengentasan kemiskinan yang tersebar di banyak kementerian.
Dikatakan mantan aktivis tersebut, bahwa penting untuk mencegah kelahiran orang miskin baru akibat program pembangunan yang tidak berdampak efektif.
Meskipun penurunan kemiskinan tercatat hanya 0,1 persen, Budiman optimistis bahwa dengan pendekatan baru, pengentasan kemiskinan dapat lebih efektif.
"Kami ingin menurunkan sisa kemiskinan yang ada, terutama dengan adanya risiko disrupsi dan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mengancam kelas menengah," katanya.
Terkait bantuan sosial, Budiman menyatakan bahwa program tersebut akan diperluas, terutama untuk masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstrem.
Namun, untuk kelas menengah yang rentan, pendekatan akan lebih difokuskan pada peningkatan keterampilan kerja dan akses modal untuk usaha baru, guna menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi, kata Budiman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Budiman Sudjatmiko ingin cegah kelahiran orang miskin baru