Baturaja (ANTARA) - Masyarakat yang akan mudik Lebaran melintasi daerah-daerah di Pulau Sumatera kini sudah bisa mengakses sejumlah ruas jalan tol, termasuk di antaranya ruas jalan tol Indralaya - Prabumulih di Sumatera Selatan.
Ruas jalan tol Indralaya - Prabumulih dioperasikan tanpa tarif mulai 30 Agustus 2023. Jalan Tol Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,5 kilometer ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (TTS) yang mencapai 2.800-an kilometer.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015, memberi amanat kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans-Sumatera.
Pembangunan jalan tol dalam rangka pengembangan kawasan di Pulau Sumatera tersebut akan menghubungkan Lampung hingga Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda yang panjang keseluruhannya mencapai 2.800-an kilometer dan ditargetkan beroperasi penuh pada 2024.
Berdasarkan data hingga Februari 2024, Jalan Tol Trans Sumatera telah beroperasi sepanjang 884,5 kilometer yang terdiri dari 15 ruas, yakni Bakauheni - Terbanggi Besar (141 km), Terbanggi Besar - Kayu Agung (189 km), Kayu Agung - Palembang - Betung (42,5 km), Belawan - Medan - Tanjung Morawa (43 km), Medan - Binjai (17 km), Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi (62 km), dan Palembang - Indralaya (22 km).
Ruas jalan tol lainnya, Sigli - Banda Aceh Seksi 2 - 6 (Seulimeum - Baitussalam) (49 km), Pekanbaru - Dumai (131 km), Pekanbaru - Bangkinang (31 km), Binjai - Tanjung Pura (39 km), Bengkulu - Taba Penanjung (17 km), Tebing Tinggi - Indrapura (20,4 km), Tebing Tinggi - Indrapura (20,4 km) serta Indralaya - Prabumulih (65 km).
Jalan tol Indralaya-Prabumulih dan jalan layang (flyover) Patih Galung Kota Prabumulih di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 26 Oktober 2023. Jalan tol tersebut sudah dibangun sejak 2019 dengan biaya sebesar Rp 12,5 triliun.
Dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 194/KPTS/M/2024 tentang Penetapan Tarif Jalan Tol Simpang Indralaya – Muara Enim Seksi Indralaya - Prabumulih, maka PT Hutama Karya (Persero) telah mengumumkan pemberlakuan tarif pada 20 Februari 2024 mulai pukul 12.00 WIB.
Dengan diberlakukannya peraturan tersebut maka pengguna jalan tol Indralaya - Prabumulih maupun sebaliknya dengan kendaraan Golongan I dikenai tarif Rp85.000, Golongan II dan III Rp127.500 dan Golongan IV Rp170.000.
Konektivitas
Dengan telah beroperasinya Jalan Tol Indralaya - Prabumulih maka akan dapat menjadi akses alternatif masyarakat Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, saat mudik Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriyah, dengan lebih cepat dan praktis.
Jalan Tol Indralaya - Prabumulih akan mempersingkat waktu tempuh Palembang-Prabumulih. Jika melewati jalan arteri bisa memakan waktu 2 jam lebih, sedangkan jika menggunakan jalan tol hanya sekitar 1 jam. Selain itu, juga mempersingkat waktu tempuh dari Prabumulih ke Bandara Mahmud Badaruddin II Palembang.
Tak heran, dengan waktu perjalanan yang lebih singkat tersebut membuat banyak pengendara, khususnya dari Kota Baturaja memilih jalur tol dibandingkan Jalan Lintas Sumatera untuk menuju Palembang.
Untuk mengakses jalan tol Prabumulih, masyarakat bisa masuk dari arah Kabupaten OKU dan OKU Selatan ke Prabumulih melalui gerbang tol di Desa Karangan, Kabupaten Muaraenim.
Kemudian, dari arah Indralaya dan Kota Palembang tinggal mengikuti penunjuk arah yang sudah disiapkan pengelola tol yakni PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya (HK).
Salah seorang warga Kota Baturaja, Eko, mengaku lebih memilih jalur tol untuk ke kampung halamannya di Kota Palembang karena waktu tempuh yang lebih cepat.
Selama melintas ruas jalan tol tersebut tidak ada kendala sehingga sangat nyaman dilintasi bersama keluarga. "Lebih aman dan bebas hambatan. Tidak banyak angkutan batu bara yang melintas," katanya.
Pengelola tol juga menyediakan dua tempat peristirahatan (rest area) yang semuanya sudah dilengkapi dengan fasilitas mushola, toilet dan tempat berbelanja yang menyediakan berbagai produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Rest area itu berada di KM 56A untuk ruas Indralaya menuju Prabumulih dan KM 56B untuk ruas Prabumulih menuju Indralaya.
Dengan adanya jalan tol dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena lebih efisien. "Meskipun tarif tol cukup mahal, namun banyak juga keuntungan lainnya yang didapat oleh pengendara yang melewati jalur tol Indralaya-Prabumulih," kata Eko.
Berkah bagi UMKM
Selain keuntungan bagi pemudik, keberadaan jalan tol juga memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM, khususnya UMKM di sekitar jalur cepat tersebut.
Herman, pelaku UMKM yang sebelumnya mencoba peruntungan dengan membuka usaha rumah makan di Jalan Lintas Sumatera juga merasakan dampak positif setelah berpindah ke Rest Area di KM 56A ruas Indralaya menuju Prabumulih.
Hutama Karya memberi solusi kepada pemilik usaha rumah makan yang terdampak tol untuk mengisi rest area jalan tol sehingga usaha mereka terus berlanjut dan sampai saat ini memberikan keuntungan yang cukup besar.
Kehadiran jalan tol tidak mematikan aktivitas perekonomian yang ada di wilayah sekitarnya, tapi justru menciptakan pusat perekonomian baru yang lebih besar bagi masyarakat Provinsi Sumatera Selatan.
"Sudah banyak tenant UMKM dengan jenis kuliner, pakaian hingga oleh-oleh yang mengisi rest area di Tol Indralaya-Prabumulih ini," ungkapnya.
Aktivitas usaha di jalur tol Indralaya-Prabumulih ini cukup ramai. Omzet yang didapat selama bulan suci Ramadhan mencapai puluhan juta dari menjual makanan untuk sahur dan berbuka puasa.
"Mudah-mudahan tahun ini omset lebih meningkat lagi mengingat sekarang saja mendekati masa mudik Lebaran sudah banyak pengendara yang melintas di jalur tol Indralaya-Prabumulih," ujar Herman.
Penetapan Tarif
Hutama Karya telah melakukan berbagai sosialisasi sebelum mengumumkan pemberlakuan tarif mulai 20 Februari 2024, pukul 12.00 WIB.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo menyampaikan bahwa sejumlah sosialisasi kepada pengguna jalan telah dilakukan selama masa beroperasi tanpa tarif lebih dari 5 bulan.
Sosialisasi tersebut dilakukan secara masif melalui berbagai kanal komunikasi, seperti media sosial, media luar ruang (spanduk, baliho, VMS), siaran pers perusahaan, hingga iklan radio dengan mendapatkan respons positif dari masyarakat.
Bahkan, ia juga mengingatkan, Karena jalan tol ini merupakan sambungan Jalan Tol Palembang - Indralaya, pengguna jalan diimbau untuk memastikan terlebih dahulu kecukupan saldo uang elektronik sebelum melintasi jalan tol untuk menghindari penumpukan antrian di gerbang tol.
Berdasarkan SK Menteri PUPR terkait penetapan tarif tol tersebut yaitu Indralaya - Prabumulih sebesar Rp85.000 untuk Golongan I, Rp127.500 untuk kendaraan Golongan II dan III, Rp170.000 Golongan IV dan V.
Sementara itu, akumulasi tarif Golongan I dari Palembang ke Prabumulih dan sebaliknya yaitu senilai Rp105.500 yang akan dilakukan transaksi di Gerbang Tol (GT) di Tol Palembang - Indralaya dan Tol Indralaya - Prabumulih.
Masyarakat diimbau untuk berkendara sesuai dengan tata tertib dan ketentuan yang berlaku di jalan tol. Berkendara dengan kecepatan minimum 60 km/jam, maksimum 100 km/jam dan tidak menggunakan bahu jalan kecuali dalam keadaan darurat.
Pengguna jalan diminta untuk segera beristirahat di tempat istirahat terdekat apabila merasa mengantuk, dan jika terdapat keluhan atau melihat tindak kejahatan yang ada di jalan tol untuk segera melapor ke Call Centre Tol Indralaya - Prabumulih di 62 811-2222-6363.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menikmati Jalan Tol Trans Sumatera ruas Indralaya-Prabumulih
Ruas jalan tol Indralaya - Prabumulih dioperasikan tanpa tarif mulai 30 Agustus 2023. Jalan Tol Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,5 kilometer ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (TTS) yang mencapai 2.800-an kilometer.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015, memberi amanat kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans-Sumatera.
Pembangunan jalan tol dalam rangka pengembangan kawasan di Pulau Sumatera tersebut akan menghubungkan Lampung hingga Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda yang panjang keseluruhannya mencapai 2.800-an kilometer dan ditargetkan beroperasi penuh pada 2024.
Berdasarkan data hingga Februari 2024, Jalan Tol Trans Sumatera telah beroperasi sepanjang 884,5 kilometer yang terdiri dari 15 ruas, yakni Bakauheni - Terbanggi Besar (141 km), Terbanggi Besar - Kayu Agung (189 km), Kayu Agung - Palembang - Betung (42,5 km), Belawan - Medan - Tanjung Morawa (43 km), Medan - Binjai (17 km), Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi (62 km), dan Palembang - Indralaya (22 km).
Ruas jalan tol lainnya, Sigli - Banda Aceh Seksi 2 - 6 (Seulimeum - Baitussalam) (49 km), Pekanbaru - Dumai (131 km), Pekanbaru - Bangkinang (31 km), Binjai - Tanjung Pura (39 km), Bengkulu - Taba Penanjung (17 km), Tebing Tinggi - Indrapura (20,4 km), Tebing Tinggi - Indrapura (20,4 km) serta Indralaya - Prabumulih (65 km).
Jalan tol Indralaya-Prabumulih dan jalan layang (flyover) Patih Galung Kota Prabumulih di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 26 Oktober 2023. Jalan tol tersebut sudah dibangun sejak 2019 dengan biaya sebesar Rp 12,5 triliun.
Dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 194/KPTS/M/2024 tentang Penetapan Tarif Jalan Tol Simpang Indralaya – Muara Enim Seksi Indralaya - Prabumulih, maka PT Hutama Karya (Persero) telah mengumumkan pemberlakuan tarif pada 20 Februari 2024 mulai pukul 12.00 WIB.
Dengan diberlakukannya peraturan tersebut maka pengguna jalan tol Indralaya - Prabumulih maupun sebaliknya dengan kendaraan Golongan I dikenai tarif Rp85.000, Golongan II dan III Rp127.500 dan Golongan IV Rp170.000.
Konektivitas
Dengan telah beroperasinya Jalan Tol Indralaya - Prabumulih maka akan dapat menjadi akses alternatif masyarakat Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, saat mudik Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriyah, dengan lebih cepat dan praktis.
Jalan Tol Indralaya - Prabumulih akan mempersingkat waktu tempuh Palembang-Prabumulih. Jika melewati jalan arteri bisa memakan waktu 2 jam lebih, sedangkan jika menggunakan jalan tol hanya sekitar 1 jam. Selain itu, juga mempersingkat waktu tempuh dari Prabumulih ke Bandara Mahmud Badaruddin II Palembang.
Tak heran, dengan waktu perjalanan yang lebih singkat tersebut membuat banyak pengendara, khususnya dari Kota Baturaja memilih jalur tol dibandingkan Jalan Lintas Sumatera untuk menuju Palembang.
Untuk mengakses jalan tol Prabumulih, masyarakat bisa masuk dari arah Kabupaten OKU dan OKU Selatan ke Prabumulih melalui gerbang tol di Desa Karangan, Kabupaten Muaraenim.
Kemudian, dari arah Indralaya dan Kota Palembang tinggal mengikuti penunjuk arah yang sudah disiapkan pengelola tol yakni PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya (HK).
Salah seorang warga Kota Baturaja, Eko, mengaku lebih memilih jalur tol untuk ke kampung halamannya di Kota Palembang karena waktu tempuh yang lebih cepat.
Selama melintas ruas jalan tol tersebut tidak ada kendala sehingga sangat nyaman dilintasi bersama keluarga. "Lebih aman dan bebas hambatan. Tidak banyak angkutan batu bara yang melintas," katanya.
Pengelola tol juga menyediakan dua tempat peristirahatan (rest area) yang semuanya sudah dilengkapi dengan fasilitas mushola, toilet dan tempat berbelanja yang menyediakan berbagai produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Rest area itu berada di KM 56A untuk ruas Indralaya menuju Prabumulih dan KM 56B untuk ruas Prabumulih menuju Indralaya.
Dengan adanya jalan tol dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena lebih efisien. "Meskipun tarif tol cukup mahal, namun banyak juga keuntungan lainnya yang didapat oleh pengendara yang melewati jalur tol Indralaya-Prabumulih," kata Eko.
Berkah bagi UMKM
Selain keuntungan bagi pemudik, keberadaan jalan tol juga memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM, khususnya UMKM di sekitar jalur cepat tersebut.
Herman, pelaku UMKM yang sebelumnya mencoba peruntungan dengan membuka usaha rumah makan di Jalan Lintas Sumatera juga merasakan dampak positif setelah berpindah ke Rest Area di KM 56A ruas Indralaya menuju Prabumulih.
Hutama Karya memberi solusi kepada pemilik usaha rumah makan yang terdampak tol untuk mengisi rest area jalan tol sehingga usaha mereka terus berlanjut dan sampai saat ini memberikan keuntungan yang cukup besar.
Kehadiran jalan tol tidak mematikan aktivitas perekonomian yang ada di wilayah sekitarnya, tapi justru menciptakan pusat perekonomian baru yang lebih besar bagi masyarakat Provinsi Sumatera Selatan.
"Sudah banyak tenant UMKM dengan jenis kuliner, pakaian hingga oleh-oleh yang mengisi rest area di Tol Indralaya-Prabumulih ini," ungkapnya.
Aktivitas usaha di jalur tol Indralaya-Prabumulih ini cukup ramai. Omzet yang didapat selama bulan suci Ramadhan mencapai puluhan juta dari menjual makanan untuk sahur dan berbuka puasa.
"Mudah-mudahan tahun ini omset lebih meningkat lagi mengingat sekarang saja mendekati masa mudik Lebaran sudah banyak pengendara yang melintas di jalur tol Indralaya-Prabumulih," ujar Herman.
Penetapan Tarif
Hutama Karya telah melakukan berbagai sosialisasi sebelum mengumumkan pemberlakuan tarif mulai 20 Februari 2024, pukul 12.00 WIB.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo menyampaikan bahwa sejumlah sosialisasi kepada pengguna jalan telah dilakukan selama masa beroperasi tanpa tarif lebih dari 5 bulan.
Sosialisasi tersebut dilakukan secara masif melalui berbagai kanal komunikasi, seperti media sosial, media luar ruang (spanduk, baliho, VMS), siaran pers perusahaan, hingga iklan radio dengan mendapatkan respons positif dari masyarakat.
Bahkan, ia juga mengingatkan, Karena jalan tol ini merupakan sambungan Jalan Tol Palembang - Indralaya, pengguna jalan diimbau untuk memastikan terlebih dahulu kecukupan saldo uang elektronik sebelum melintasi jalan tol untuk menghindari penumpukan antrian di gerbang tol.
Berdasarkan SK Menteri PUPR terkait penetapan tarif tol tersebut yaitu Indralaya - Prabumulih sebesar Rp85.000 untuk Golongan I, Rp127.500 untuk kendaraan Golongan II dan III, Rp170.000 Golongan IV dan V.
Sementara itu, akumulasi tarif Golongan I dari Palembang ke Prabumulih dan sebaliknya yaitu senilai Rp105.500 yang akan dilakukan transaksi di Gerbang Tol (GT) di Tol Palembang - Indralaya dan Tol Indralaya - Prabumulih.
Masyarakat diimbau untuk berkendara sesuai dengan tata tertib dan ketentuan yang berlaku di jalan tol. Berkendara dengan kecepatan minimum 60 km/jam, maksimum 100 km/jam dan tidak menggunakan bahu jalan kecuali dalam keadaan darurat.
Pengguna jalan diminta untuk segera beristirahat di tempat istirahat terdekat apabila merasa mengantuk, dan jika terdapat keluhan atau melihat tindak kejahatan yang ada di jalan tol untuk segera melapor ke Call Centre Tol Indralaya - Prabumulih di 62 811-2222-6363.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menikmati Jalan Tol Trans Sumatera ruas Indralaya-Prabumulih