Muaradua (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan Sumatera Selatan mendistribusikan bantuan sosial untuk korban banjir dan tanah longsor di wilayah itu.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab OKU Selatan Joni Rafles di Muaradua Senin mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayahnya pada Rabu (22/5) telah merendam ratusan rumah penduduk yang terbesar di beberapa desa.

"Ada ratusan kepala keluarga yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Salah satunya di Desa Pelangki, Kecamatan Muaradua," katanya.

Sebagai bentuk kepedulian, katanya, pemerintah daerah menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak bencana alam guna meringankan kebutuhan mereka sehari-hari.

Bantuan tersebut bersumber dari dana Pemkab OKU Selatan dan Bank Sumsel Babel, serta Perum Bulog Kabupaten OKU yang menunjukkan kepeduliannya terhadap korban bencana alam.

Adapun bantuan yang diberikan berupa 500 paket sembako dan 11 ribu kilogram beras untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Kami sangat mengapresiasi pihak BUMN dan BUMD seperti Bank Sumsel Babel dalam membantu masyarakat mulai dari pendirian posko darurat, pembersihan material sisa bencana hingga penyaluran bantuan sosial," ujarnya.

Ia berharap bantuan yang diberikan ini dapat sedikit membantu meringankan beban masyarakat pasca-dilanda bencana alam.

Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Selatan, Heri Pramono sebelumnya mencatat sebanyak 883 rumah warga di wilayah itu terdampak bencana banjir dan tanah longsor akibat luapan Sungai Saka dan Sungai Selabung.

"Berdasarkan hasil pendataan terakhir tercatat sebanyak 883 rumah warga di 15 desa di OKU Selatan terdampak bencana banjir dan tanah longsor," katanya.

Dari jumlah tersebut sebanyak tiga unit rumah warga yang rusak berat setelah dihantam banjir dan tanah longsor hingga merenggut dua orang korban jiwa.

Selain itu, bencana alam juga merusak sejumlah fasilitas umum seperti enam unit jembatan gantung, satu unit tempat ibadah dan perkantoran, irigasi, dan 96 hektare perkebunan terendam banjir mencapai satu meter hingga petani terancam gagal panen.

Menurut dia, saat ini pihaknya masih fokus melakukan pemulihan pasca-bencana seperti membersihkan material sisa banjir dan tanah longsor menggunakan alat berat agar aktivitas masyarakat kembali normal.

Pewarta : Edo Purmana
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024