Palembang (ANTARA) - Direktur PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang Tri Saleh Wahyudi menyebutkan proyek pabrik Pusri III B lebih ramah lingkungan pada saat beroperasi atau setelah selesai pembangunan.
Tri saat sosialisasi rencana pembangunan pabrik Pusri III B di Palembang, Sabtu, mengatakan pabrik tersebut lebih ramah lingkungan, sebab untuk produksi amonia itu menggunakan teknologi KBR purifier. Sementara, untuk produksi urea itu digunakan teknologi ACES 21.
Selain itu, penggunaan Pabrik Pusri III B itu lebih efisien, karena rasio konsumsi gas bumi untuk produksi urea sebesar 23 dari 33 MMBTU per ton dan amonia sebesar 32 dari 42 MMBTU per ton.
"Teknologi yang digunakan untuk Pusri III B ini sama persis seperti di Pabrik Pusri II B dan terbukti ramah lingkungan. Sebab, dari teknologi tersebut, pabrik dapat menghemat konsumsi gas bumi sebesar 10 MMBTU per ton, baik produksi urea maupun amonia, dan tidak mengeluarkan aroma tidak menyedapkan," katanya.
Ia menjelaskan pabrik tersebut memiliki luas 8,8 hektare dan berkapasitas untuk amoniak 1.350 ton per hari atau 445.000 ton per tahun, lalu 2.750 ton urea per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pembangunan Pabrik Pusri III B itu menggunakan skema sindikasi dengan total nilai Rp9,31 triliun, dan asal sumber pendanaan 70 persen pinjaman dari delapan bank baik BUMN maupun BUMD, serta 30 persen dari perusahaan. Sehingga, nilai investasi dari proyek tersebut mencapai Rp10,52 triliun.
Pada tahap awal pembangunan proyek tersebut, empat pabrik lainnya milik Pusri, yaitu Pusri-III, Pusri-IV, Pusri-IB, dan Pusri-IIB tetap beroperasi. Namun, satu tahun sebelum proyek itu selesai, Pabrik Pusri III dan IV itu salah satunya akan dihentikan operasi, sebab produktivitasnya akan dialihkan ke Pabrik Pusri III B.
"Pembangunan Pabrik Pusri III B ini adalah untuk menggantikan Pusri III dan IV yang sudah lama beroperasi. Akan tetapi, kedua pabrik tersebut memiliki spesialisasi masing-masing, dan ternyata masih banyak peminatnya, maka akan dipertimbangkan untuk dioperasikan," kata Tri Wahyudi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dirut Pusri sebut Pabrik III B lebih ramah lingkungan saat beroperasi
Tri saat sosialisasi rencana pembangunan pabrik Pusri III B di Palembang, Sabtu, mengatakan pabrik tersebut lebih ramah lingkungan, sebab untuk produksi amonia itu menggunakan teknologi KBR purifier. Sementara, untuk produksi urea itu digunakan teknologi ACES 21.
Selain itu, penggunaan Pabrik Pusri III B itu lebih efisien, karena rasio konsumsi gas bumi untuk produksi urea sebesar 23 dari 33 MMBTU per ton dan amonia sebesar 32 dari 42 MMBTU per ton.
"Teknologi yang digunakan untuk Pusri III B ini sama persis seperti di Pabrik Pusri II B dan terbukti ramah lingkungan. Sebab, dari teknologi tersebut, pabrik dapat menghemat konsumsi gas bumi sebesar 10 MMBTU per ton, baik produksi urea maupun amonia, dan tidak mengeluarkan aroma tidak menyedapkan," katanya.
Ia menjelaskan pabrik tersebut memiliki luas 8,8 hektare dan berkapasitas untuk amoniak 1.350 ton per hari atau 445.000 ton per tahun, lalu 2.750 ton urea per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pembangunan Pabrik Pusri III B itu menggunakan skema sindikasi dengan total nilai Rp9,31 triliun, dan asal sumber pendanaan 70 persen pinjaman dari delapan bank baik BUMN maupun BUMD, serta 30 persen dari perusahaan. Sehingga, nilai investasi dari proyek tersebut mencapai Rp10,52 triliun.
Pada tahap awal pembangunan proyek tersebut, empat pabrik lainnya milik Pusri, yaitu Pusri-III, Pusri-IV, Pusri-IB, dan Pusri-IIB tetap beroperasi. Namun, satu tahun sebelum proyek itu selesai, Pabrik Pusri III dan IV itu salah satunya akan dihentikan operasi, sebab produktivitasnya akan dialihkan ke Pabrik Pusri III B.
"Pembangunan Pabrik Pusri III B ini adalah untuk menggantikan Pusri III dan IV yang sudah lama beroperasi. Akan tetapi, kedua pabrik tersebut memiliki spesialisasi masing-masing, dan ternyata masih banyak peminatnya, maka akan dipertimbangkan untuk dioperasikan," kata Tri Wahyudi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dirut Pusri sebut Pabrik III B lebih ramah lingkungan saat beroperasi