Palembang, Sumsel (ANTARA) - Hilda Q Ayuni (20), seorang karyawan Permodalan Nasional Madani (PNM) di Kertasari Kabupaten Bandung Jawa Barat sempat tertimpa genting ketika terjadi gempa bumi di daerah itu, Rabu (18/9/2024).
"Saya sedang berkunjung ke rumah nasabah, dan saat di dalam rumah terjadi gempa besar, lari ke luar rumah, kepala saya sempat tertimpa genting," kata Hilda.
Namun demikian ia hanya mendapat luka goresan saja dan tidak terlalu parah, meski demikian ia mengaku sempat shock.
Gadis yang akrab disapa Imey itu menyebutkan, setiap hari ia memang bertugas sebagai karyawan penagihan dari PNM di Kertasari. Setiap hari ia mengunjungi nasabah, termasuk pada hari itu ia mengunjungi nasabah di kawasan Cibeureum.
Ia mengaku kaget, karena guncangan gempa terasa sangat besar. Ia dan nasabahnya berlarian ke luar rumah.
Getaran berlangsung 3-5 detik, namun dampaknya sangat signifikan. Setelah di lokasi aman dengan memegang kepala yang terkena genting, ia menyaksikan sejumlah rumah di sana rusak berat.
Rumah-rumah gentingnya berjatuhan, dinding-dinding tembok terkelupas, rubuh dan ada juga yang miring, bahkan ambruk.
"Saya tak menyangka hari ini ada gempa, namun berusaha tenang sambil menelepon teman-teman dan keluarga," kata Imey yang asal Ciparay Kabupaten itu.
Kebetulan rumah tinggalnya berjarak sekitar tujuh 10 kilometer dari lokasi gempa itu, setelah memastikan rumah tinggal tidak ada kerusakan iapun lega.
Setelah kejadian itu ia memilih untuk kembali ke kantornya dan mengurungkan kegiatannya siang itu. Ia juga tak lupa memotret beberapa rumah yang rusak akibat kejadian itu.
"Saya sedang berkunjung ke rumah nasabah, dan saat di dalam rumah terjadi gempa besar, lari ke luar rumah, kepala saya sempat tertimpa genting," kata Hilda.
Namun demikian ia hanya mendapat luka goresan saja dan tidak terlalu parah, meski demikian ia mengaku sempat shock.
Gadis yang akrab disapa Imey itu menyebutkan, setiap hari ia memang bertugas sebagai karyawan penagihan dari PNM di Kertasari. Setiap hari ia mengunjungi nasabah, termasuk pada hari itu ia mengunjungi nasabah di kawasan Cibeureum.
Ia mengaku kaget, karena guncangan gempa terasa sangat besar. Ia dan nasabahnya berlarian ke luar rumah.
Getaran berlangsung 3-5 detik, namun dampaknya sangat signifikan. Setelah di lokasi aman dengan memegang kepala yang terkena genting, ia menyaksikan sejumlah rumah di sana rusak berat.
Rumah-rumah gentingnya berjatuhan, dinding-dinding tembok terkelupas, rubuh dan ada juga yang miring, bahkan ambruk.
"Saya tak menyangka hari ini ada gempa, namun berusaha tenang sambil menelepon teman-teman dan keluarga," kata Imey yang asal Ciparay Kabupaten itu.
Kebetulan rumah tinggalnya berjarak sekitar tujuh 10 kilometer dari lokasi gempa itu, setelah memastikan rumah tinggal tidak ada kerusakan iapun lega.
Setelah kejadian itu ia memilih untuk kembali ke kantornya dan mengurungkan kegiatannya siang itu. Ia juga tak lupa memotret beberapa rumah yang rusak akibat kejadian itu.