Palembang, Sumsel (ANTARA) - Selama hampir 2O tahun uang pecahan kertas Rp10.000 tahun emisi 2005 menjadi alat pembayaran yang sah di seluruh Indonesia, hingga saat ini.
Uang itu menjadi kebanggaan warga Sumatera Selatan karena memiliki gambar Sultan Badaruddin II dari Palembang dan Rumah Limas yang merupakan rumah tradisional masyarakat Sumatera Selatan.
Perlu diketahui, bahwa Rumah Limas yang ada di gambar uang Rp10.000 tahun emisi, lokasinya ada di Kompleks Museum Balaputradewa di Kota Palembang. Tepatnya di bagian belakang dari museum itu.
Rumah limas menjadi salah satu ikon dari Museum Balaputradewa yang menjadi salah satu tempat yang dikunjungi. Sesi foto dengan latar belakang rumah limas itu menjadi yang paling favorit.
Rumah itu biasanya dibangun dengan areal yang luas bisa mencapai 1.000 meter persegi. Namun juga disesuaikan dengan areal atau kebutuhan pemiliknya.
Rumah ini terbuat kayu kayu berkelas seperti tembesu, serui dan ungren. Hal itu untuk memastikan rumah limas bisa kuat dan tahan lama.
Lantas apakah rumah limas itu.
Rumah Limas merupakan rumah tradisional masyarakat Sumatera Selatan yang khas karena atapnya berbentuk limas. Atapnya biasanya dari genting tanah atau atap seng.
Rumah ini tampilannya bertingkat, dan disebut "Bengkilas" atau "Kijing". Konstuksinya sendiri merupakan rumah panggung dengan hiasan, ornamen dan ukiran khas daerah Sumatera Selatan.
Pembangunannya juga khas yakni selalu menghadap ke timur dan barat.
Keberadaannya sangat bermakna di masyarakat, dan biasanya rumah limas ini dipergunakan untuk kepentingan anggota keluarga untuk menggelar kegiatan yang melibatkan banyak orang, salah satunya hajatan.
Bagian dan Tingkat rumah limas ini juga ada fungsi serta artinya yang terkait dengan nilai-nilai budaya tradisional masyarakat, serta bentuk penghormatan atas seseorang baik dari status sosial, gender dan juga posisinya.
Di sana ada yang disebut "Pagar Tenggalung yang merupakan teras rumah limas. Ada jogan atau tingkat dua, kekijingan tiga di lantai tiga, kekijingan empat di lantai di atasnya serta ada "gegajah" di tingkat atau posisi teratas. Semuanya berpatokan pada filosofi kekjijingan.
Masing-masing tingkat memiliki fungsi dan peruntukan bagi mereka yang memasuki atau beraktifitas di sana. Seperti "Gegajah" di sana ada penghormatan atas privasi dari pemilik rumah atau tamu yang diterima dan mendapat kehormatan dalam keluarga inti.
Rumah Limas banyak tersebar Sumatera Selatan, dan menunjukkan status sosial yang tinggi di masyarakat.
Uang itu menjadi kebanggaan warga Sumatera Selatan karena memiliki gambar Sultan Badaruddin II dari Palembang dan Rumah Limas yang merupakan rumah tradisional masyarakat Sumatera Selatan.
Perlu diketahui, bahwa Rumah Limas yang ada di gambar uang Rp10.000 tahun emisi, lokasinya ada di Kompleks Museum Balaputradewa di Kota Palembang. Tepatnya di bagian belakang dari museum itu.
Rumah limas menjadi salah satu ikon dari Museum Balaputradewa yang menjadi salah satu tempat yang dikunjungi. Sesi foto dengan latar belakang rumah limas itu menjadi yang paling favorit.
Rumah itu biasanya dibangun dengan areal yang luas bisa mencapai 1.000 meter persegi. Namun juga disesuaikan dengan areal atau kebutuhan pemiliknya.
Rumah ini terbuat kayu kayu berkelas seperti tembesu, serui dan ungren. Hal itu untuk memastikan rumah limas bisa kuat dan tahan lama.
Lantas apakah rumah limas itu.
Rumah Limas merupakan rumah tradisional masyarakat Sumatera Selatan yang khas karena atapnya berbentuk limas. Atapnya biasanya dari genting tanah atau atap seng.
Rumah ini tampilannya bertingkat, dan disebut "Bengkilas" atau "Kijing". Konstuksinya sendiri merupakan rumah panggung dengan hiasan, ornamen dan ukiran khas daerah Sumatera Selatan.
Pembangunannya juga khas yakni selalu menghadap ke timur dan barat.
Keberadaannya sangat bermakna di masyarakat, dan biasanya rumah limas ini dipergunakan untuk kepentingan anggota keluarga untuk menggelar kegiatan yang melibatkan banyak orang, salah satunya hajatan.
Bagian dan Tingkat rumah limas ini juga ada fungsi serta artinya yang terkait dengan nilai-nilai budaya tradisional masyarakat, serta bentuk penghormatan atas seseorang baik dari status sosial, gender dan juga posisinya.
Di sana ada yang disebut "Pagar Tenggalung yang merupakan teras rumah limas. Ada jogan atau tingkat dua, kekijingan tiga di lantai tiga, kekijingan empat di lantai di atasnya serta ada "gegajah" di tingkat atau posisi teratas. Semuanya berpatokan pada filosofi kekjijingan.
Masing-masing tingkat memiliki fungsi dan peruntukan bagi mereka yang memasuki atau beraktifitas di sana. Seperti "Gegajah" di sana ada penghormatan atas privasi dari pemilik rumah atau tamu yang diterima dan mendapat kehormatan dalam keluarga inti.
Rumah Limas banyak tersebar Sumatera Selatan, dan menunjukkan status sosial yang tinggi di masyarakat.