Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang wilayah Samudera Pasifik, Biak Numfor, Papua dipicu aktivitas subduksi utara Papua.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi utara Papua," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust-fault).
Ia mengemukakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,45 lintang selatan 135,78 bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 34 km arah timur laut Supiori, Papua pada kedalaman 11 km.
Ia mengemukakan gempa yang terjadi pada Selasa pukul 14.12.15 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Supiori dengan skala intensitas III-IV MMI (modified mercally intensity), artinya pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Gempa juga terasa di daerah Biak dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Daryono menyampaikan hingga pukul 14.31 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi utara Papua," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust-fault).
Ia mengemukakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,45 lintang selatan 135,78 bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 34 km arah timur laut Supiori, Papua pada kedalaman 11 km.
Ia mengemukakan gempa yang terjadi pada Selasa pukul 14.12.15 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Supiori dengan skala intensitas III-IV MMI (modified mercally intensity), artinya pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Gempa juga terasa di daerah Biak dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Daryono menyampaikan hingga pukul 14.31 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.