Jakarta (ANTARA) - Kylian Mbappe menyatakan bahwa alasannya meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG) menuju Real Madrid adalah perasaan tidak bahagia yang disebabkan adanya tekanan dari petinggi klub kepada penyerang timnas Prancis itu.
Mbappe (25) yang sudah tujuh musim bersama PSG akhirnya memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak, kemudian pindah ke Real Madrid dengan status bebas transfer dengan kontrak kerja berdurasi lima tahun.
"Di PSG saya merasa tidak bahagia, itu berarti saya akan menggigit tangan mereka yang memberi saya makan, dan meludahi wajah semua orang yang membela saya, namun banyak hal dan orang-orang yang membuat saya tidak bahagia,” kata Mbappe sebagaimana diwartakan AFP pada Selasa (4/6) waktu setempat.
Mbappe menyatakan telah mengalami ancaman dan tekanan bahwa dia tidak akan dimainkan jika tak memperpanjang kontrak dengan PSG.
"Saya diberitahu hal itu, saya dibuat memahaminya, saya diajak bicara dengan kekerasan,” kata Mbappe.
Mbappe meninggalkan PSG pada akhir musim ini setelah mengangkat gelar Ligue 1 dan Piala Prancis di bawah asuhan pelatih Spanyol Luis Enrique. Namun mereka gagal meraih juara Liga Champions yang menjadi ambisi terbesar presiden PSG Nasser Al-Khelaifi.
Mbappe mengatakan bahwa ada dua sosok yang telah menyelamatkan karirnya selama di PSG yakni pelatih Luis Enrique dan penasihat Luis Campos.
“Orang yang menyelamatkan saya adalah Luis Enrique dan Luis Campos,” kata Mbappe. "Tanpa mereka saya tidak akan menginjakkan kaki di lapangan lagi."
Kendati demikian, perdebatan mengenai perpindahannya dari PSG ke Real Madrid telah berakhir. Kapten timnas Prancis itu pun menyatakan saat ini hanya ingin fokus pada Euro 2024.
"Saya mempunyai tanggung jawab sebagai kapten. Saya pikir ini semus soal tim nasional," kata Mbappe. “Kami memiliki tugas besar di musim panas ini."
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tidak bahagia di PSG, alasan Mbappe hengkang ke Real Madrid
Mbappe (25) yang sudah tujuh musim bersama PSG akhirnya memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak, kemudian pindah ke Real Madrid dengan status bebas transfer dengan kontrak kerja berdurasi lima tahun.
"Di PSG saya merasa tidak bahagia, itu berarti saya akan menggigit tangan mereka yang memberi saya makan, dan meludahi wajah semua orang yang membela saya, namun banyak hal dan orang-orang yang membuat saya tidak bahagia,” kata Mbappe sebagaimana diwartakan AFP pada Selasa (4/6) waktu setempat.
Mbappe menyatakan telah mengalami ancaman dan tekanan bahwa dia tidak akan dimainkan jika tak memperpanjang kontrak dengan PSG.
"Saya diberitahu hal itu, saya dibuat memahaminya, saya diajak bicara dengan kekerasan,” kata Mbappe.
Mbappe meninggalkan PSG pada akhir musim ini setelah mengangkat gelar Ligue 1 dan Piala Prancis di bawah asuhan pelatih Spanyol Luis Enrique. Namun mereka gagal meraih juara Liga Champions yang menjadi ambisi terbesar presiden PSG Nasser Al-Khelaifi.
Mbappe mengatakan bahwa ada dua sosok yang telah menyelamatkan karirnya selama di PSG yakni pelatih Luis Enrique dan penasihat Luis Campos.
“Orang yang menyelamatkan saya adalah Luis Enrique dan Luis Campos,” kata Mbappe. "Tanpa mereka saya tidak akan menginjakkan kaki di lapangan lagi."
Kendati demikian, perdebatan mengenai perpindahannya dari PSG ke Real Madrid telah berakhir. Kapten timnas Prancis itu pun menyatakan saat ini hanya ingin fokus pada Euro 2024.
"Saya mempunyai tanggung jawab sebagai kapten. Saya pikir ini semus soal tim nasional," kata Mbappe. “Kami memiliki tugas besar di musim panas ini."
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tidak bahagia di PSG, alasan Mbappe hengkang ke Real Madrid