Padang (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat telah melepasliarkan 16 owa ungko (Hylobates agilis) ke habitat baru.
Pelaksana Tugas Kepala BKSDA Sumatera Barat Lugi Hartanto di Kota Padang, Jumat, menyampaikan bahwa 16 owa ungko tersebut dilepaskan di delapan lokasi yang berbeda, tetapi tidak menyebutkan perincian lokasinya.
Menurut dia, sebanyak 16 owa ungko yang dilepaskan ke habitat baru terdiri atas satwa sitaan dan satwa serahan dari warga.
Sebelum dilepas ke habitat baru, ia mengatakan, owa ungko menjalani rehabilitasi selama beberapa tahun di fasilitas milik Yayasan Kalaweit Sumatera.
"Setelah rangkaian rehabilitasi selesai, 16 owa ungko dipindahkan ke area pelepasan untuk dikenalkan dengan habitat alami sebelum dilepasliarkan," katanya.
Ia mengatakan bahwa tenaga medis juga melakukan pemeriksaan untuk memastikan 16 owa ungko tersebut dalam keadaan sehat sebelum dilepas ke habitat baru.
Menurut dia, owa ungko yang telah dilepasliarkan kondisinya akan dipantau selama setahun ke depan untuk memastikan mereka bisa bertahan hidup di habitat yang baru.
"Monitoring pasca-pelepasliaran untuk memastikan owa ungko ini dapat beradaptasi secara penuh dan nyaman di rumah barunya," kata dia.
Lugi menyampaikan bahwa pelepasliaran owa ungko dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Menurut dia, pemilihan lokasi pelepasan owa ungko dilakukan berdasarkan kajian kesesuaian habitat yang dilakukan oleh BKSDA bersama Universitas Andalas dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat pada Maret 2023.
Dia mengatakan bahwa pemerintah berupaya menjaga kelestarian populasi owa ungko, yang terancam akibat perburuan liar.
"Keberadaan satwa ini sangat penting salah satunya sebagai pendistribusian biji-biji pohon di hutan untuk menjaga hutan tetap lestari," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala BKSDA Sumatera Barat Lugi Hartanto di Kota Padang, Jumat, menyampaikan bahwa 16 owa ungko tersebut dilepaskan di delapan lokasi yang berbeda, tetapi tidak menyebutkan perincian lokasinya.
Menurut dia, sebanyak 16 owa ungko yang dilepaskan ke habitat baru terdiri atas satwa sitaan dan satwa serahan dari warga.
Sebelum dilepas ke habitat baru, ia mengatakan, owa ungko menjalani rehabilitasi selama beberapa tahun di fasilitas milik Yayasan Kalaweit Sumatera.
"Setelah rangkaian rehabilitasi selesai, 16 owa ungko dipindahkan ke area pelepasan untuk dikenalkan dengan habitat alami sebelum dilepasliarkan," katanya.
Ia mengatakan bahwa tenaga medis juga melakukan pemeriksaan untuk memastikan 16 owa ungko tersebut dalam keadaan sehat sebelum dilepas ke habitat baru.
Menurut dia, owa ungko yang telah dilepasliarkan kondisinya akan dipantau selama setahun ke depan untuk memastikan mereka bisa bertahan hidup di habitat yang baru.
"Monitoring pasca-pelepasliaran untuk memastikan owa ungko ini dapat beradaptasi secara penuh dan nyaman di rumah barunya," kata dia.
Lugi menyampaikan bahwa pelepasliaran owa ungko dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Menurut dia, pemilihan lokasi pelepasan owa ungko dilakukan berdasarkan kajian kesesuaian habitat yang dilakukan oleh BKSDA bersama Universitas Andalas dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat pada Maret 2023.
Dia mengatakan bahwa pemerintah berupaya menjaga kelestarian populasi owa ungko, yang terancam akibat perburuan liar.
"Keberadaan satwa ini sangat penting salah satunya sebagai pendistribusian biji-biji pohon di hutan untuk menjaga hutan tetap lestari," katanya.