Wini, NTT (ANTARA) - Langit biru perlahan berbaur dengan warna jingga ketika perjalanan tiba di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini, Desa Humusu C, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (16/11). Matahari telah berada di kaki langit sebagai tanda akan segera kembali ke peristirahatannya setelah seharian menyinari kehidupan di bumi.

Sejenak kemudian, Tim Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengajak menelusuri tiap sudut kawasan perbatasan Indonesia  - Timor Leste di pesisir pantai utara Kabupaten TTU tersebut.

Mabuk darat akibat melintasi jalan berkelok-kelok setelah menempuh perjalanan sekitar 240 kilometer dari Kota Kupang menuju PLBN Wini selama hampir enam jam, seketika sirna. Panorama alamnya yang indah dan tenang, sangat memanjakan mata.

Di salah satu sudut PLBN Wini, terdapat pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia-Republik Demokratik Timor-Leste (RI-RDTL) Sektor Barat Yonkav 6/Naga Karimata.

Sementara dari kejauhan terlihat sekelompok muda-mudi tengah bermain voli di lapangan milik pos TNI Angkatan Darat. Mereka mengenakan kaos, celana pendek, sepatu dan sebagian bahkan bertelanjang kaki. Anak perempuan dan laki-laki berbaur di masing-masing tim.

Semangat mereka bermain bola voli tetap terpancar meski lapangan yang diplester warnanya sudah pudar, tidak mulus lagi. Para personel tentara yang tengah beristirahat,  tampak terhibur menikmati permainan bola voli anak-anak muda itu.

Seorang warga setempat bernama Daniel Keno mengungkapkan sekelompok muda-mudi ini tengah berlatih menjelang pertandingan yang diadakan oleh paroki setempat. Gereja Katolik di bawah naungan Keuskupan disebut paroki. Paroki menggambarkan pembagian wilayah jemaat gereja. Paroki menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah (kawasan) penggembalaan umat Katolik yang dikepalai oleh pastor atau imam.
“Ini kan ada kegiatan paroki antarlingkungan. Mereka latihan untuk pertandingan, karena sebentar lagi ada ulang tahun gereja,” ujar Daniel di pinggir lapangan.

Meski tidak ada pertandingan, sekelompok muda-mudi itu tetap bermain bola voli. Aktivitas ini sudah menjadi kebiasaan mereka setiap sore agar muda-mudi memiliki kegiatan dan hiburan. Hal ini pun atas seizin Dan SSK III Satgas Pamtas RI – RDTL Sektor Barat Yonkav 6 /NK Pos Wini, Kapten Kav Edianto Simangunsong.

Terlepas dari hal itu, Daniel menyampaikan aktivitas sore juga merupakan salah satu bentuk membangun kedekatan antara masyarakat dengan TNI yang bertugas menjaga PLBN Wini.

Di pinggir lapangan, tampak beberapa perempuan tengah bercengkerama. Tidak ada satu pun di antara mereka yang berbicara sambil memegang ponsel. Tawa dan senyum terpancar di sela-sela pembicaraan mereka. 

Masih di pinggir lapangan, terdapat stager oranye yang digunakan bocah-bocah bergelantungan. Mereka terlihat asyik bermain sembari menonton permainan bola voli.

Hari mulai gelap, mereka pun bergegas kembali ke rumah masing-masing. Lapangan yang tadinya penuh keceriaan, kini telah sepi. Suara jangkrik pun mulai menyambut senja. 


Durasi bermain ponsel

Di kawasan PLBN Wini selama ini sudah terlayani jaringan telekomunikasi. Sinyal operator telekomunikasi di daerah ini cukup kuat sehingga memudahkan masyarakat setempat berkomunikasi menggunakan telepon seluler (ponsel).

Namun demikian, anak-anak muda di tapal batas negara ini mampu meninggalkan kegiatan mereka dengan ponsel dengan berbagai aktivitas olahraga dan yang lain. Fenomena ini tentu tidak mudah ditemukan di kota-kota besar.

Menurut laporan "State of Mobile 2023" yang dipublikasi oleh firma riset pasar aplikasi data.ai (dulu App Annie), orang Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 5,7 jam per harinya menggunakan ponsel atau telepon genggam.
Dalam laporan itu, data.ai merinci perilaku pengguna internet di sejumlah negara untuk tahun 2022. Salah satunya soal rata-rata waktu yang dihabiskan ketika bermain telepon genggam.

Riset ini dibuat dengan menganalisis 10 pasar smartphone teratas. Rata-rata waktu yang dihabiskan warganet Indonesia untuk bermain telepon genggam pada 2022 ini menjadi angka penggunaan ponsel paling lama dalam empat tahun terakhir.

Data.ai mencatat, pada 2019, setiap orang Indonesia rata-rata menghabiskan 3,9 jam setiap harinya untuk bermain ponsel. Kemudian, pada 2020, waktu rata-ratanya meningkat hingga 5 jam per hari.

Lamanya rata-rata waktu yang dihabiskan orang Indonesia meningkat ke angka 5,4 jam per hari pada 2021, kemudian 5,7 jam per hari pada 2022.


Anak usia dini

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 33,44 persen anak usia dini berusia 0-6 tahun di Indonesia sudah bisa menggunakan ponsel pada 2022. Sementara, 24,96 persen anak usia dini di dalam negeri juga mampu mengakses internet.

Secara rinci, 52,76 persen anak usia 5-6 tahun telah menggunakan ponsel. Sedangkan, proporsinya di anak dengan rentang usia 0-4 tahun tercatat sebesar 25,5 persen. Di sisi lain, 39,97 persen anak usia 5-6 tahun sudah bisa mengakses internet. Lalu, hanya 18,79 persen anak usia 0-4 tahun di Indonesia yang mengakses internet.
BPS juga mencatat, proporsi anak usia dini yang menggunakan ponsel dan mengakses internet akan semakin tinggi seiring meningkatnya pengeluaran rumah tangga.

Di rumah tangga dengan pengeluaran 40 persen terbawah, proporsi anak usia dini yang menggunakan ponsel sebesar 30,28 persen. Sebanyak 32,36 persen anak usia dini di kelompok pengeluaran tersebut juga telah mengakses internet.

Kemudian, persentase anak usia dini yang menggunakan ponsel di kelompok pengeluaran 20 persen teratas sebesar 38,85 persen. Sebanyak 32,36 persen anak di kelompok pengeluaran itu juga telah mengakses internet.

10 provinsi dengan persentase kepemilikan handphone tertinggi pada 2022:

Kalimantan Timur: 82,37 persen
DKI Jakarta: 82,27 persen
Kep. Riau: 79,88 persen
Kalimantan Utara: 78,62 persen
Riau: 73,47 persen
Kep. Bangka Belitung: 73,16 persen
Kalimantan Tengah: 72,83 persen
Bali: 72,82 persen
Sulawesi Utara: 71,12 persen
Sulawesi Selatan: 71,10 persen

Semilirnya angin pesisir diuntai dengan panorama alam nan indah serta langit merona di tapal batas negara Indonesia - Timor Leste tampaknya mampu menghentikan aktivitas anak-anak muda di daerah ini bermain ponsel untuk beberapa lama dan mengisinya dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi kesehatan maupun jalinan sosial fisik mereka. 

Pewarta : Narda Margaretha Sinambela
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024