Palembang (ANTARA) - Warga Desa Kenten Laut, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, menyatakan listrik desa yang dikembangkan PT PLN di desa tersebut pada Agustus 2023 dapat meningkatkan kualitas kehidupan.
"Setelah penantian selama 50 tahun atau setengah abad, akhirnya listrik PLN masuk juga ke desa kami. Dengan adanya listrik, anak-anak lebih nyaman belajar pada malam hari, dapat menikmati hiburan menonton siaran televisi, dan lebih produktif," kata Rusmin, seorang warga Desa Kenten Laut, Banyuasin, Kamis.
Dia mengatakan, warga di desanya selama ini mengandalkan penerangan dari genset, lampu teplok, dan lilin.
Dengan adanya listrik PLN masuk desa, menurut dia, dapat memberikan kenyamanan anak belajar pada malam hari dan mendorong warga lebih produktif dan kreatif memanfaatkan dan mengolah potensi sumber daya alam.
Selain itu, lanjut dia, dengan adanya listrik dari perusahaan milik negara itu dapat menambah rasa aman pada malam hari karena desa lebih terang.
"Melihat besarnya manfaat program listrik masuk desa yakni mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat di daerah perdesaan, diharapkan dapat terus dikembangkan hingga menyentuh semua masyarakat di Kabupaten Banyuasin dan daerah lainnya," ujarnya.
General Manager PT PLN Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (S2JB) Amris Adnan menjelaskan bahwa listrik desa Banyuasin itu menggunakan jaringan tegangan menengah sebesar 20 kilovolt dengan panjang 4,44 kilometer sirkuit (kms), serta jaringan tegangan rendah sepanjang 8,18 kms.
"Kami juga membangun tiga gardu distribusi. Pembangunan tersebut memiliki nilai investasi Rp3,55 miliar," ujarnya.
Pembangunan jaringan listrik tersebut menjangkau 73 kepala keluarga (KK) di Desa Kenten Laut, Banyuasin.
"Kami meminta warga Desa Kenten Lait agar menggunakan listrik seefisien mungkin dan membantu menjaga keamanan jaringan kabel dengan tidak menanam pohon yang menjulang tinggi, dan kegiatan lain yang dapat mengganggu arus listrik dan membahayakan keselamatan warga," ujar Amris.
Sebelumnya Asisten II Pemprov Sumsel Basarudin Achmad menjelaskan bahwa program listrik masuk desa telah berjalan dengan baik di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu.
Berdasarkan data, dari 3.500 desa di wilayah Sumsel sebesar 99 persen sudah teraliri listrik PLN, sedangkan desa yang belum dialiri listrik itu disebabkan berada di kawasan hutan lindung.
"Sesuai aturan, desa yang berada dalam kawasan hutan lindung harus memiliki izin khusus untuk memasang jaringan listrik sehingga memerlukan waktu untuk proses perizinan dan pembangunan jaringan kabelnya," ujar Basarudin.
"Setelah penantian selama 50 tahun atau setengah abad, akhirnya listrik PLN masuk juga ke desa kami. Dengan adanya listrik, anak-anak lebih nyaman belajar pada malam hari, dapat menikmati hiburan menonton siaran televisi, dan lebih produktif," kata Rusmin, seorang warga Desa Kenten Laut, Banyuasin, Kamis.
Dia mengatakan, warga di desanya selama ini mengandalkan penerangan dari genset, lampu teplok, dan lilin.
Dengan adanya listrik PLN masuk desa, menurut dia, dapat memberikan kenyamanan anak belajar pada malam hari dan mendorong warga lebih produktif dan kreatif memanfaatkan dan mengolah potensi sumber daya alam.
Selain itu, lanjut dia, dengan adanya listrik dari perusahaan milik negara itu dapat menambah rasa aman pada malam hari karena desa lebih terang.
"Melihat besarnya manfaat program listrik masuk desa yakni mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat di daerah perdesaan, diharapkan dapat terus dikembangkan hingga menyentuh semua masyarakat di Kabupaten Banyuasin dan daerah lainnya," ujarnya.
General Manager PT PLN Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (S2JB) Amris Adnan menjelaskan bahwa listrik desa Banyuasin itu menggunakan jaringan tegangan menengah sebesar 20 kilovolt dengan panjang 4,44 kilometer sirkuit (kms), serta jaringan tegangan rendah sepanjang 8,18 kms.
"Kami juga membangun tiga gardu distribusi. Pembangunan tersebut memiliki nilai investasi Rp3,55 miliar," ujarnya.
Pembangunan jaringan listrik tersebut menjangkau 73 kepala keluarga (KK) di Desa Kenten Laut, Banyuasin.
"Kami meminta warga Desa Kenten Lait agar menggunakan listrik seefisien mungkin dan membantu menjaga keamanan jaringan kabel dengan tidak menanam pohon yang menjulang tinggi, dan kegiatan lain yang dapat mengganggu arus listrik dan membahayakan keselamatan warga," ujar Amris.
Sebelumnya Asisten II Pemprov Sumsel Basarudin Achmad menjelaskan bahwa program listrik masuk desa telah berjalan dengan baik di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu.
Berdasarkan data, dari 3.500 desa di wilayah Sumsel sebesar 99 persen sudah teraliri listrik PLN, sedangkan desa yang belum dialiri listrik itu disebabkan berada di kawasan hutan lindung.
"Sesuai aturan, desa yang berada dalam kawasan hutan lindung harus memiliki izin khusus untuk memasang jaringan listrik sehingga memerlukan waktu untuk proses perizinan dan pembangunan jaringan kabelnya," ujar Basarudin.