Muaradua (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan membuka jalan alternatif di lokasi longsor di Desa Teluk Agung, Kecamatan Mekakau Ilir.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Selatan Heri Pramono di Muaradua, Jumat mengatakan bahwa identitas curah hujan tinggi menyebabkan longsoran tanah hingga menyebabkan terputusnya akses jalan di Desa Teluk Agung beberapa waktu lalu.
"Upaya ini merupakan langkah cepat agar arus lalulintas kendaraan kembali normal," katanya.
Dia menjelaskan, tim BPBD menurunkan alat berat untuk melakukan pemangkasan bukit di sekitar lokasi longsor.
Tindakan ini melibatkan pengerukan bukit dengan dimensi ketinggian 20 meter, panjang 30 meter, dan lebar tujuh meter agar terbuka akses alternatif baru.
Selain itu, di jalan yang baru dibuka itu juga dilakukan penaburan agregat sebanyak 15 meter kubik guna mengantisipasi longsor susulan.
"Langkah ini sebagai pencegahan erosi yang dapat mengancam jalur alternatif yang baru dibangun," ungkapnya.
Bahkan, pihaknya melakukan penyaluran aliran Sungai Teriti sepanjang 65 meter dengan lebar 8 meter karena sungai tersebut diduga kuat menjadi salah satu penyebab erosi pada dinding tebing yang kemudian memicu tanah longsor hingga merusak badan jalan sebelumnya.
"Kami juga mengingatkan kembali agar masyarakat, terutama yang tinggal di area perbukitan dan sepanjang aliran sungai untuk tetap waspada selama musim penghujan agar longsor tidak menelan korban jiwa," ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Selatan Heri Pramono di Muaradua, Jumat mengatakan bahwa identitas curah hujan tinggi menyebabkan longsoran tanah hingga menyebabkan terputusnya akses jalan di Desa Teluk Agung beberapa waktu lalu.
"Upaya ini merupakan langkah cepat agar arus lalulintas kendaraan kembali normal," katanya.
Dia menjelaskan, tim BPBD menurunkan alat berat untuk melakukan pemangkasan bukit di sekitar lokasi longsor.
Tindakan ini melibatkan pengerukan bukit dengan dimensi ketinggian 20 meter, panjang 30 meter, dan lebar tujuh meter agar terbuka akses alternatif baru.
Selain itu, di jalan yang baru dibuka itu juga dilakukan penaburan agregat sebanyak 15 meter kubik guna mengantisipasi longsor susulan.
"Langkah ini sebagai pencegahan erosi yang dapat mengancam jalur alternatif yang baru dibangun," ungkapnya.
Bahkan, pihaknya melakukan penyaluran aliran Sungai Teriti sepanjang 65 meter dengan lebar 8 meter karena sungai tersebut diduga kuat menjadi salah satu penyebab erosi pada dinding tebing yang kemudian memicu tanah longsor hingga merusak badan jalan sebelumnya.
"Kami juga mengingatkan kembali agar masyarakat, terutama yang tinggal di area perbukitan dan sepanjang aliran sungai untuk tetap waspada selama musim penghujan agar longsor tidak menelan korban jiwa," ujarnya.