Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan periode 2019--2020 Letnan jendral TNI (Purn) Terawan Agus Putranto menyatakan Letjen TNI Purn Doni Monardo sebagai sosok yang sigap merespons kejadian awal pandemi COVID-19 di kala pemerintah dihinggapi kendala anggaran.
"Mas Donny seorang prajurit yang patriot. Jiwa prajuritnya mengalir deras untuk ibu pertiwi. Semangatnya untuk kemanusiaan selalu membara seperti baret kebanggaannya," kata Terawan melalui juru bicara Oktafiandi di Jakarta, Senin.
Terawan mengisahkan pengalamannya bekerja sama dengan Donny Monardo saat COVID-19 menerjang Indonesia awal 2020.
Donny Monardo yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan COVID-19, kata Terawan, menyiapkan secara cepat segala instrumen intervensi yang dibutuhkan dengan mengedepankan kepentingan rakyat.
Di awal kasus kala itu, Kemenkes tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 dikarenakan kendala pagu anggaran yang terbatas dalam menyiapkan keperluan untuk pencegahan seperti masker, alat pelindung diri, disinfektan, dan lainnya, kata Terawan.
"Mas Donny melalui BNPB menyiapkan regulasi itu dengan dibentuknya gugus tugas, sehingga pagu anggaran bisa disiapkan oleh BNPB melalui Dana Siap Pakai (DSP) karena situasi bencana kesehatan. Mas Donny juga menyiapkan tempat isolasi di luar dari rumah sakit, seperti Wisma Atlet, dan lain sebagainya," katanya.
Selain itu, Terawan juga mengenang kepemimpinan Donny Monardo saat menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sebagai seorang pimpinan, kata Terawan, Donny Monardo kerap kali melakukan inspeksi langsung ke lapangan untuk memastikan semua arahan berjalan dengan semestinya.
"Bersama kami sering keliling Indonesia untuk memastikan pola pencegahan (COVID-19) berjalan dengan baik, serta pola penyembuhan di rumah sakit juga terlaksana dengan baik," katanya.
Terawan menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Doni Monardo di RS Siloam Semanggi Jakarta, Minggu (3/12).
"Mas Donny orang baik, saya turut berduka. Semoga semua amal ibadah beliau diterima dan diampuni segala dosanya, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," katanya.
"Mas Donny seorang prajurit yang patriot. Jiwa prajuritnya mengalir deras untuk ibu pertiwi. Semangatnya untuk kemanusiaan selalu membara seperti baret kebanggaannya," kata Terawan melalui juru bicara Oktafiandi di Jakarta, Senin.
Terawan mengisahkan pengalamannya bekerja sama dengan Donny Monardo saat COVID-19 menerjang Indonesia awal 2020.
Donny Monardo yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan COVID-19, kata Terawan, menyiapkan secara cepat segala instrumen intervensi yang dibutuhkan dengan mengedepankan kepentingan rakyat.
Di awal kasus kala itu, Kemenkes tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 dikarenakan kendala pagu anggaran yang terbatas dalam menyiapkan keperluan untuk pencegahan seperti masker, alat pelindung diri, disinfektan, dan lainnya, kata Terawan.
"Mas Donny melalui BNPB menyiapkan regulasi itu dengan dibentuknya gugus tugas, sehingga pagu anggaran bisa disiapkan oleh BNPB melalui Dana Siap Pakai (DSP) karena situasi bencana kesehatan. Mas Donny juga menyiapkan tempat isolasi di luar dari rumah sakit, seperti Wisma Atlet, dan lain sebagainya," katanya.
Selain itu, Terawan juga mengenang kepemimpinan Donny Monardo saat menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sebagai seorang pimpinan, kata Terawan, Donny Monardo kerap kali melakukan inspeksi langsung ke lapangan untuk memastikan semua arahan berjalan dengan semestinya.
"Bersama kami sering keliling Indonesia untuk memastikan pola pencegahan (COVID-19) berjalan dengan baik, serta pola penyembuhan di rumah sakit juga terlaksana dengan baik," katanya.
Terawan menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Doni Monardo di RS Siloam Semanggi Jakarta, Minggu (3/12).
"Mas Donny orang baik, saya turut berduka. Semoga semua amal ibadah beliau diterima dan diampuni segala dosanya, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," katanya.