Palembang (ANTARA) -
Palembang - Lembaga Sensor Film gencar melakukan sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri kepada masyarakat, melalui tema "Memajukan Budaya, Menonton Sesuai Usia".
 
Gerakan ini menjadi program dari LSF untuk mengajak masyarakat bijak memilih tontonan sesuai usia pada media tv, iklan, dan film.
 
Saat sosialisasi di Sumatera Selatan pada Kamis (11/7), Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan sosialisasi dilakukan dengan menggandeng mahasiswa, dosen, komunitas, dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Selatan.
 
"Gunanya untuk apa, agar mereka bisa mensosialisasikan ke lingkungan sekitarnya. Kalau guru ya ke murid atau mahasiswanya. Kalau mahasiswa ke teman-teman dan keluarga terdekatnya." kata Rommy di Palembang.
 
Selain melalui sosialisasi secara offline, LSF juga melakukan pendekatan kepada generasi milenial melalui media sosial.
 
"Kalau online itu kami lebih banyak menyasar ke generasi milenial. Karna apa, karna yang banyak main jaringan IT kan mereka. Sekarang banyak sekali medsos. LSF itu sekarang main medsos." kata Rommy.
 
Rommy menambahkan, sosialisasi ini diharapkan dapat menambah kesadaran masyarakat dalam memilih tontonan dengan memperhatikan kategori penggolongan tayangan film, iklan, dan tv.
 
Berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 2014 tentang Lembaga Sensor Film, terdapat empat kategori penggolongan tayangan, yakni Semua Umur (SU), 13+, 17+, dan 21+.
 
"Ini soal kesadaran. Kalau kesadaran tentang memilih dan memilih tontonan, cara menonton film yg baik dan benar seperti apa, gak ada kesadarannya, maka gak akan sampai. Tantangannya di situ." kata Rommy.

Pewarta : Winda Tri Agustina
Editor : Syarif Abdullah
Copyright © ANTARA 2024